05 Mei 2022

Memahami Penyebab Asma Bronkial dan Pilihan Pengobatannya

Bisa karena genetik dan faktor lainnya
Memahami Penyebab Asma Bronkial dan Pilihan Pengobatannya

Foto: Brisbanebulkbillingdoctor.com.au

Asma bronkial adalah sebutan lain dari asma, penyakit peradangan pada saluran pernapasan di paru-paru.

Penyakit ini dapat membuat sulit bernapas dan menurunkan kemampuan untuk melakukan beberapa aktivitas fisik yang terlalu berat.

Untuk memahami asma bronkial lebih lanjut, yuk simak pembahasannya!

Baca Juga: 8 Penyebab Sakit Kepala di Ubun-Ubun seperti Ditusuk

Penyebab Asma Bronkial

Mengenal Asma Alergi Penyebab dan Pengobatannya 02.jpg
Foto: Mengenal Asma Alergi Penyebab dan Pengobatannya 02.jpg (Medicalnewstoday.com)

Foto: Orami Photo Stock

Meskipun asma bronkial adalah kondisi yang umum, penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami.

Kemungkinan ada komponen genetik yang mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan penyakit ini.

Namun, bisa jadi faktor lingkungan tertentu juga memengaruhi kondisi ini.

Meski begitu, perubahan dalam tubuh yang menyebabkan gejala asma (penyempitan bronkus), atau produksi lendir berlebih dapat menjadi peyebab.

Ada juga berbagai faktor risiko asma bronkial yang diketahui.

Seperti kelebihan berat badan, serta banyak pemicu umum.

Mulai dari alergen seperti tungau debu dan jamur hingga olahraga dan infeksi pernapasan, seperti flu.

Beberapa hal yang kemungkinan jadi penyebab asma bronkial pada seseorang adalah:

1. Genetik

Asma bronkial dapat diturunkan dalam keluarga, yang berarti kondisi ini bersifat genetik.

Menurut studi pada 2015 di European Clinical Respiratory Journal, lebih dari 100 gen telah dikaitkan dengan asma alergi.

Sekitar 9 di antaranya terjadi karena reaksi kekebalan dan fungsi paru-paru.

Namun, keberadaan salah satu gen ini dalam DNA seseorang tidak menjamin mereka akan menderita asma.

Ini hanya berarti bahwa mereka berada pada peningkatan risiko.

Biasanya, asma baru akan berkembang jika ada paparan pemicu lingkungan tertentu.

2. Riwayat Dermatitis Atopik

Bayi yang menderita dermatitis atopik terkadang terus mengalami demam dan asma.

Terutama jika mereka mengalami mengi saat bayi.

Fenomena ini disebut sebagai atopi progresif.

Kemungkinan penyebabnya adalah “penghalang” zat pemicu alergi (alergen) kurang efektif pada anak-anak dengan eksim.

Inilah yang memungkinkan membuat anak dengan riwayat dermatitis atopik jadi lebih peka terhadap alergen.

Selain faktor genetik dan riwayat dermatitis atopik, beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko asma bronkial adalah:

  • Menderita infeksi pernapasan virus tertentu saat bayi atau kanak-kanak.
  • Terkena debu atau asap kimia di lingkungan.
  • Sedang atau pernah memiliki kebiasaan merokok, atau paparan rokok saat dalam kandungan.
  • Pernah terpapar polusi udara (khususnya ozon).
  • Kelebihan berat badan, yang dapat menyebabkan gejala yang lebih buruk dan kontrol kondisi yang kurang efektif.
  • Lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Napas Cepat pada Anak, Moms Wajib Tahu!

Pengobatan untuk Asma Bronkial

Amankah Menggunakan Inhaler Saat Hamil 3.jpg
Foto: Amankah Menggunakan Inhaler Saat Hamil 3.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Pengobatan untuk asma bronkial terbagi dalam empat kategori utama, yaitu:

  • Obat pereda cepat.
  • Obat kontrol jangka panjang.
  • Kombinasi obat pereda cepat dan obat kontrol jangka panjang.
  • Biologis, yang diberikan melalui suntikan atau infus biasanya hanya untuk asma yang parah.

Dokter akan merekomendasikan satu atau kombinasi perawatan berdasarkan jenis asma yang dialami, usia, dan hal yang jadi pemicu.

