Anemia Hemolitik: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya
Jenis obat-obatan ini termasuk:
- Penisilin: Antibiotik ini mengobati infeksi dan masalah medis serius lainnya.
- Kina: Obat ini mengobati malaria.
- Methyldopa: Obat ini mengobati tekanan darah tinggi.
- Sulfonamida: Ini adalah obat anti-bakteri.
Beberapa jenis anemia hemolitik mungkin bersifat sementara dan akan membaik setelah beberapa bulan.
Namun, jenis lainnya bisa menjadi kondisi seumur hidup (kronis) dan mungkin berulang kali muncul dan menghilang seiring waktu.
Baca Juga: Fakta Seputar Sel Darah Merah yang Perlu Diketahui, Sudah Tahu?
Gejala Anemia Hemolitik
Terkadang, beberapa orang memiliki gejala ringan yang hilang setelah perawatan.
Dokter mungkin dapat menyembuhkan anemia hemolitik setelah mengetahui apa menyebabkan kondisi tersebut.
Namun, jika tidak diobati, anemia hemolitik yang parah dapat berakibat masalah yang lebih fatal, seperti penyakit jantung.
Dikutip dari Cleveland Clinic, gejala hemolitik bisa ringan atau lebih parah.
Beberapa juga bisa datang tiba-tiba atau berkembang seiring waktu.
Adapun gejala khas dari penyakit ini meliputi:
1. Penyakit Kuning
Kondisi ini mempengaruhi kulit, bagian putih mata (sklera) dan selaput lendir yang menyebabkannya menguning.
Penyakit kuning terjadi ketika seseorang memiliki kadar bilirubin yang tinggi yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah.
2. Sesak Napas (Dyspnea)
Dyspnea, atau sesak napas, adalah salah satu gejala yang bisa muncul ketika seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Kondisi ini sering terjadi pada anemia hemolitik, di mana sel darah merah rusak atau hancur lebih cepat dari pada tubuh dapat memproduksinya kembali.
3. Kelelahan
Kelelahan adalah sensasi lemah dan lesu yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Pada anemia hemolitik, kelelahan terjadi karena tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen yang dibutuhkan untuk energi.
4. Detak Jantung Cepat (Takikardia)
Kondisi ini terjadi ketika jantung berdetak lebih cepat dari yang seharusnya.
Pada anemia hemolitik, jantung berusaha memompa lebih banyak darah untuk kompensasi kurangnya oksigen dalam tubuh.
5. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Tekanan darah rendah bisa menjadi gejala atau kondisi anemia hemolitik.
Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah jauh lebih rendah dari yang diharapkan.
6. Darah dalam kencing (Hematuria)
Hematuria bisa menjadi gejala penyakit sel sabit, yang merupakan salah satu jenis anemia hemolitik.
Ini terjadi ketika sel darah merah rusak merusak dinding pembuluh darah kecil.
7. Pembesaran limpa atau hati
Hati dan limpa menyaring sel darah merah saat sel bergerak melalui tubuh.
Sel darah merah yang rusak atau sekarat terperangkap oleh limpa dan hati, yang menghancurkan sel-sel tersebut.
Limpa atau hati yang lebih besar dari biasanya mungkin merupakan tanda sel darah merah rusak.
Baca Juga: Mengenal Agranulositosis, Ketika Tubuh Tidak Cukup Memproduksi Sel Darah Putih
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.