Rencana pengobatan mungkin juga termasuk mempelajari apa yang jadi pemicu, memantau gejala, dan mencegah kekambuhan.

Lebih jelasnya, berikut ini beberapa pilihan pengobatan untuk asma bronkial:

1. Obat Pereda Cepat

Obat-obatan ini hanya boleh digunakan jika terjadi gejala asma atau serangan.

Obat ini memberikan bantuan cepat untuk membantu bernapas lagi.

Contoh obat pereda cepat yang biasa digunakan adalah bronkodilator.

Obat ini bekerja dalam beberapa menit.

Untuk mengendurkan otot-otot yang tegang di sekitar saluran pernapasan dan mengurangi gejala dengan cepat.

Meskipun dapat diberikan secara oral atau disuntikkan, bronkodilator sering digunakan adalah yang bentuk inhaler atau nebulizer.

Obat ini dapat digunakan untuk mengobati gejala asma yang tiba-tiba atau digunakan sebelum berolahraga untuk mencegah kambuh.

Baca Juga: Kenali Cara Penularan DBD dan Pencegahannya yang Wajib Diperhatikan

2. Obat Pengontrol Asma Jangka Panjang

Obat-obatan ini diminum setiap hari untuk membantu mengurangi jumlah dan tingkat keparahan gejala asma bronkial.

Namun, obat-obatan tersebut tidak bisa mengatasi gejala serangan langsung.

Obat pengontrol asma jangka panjang meliputi:

  • Antiinflamasi

Diminum bersama inhaler, kortikosteroid, dan obat antiinflamasi lainnya untuk mengurangi pembengkakan dan produksi lendir.

  • Antikolinergik

Membantu mengendurkan otot-otot di sekitar saluran pernapasan.

Biasanya diminum setiap hari bersama obat antiinflamasi.

  • Bronkodilator kerja panjang

Ini hanya boleh digunakan dalam kombinasi dengan obat asma antiinflamasi.

Baca Juga: Yuk, Kenali Penyebab-Penyebab Asma pada Anak di Sini

3. Biologis

Dokter menggunakan biologis untuk mengobati asma bronkial parah yang tidak merespon obat lain atau pengobatan dengan kontrol pemicu.

Pengobatan ini bekerja dengan menargetkan antibodi spesifik dalam tubuh.

Ini mengganggu jalur yang mengarah ke peradangan penyebab asma.

Ada lima jenis obat biologis yang beredar di pasaran.

Obat-obatan ini perlu diberikan baik dengan suntikan atau infus oleh tenaga kesehatan.

4. Termoplasti Bronkus

Perawatan ini menggunakan elektroda untuk menghangatkan saluran udara di dalam paru-paru.

Ini membantu mengurangi ukuran otot di sekitarnya dan mencegahnya mengencang.

Prosedur invasif minimal ini dilakukan oleh dokter di klinik atau rumah sakit dan biasanya memakan waktu sekitar satu jam.

Termoplasti bronkial ditujukan untuk penderita asma parah.

Menurut studi pada 2018 di The Journal of Allergy and Clinical Immunology: In Practice, biasanya ini dapat meredakan gejala hingga 5 tahun.

Namun, karena ini adalah prosedur yang relatif baru, itu belum tersedia secara luas.

Penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menguji efektivitasnya dalam pengobatan asma bronkial.

Nah, itulah pembahasan mengenai asma bronkial. Mulai dari penyebab, hingga metode pengobatan yang tersedia.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Lidah Gatal, Hindari Makan Nanas Sebelum Dicuci!

Pada dasarnya, asma bronkial adalah penyakit kronis.

Hal yang bisa dilakukan adalah mengelola kondisi dengan baik.

Termasuk minum obat sesuai yang diresepkan dokter, dan menghindari hal-hal yang jadi pemicu.

Karena pemicu pada setiap orang berbeda-beda, Moms harus bisa mengenali pemicunya sendiri.

  • https://doi.org/10.3402/ecrj.v2.24643
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30193939/
  • https://www.verywellhealth.com/asthma-causes-and-risk-factors-4014328
  • https://www.verywellhealth.com/asthma-treatment-4014205
  • https://www.webmd.com/asthma/guide/bronchial-asthma
  • https://www.healthline.com/health/asthma

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb