14 Mei 2024

30 Bacaan Surat Pendek Alquran Lengkap untuk Bacaan Sholat

Ajarkan anak membaca dan memahami maknanya
30 Bacaan Surat Pendek Alquran Lengkap untuk Bacaan Sholat

Ketika sholat 5 waktu, sebagian besar orang lebih senang melafalkan bacaan surat pendek.

Hal ini tidaklah mengapa, apalagi jika surat-surat tersebut dibaca dengan tajwid yang benar.

Bacaan surat pendek dapat Moms temukan dalam Al-Qur'an juz ke 30 atau juz amma.

Surat-surat ini bisa dikenalkan kepada Si Kecil saat belajar menghafalkan Al-Qur'an.

Juga, bisa dibaca pada saat-saat tertentu untuk menambah amal ibadah.

Lantas, apa saja tadarus bacaan surat pendek yang bisa menjadi pilihan?

Cek selengkapnya di bawah ini, ya, Moms!

Baca Juga: 5 Cara Menerapkan Pola Asuh Positif pada Bayi agar Si Kecil Bahagia

Mengenal Juz Amma

Anak Mengaji
Foto: Anak Mengaji (Islamicphonicsreaders.com)

Juz Amma adalah juz 30 (terakhir) dalam Al-Qur'an.

Karena banyak surat yang memiliki ayat pendek, Juz Amma sering digunakan anak untuk belajar menghafal Al-Qur'an.

Di dalam Juz Amma, terdapat 37 bacaan surat pendek, diawali dengan surat An-Naba’ dan diakhiri oleh surat An-Naas.

Sebagian besar bacaan surat pendek ini merupakan surat Makkiyah atau surat yang diturunkan di kota Makkah.

Contoh surat Makiyyah, seperti surat Al-Ikhlas, Al-Kautsar, An-Naas, dan lain sebagainya.

Sementara itu, surat yang diturunkan di Madinah atau Madaniyah adalah surat Al-Bayyinah, surat Az-Zalzalah, dan surat An-Nasr.

Baca Juga: 14 Rekomendasi Buku Parenting, Bantu Orang Tua Mendidik Anak

Ciri bacaan surat pendek yang diturunkan di Makkah, yaitu terdiri dari ayat-ayat yang pendek.

Jenis bacaan surat pendek tersebut juga mempunyai tatanan kalimat yang indah dan enak didengar.

Isi suratnya juga menyentuh, dan memiliki deretan ayat yang bersifat kuat serta tidak terbantahkan.

Di sisi lain, karakteristik surat Madaniyah, yakni memiliki ayat yang panjang, serta memakai kalimat dan ungkapan yang menjelaskan syariat.

Bacaan surat pendek Madaniyah biasanya membahas tentang hukum, sehingga isinya sangat mendalam dan deskriptif.

Baca Juga: 8 Manfaat Jus Tomat untuk Kesehatan, Kecantikan, dan Ibu Hamil

Kandungan Juz Amma

Anak Mengaji di Masjid
Foto: Anak Mengaji di Masjid (Medium.com)

Di dalam Juz Amma terdapat 1 bacaan surat pendek yang memiliki ayat terbanyak, yaitu Surat An-Nazi’at.

Total ayat di dalam bacaan surat pendek An-Nazi'at adalah 46.

Sementara itu, surat dengan ayat paling sedikit di dalam Juz Amma, yaitu Al-Kautsar yang berjumlah 3 ayat.

Pilihan bacaan surat pendek tersebut dibacakan setelah surat Al-Fatihah saat melaksanakan sholat.

Juz Amma sendiri mempunyai pokok yang dibahas di tiap-tiap surat.

Misalnya, terdapat beberapa surat yang membahas keesaan Allah SWT, seperti dalam surat Al-Ikhlas.

Ada juga perintah kepada manusia untuk membaca (iqra) dan menulis, yaitu pada surat Al-Alaq.

Lalu, ada kisah tentang suatu kaum yang mendapat siksaan karena berbuat kufur, yaitu pada surat Al-Kafirun.

Baca Juga: Doa Kelancaran Berbicara Agar Anak Makin Percaya Diri

Pilihan Bacaan Surat Pendek dalam Juz Amma

Surat Pendek di Alquran
Foto: Surat Pendek di Alquran (Orami Photo Stocks)

Biasanya, surat dengan ayat yang sedikit dan bacaan surat pendek lebih mudah untuk dihafalkan.

Juz Amma yang dipenuhi banyak bacaan surat pendek menjadi pilihan yang baik bagi Si Kecil untuk menghafalkan Al-Qur'an.

Ada pun beberapa bacaan surat pendek dalam Juz Amma yang cukup mudah dihafal atau dibaca ketika shoat.

Berikut pilihan surat yang bisa dikenalkan pada Si Kecil:

1. Surat An-Nas

Qul A’uudzu birabbin-naas

Malikinnaaas

Ilaahin-naas

Min syarril waswaasil khannaas

Al Ladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas

Minal jinnati wannaas

Artinya:

"Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.

Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia'."

2. Surat Al-Falaq

Qul a'uzuu bi rabbil-falaq

Min syarri maa khalaq

Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab

Wa min syarrin naffaatsaati fiil ‘uqad

Wa min syarri haasidin idzaa hasad

Artinya:

“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki’.”

3. Surat Al-Ikhlas

Qul Huwallahu Ahad

Allahu sh-shamad

Lam yalid walam yuulad

Wa lam Yakun Lahu kufuwan ahad

Artinya:

"Katakanlah: ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia’.”

4. Surat Al-Lahab

Tabbat yadaa abii lahabiw watabb

Maa aghnaa ‘anhumaa luhu wa maa kasab

Sayashlaa naaran dzaata lahab

Waamra-atuhu hAmmaalatatal hatahab

Fii jiidihaa hablun min masad

Artinya:

"Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.

Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut."

5. Surat An-Nasr

Idzaa jaa-a nashrullahi wal fath

Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinillahi afwaajaa

Fasabbih bihamdi rabbika waastaghfir-hu, innahuu kaana tawwaabaa

Artinya:

"Apabila datang pertolongan Allah dan kemenangan,

Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah,

Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya.

Sungguh, Dia adalah Maha Penerima Tobat."

6. Surat Al-Kafirun

Qul yaa ayyuhaal kaafiruun

Laa a’budu maa ta’buduun

Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud

Walaa anaa ‘aabidum(n) maa ‘abadtum

Walaa antum ‘aabiduuna maa a’bud

Lakum diinukum waliya diin

Artinya:

"Katakanlah: 'Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah apa yang aku sembah.

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku'.”

7. Surat Al-Kautsar

Innaa a’thainaakal kautsar

Fashalli lirabbika wanhar

Innsyaani-aka huwal abtar

Artinya:

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.

Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.

Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."

8. Surat Al-Maun

Ara-aital-ladzii yukadz-dzibu biddiin

Fadzaalikal-ladzii yadu’-‘ul yatiim

Walaa yahudh-dhu ‘alaa tha’aamil miskiin

Fawailul(n)-lilmushalliin

Al ladziina hum ‘an shalaatihim saahuun

Al ladziina hum yuraa-uun

Wayamna’uunal maa’uun

Artinya:

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna."

9. Surat Al-Quraisy

Li-iilaafi quraisyin

Ilaafihim rihlatasy-syitaa-i wash-shaif

Falya’buduu rabba haadzal bait

Al ladzii ath’amahum minjuu’in wa aamanahum min khauf

Artinya:

"Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah).

Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan."

10. Surat Al-Fiil

Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi-ashhaabil fiil

Alam yaj’al kaidahum fii tadhliil

Wa-arsala ‘alaihim thairan abaabiil

Tarmiihim bihijaaratim(n) min sijjiil

Faja’alahum ka’ashfim(n) ma`kuul

Artinya:

"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?

Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?

Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,

yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,

lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."

11. Surat Al-Humazah

Wailul(n) likulli humazatil(n) lumazat

Al-ladzii jama’a maa law(n) wa’addadah

Yahsabu anna maa lahuu akhladah

Kallaa layunbadzanna fiil huthamat

Wamaa adraaka maal huthamat

Naarullahil muuqadat

Allatii tath-thali’u ‘alal af-idat

Innahaa ‘alaihim mu`shadat

Fii ‘amadim(n) mumad-dadat

Artinya:

"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,

dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,

sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.

Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.

Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang."

12. Surat Al-Asr

Wal ‘ashr(i)

Innal insaana lafii khusr(in)

Illal-ladziina aamanuu wa ‘amiluush-shalihaati wa tawaashau bilhaqqi wa tawaashaubish-shabr(i)

Artinya:

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."


13. Surat At-Takatsur

Al Haakumut takaatsur(u)

Hattaa zurtumul maqaabir(a)

Kallaa saufa ta’lamuun(a)

Tsumma kallaa saufa ta’lamuun(a)

Kallaa lau ta’lamuuna ‘ilmal yaqiin(i)

Latarawunnal jahiima(a)

Tsumma latarawunnahaa ‘ainal yaqiin(i)

Tsumma latus-alunna yaumaidzin ‘anin na’iim(i)

Artinya:

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.

Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.

Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,

dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin.

Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)."

14. Surat Al-a’la

Sabbihiisma rabbikal a’laa

Al-ladzii khalaqa fasawwaa

Wal ladzii qaddara fahadaa

Wal ladzii akhrajal mar-‘aa

Faja’alahuu ghutsaa-an ahwaa

Sanuqri-uka falaa tansaa

Illaa maa syaa-allahu innahu ya’lamul jahra wamaa yakhfaa

Wa nuyassiruka lilyusraa

Fa dzakkir in nafa’atidz-dzikraa

Sayadz-dzakkaru man yakhsyaa

Wa yatajannabuhaal asyqaa

Al-ladzii yashlannaaral kubraa

Tsumma laa yamuutu fiihaa walaa yahyaa

Qad aflaha man tazakkaa

Wa dzakaraasma rabbihii fashallaa

Bal tu`tsiruunal hayaataddunyaa

Wal-aakhiratu khairun wa-abqaa

Inna haadzaa lafiish-shuhufil uulaa

Shuhufi ibraahiima wamuusaa

Artinya:

"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),

dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput-rumputan,

lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman.

Kami akan membacakan (Al Quran) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa,

kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

Dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah, oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,

orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.

(Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka). Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.

Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa."

Baca Juga: Childfree dalam Islam, Bagaimana Hukumnya Menurut Agama?

15. Surat Al-Qari’ah

Al qoori’ah

Mal qoori’ah

Wamaa adrooka mal qoori’ah

Yauma yakuunun naasu kalfaroosil mabtsuuts(i)

Watakuunul jibaalu kal’ihnil manfuus(y)

Fa Ammaa man tsaqulat mawaazinuh(u)

Fahuwa fii’iisyatir raadhiyah

Wa Ammaa man khoffat mawaaziinuh

Fa ummuhuu haawiyah

Wa maa adrooka maa hiyah

Naa runhaa miyah

Artinya:

"Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?

Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.

Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas."

16. Surat Al-Adiyat

Wal’aadiyaati dhobhaa

Falmuuriyaati qodhaa

Falmughiirooti shubhaa

Fa atsarnabihii naq’aa

Fawasathna bihii jam’aa

Innal insaana lirobbihii lakanuud(un)

Wainnahuu ‘alaa dzaalika lasyahiid(un)

Wa innahuu lihubbil khoiri lasyadiid(un)

Afalaa ya’lamu idzaa bu’tsiro maa fil qubuur(i)

Wahusshila maa fish shuduur(i)

Inna robbahum bihim yaumaidzil lakhobiir(un)

Artinya:

"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),

dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi, maka ia menerbangkan debu,

dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,

dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,

dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.

Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,

sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka."

17. Surat Al-Zalzalah

Idzaa zulzilatil ardhu zilzaalahaa

Wa akhrojatil ardhu atzqoolahaa

Wa qoolal insaanu maa lahaa

Yaumaidzin tuhadditsu akhbaarohaa

Bianna robbaka auhaa lahaa

Yaumaidziy yashdurun naasu asytaatal liyuraw a’maalahum

Famay ya’mal mitsqoola dzaarotin khoiroy yaroh(u)

Wamay ya’mal mitsqoola dzarrotin syarroy yaroh(u)

Artinya:

"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat),

dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,

dan manusia bertanya: 'Mengapa bumi (menjadi begini)?', pada hari itu bumi menceritakan beritanya,

karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.

Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."

18. Surat Al Qadr

Innaa anzalnaahu fii lailatil qodr(i)

Wamaa adrookamaa lailatul qodr(i)

Lailatu qodri khoirum min alfi syahr(in)

Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu fiihaa bi idzni robbihim min kulli amr(in)

Salaamun hiya hattaa mathla’il fajr(i)

Artinya:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

19. Surat At-tin

Wattiini waz zaituun

Watuuri siiniin

Wahaadzal baladil amiin

Laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwiim

Tsumma rodadnaahu asfala saafiliin

Ilal ladziina aamanuu wa’amilus shoolihaati falahum ajrun ghoiru mamnuun

Famaa yukadzdzibuka ba’du bid diin

Alaisalloohu bi-ahkamil haakimiin

Artinya:

"Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?"

20. Surat Al-Alaq

Iqra’ biismi rabbikal ladzii khalaq

Khalaqal insaana min ‘alaq

Iqra’ warabbukal akram

Al-ladzii ‘allama bil qalam

‘Allamal insaana maa lam ya’lam

Kalaa innal insaana layathghaa

An ra-aahuustaghnaa

Inna ilaa rabbikarruj’aa

Ara-aital ladzii yanhaa

‘Abdan idzaa shallaa

Ara-aita in kaana ‘alal hudaa

Au amara bittaqwaa

Ara-aita in kadz-dzaba watawallaa

Alam ya’lam bi-annallaha yaraa

Kalaa la-il lam yantahi lanasfa’an binnaashiyat

Naashiyatin kaadzibatin khaathi-atin

Falyad’u naadiyah

Sanad’uzzabaaniyata

Kallaa laa tuthi’hu waasjud wa-aqtarib

Artinya:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.

Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan sholat, bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?

Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?

Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?

Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.

Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah,

sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)."


21. Surat Al-Bayinah

Lam yakunil ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina mungfakkiina hattaa ta’tiyahumul bayyinah

Rosuulum minalloohi yatluu suhufam muthohharoh

Fiiha kutubung qoyyimah

Wamaa tafarroqol ladziina uutul kitaaba illaa mim ba’dimaa jaa-athumul bayyinah

Wamaa umiruu illaa liya’budullaaha mukhlishiina lahuddiina hunafaa’a wa yuqiimushshalaata wa yu’tuzzakaata wa dzaalika diinul qayyimah

Innal ladziina kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina fii naari jahannama khoolidiina fiiha ulaa-ika hum syarrul bariyyah

Innal ladziina aamanuu wa’amilush shoolihaati ulaa-ika hum khoirul bariyyah

Jazaa-uhum ‘inda robbihim jannaatu ‘adnin tajrii min tahtihal anhaaru khoolidiina fiiha abadaa, rodhiyalloohu ‘anhum warodhuu ‘anhu dzaalika liman khosyiya robbah

Artinya:

Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran), di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.

Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

Allah rida terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."

Baca Juga: Mengenal 5 Tokoh Pewayangan untuk Edukasi Anak

22. Surat Al-Insyirah

Alam nasyroh laka shodrok

Wawadho’naa ‘anka wizrok

Alladzii ankqodho dhohrok

Warofa’naa laka dzikrok fa-inna ma’al ‘usri yusroo

Inna ma’al ‘usri yusroo fa-idzaa faroghta fangsob wa-ilaa robbika farghob

Artinya:

"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?

Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu?

Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."

23. Surat Ad-Duha

Waḍ-ḍuḥā

Wal-laili iżā sajā

Mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā

Wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā

Wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā.

A lam yajidka yatīman fa āwā

Wa wajadaka ḍāllan fa hadā

Wa wajadaka 'ā`ilan fa agnā

Fa ammal-yatīma fa lā taq-har

Wa ammas-sā`ila fa lā tan-har

Wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ.

Artinya:

"Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.

Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).

Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.

Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.

Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.

Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan."

24. Surat Al-Lail

Wal-laili iza yagsya

Wan-nahari iza tajalla

Wa ma khalaqaz-zakara wal-unsa

Inna sa’yakum lasyatta

Fa amma man ‘ata wattaqa

Wa saddaqa bil-husna

Fa sanuyassiruhu lil-yusra

Wa amma mam bakhila wastagna

Wa kazzaba bil-husna

Fa sanuyassiruhu lil-usra

Wa ma yugni ‘an-hu maluhu iza taradda

Inna ‘alaina lal-huda

Wa inna lana lal-akhirata wal-ula

Fa anzartukum naran talazza

La yaslaha illal-asyqa

Allazi kazzaba wa tawalla

Wa sayujannabuhal-atqa

Allazi yu’ti malahu yatazakka

Wa ma li ahadin indahu min ni’matin tujza

Illabtiga’a waj-hi rabbihil-a’la

Wa lasaufa yarda.

Artinya:

"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.

Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga),

maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.

Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.

Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk, dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia.

Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.

Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).

Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,

padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,

tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.

Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan."

25. Surat Asy-Syams

Wasy-syamsi wa duhaha

Wal-qamari iza talaha

Wan-nahari iza jallaha

Wal-laili iza yagsyaha

Was-sama’i wa ma banaha

Wal-ardi wa ma tahaha

Wa nafsiw wa ma sawwaha

Fa al-hamaha fujuraha wa taqwaha

Qad aflaha man zakkaha

Wa qad khaba man dassaha

Kazzabat tsamudu bitagwaha

Izimba’atsa asyqaha

Fa qala lahum rasulullahi naqatallahi wa suqyaha

Fa kazzabuhu fa ‘aqaruha fa damdama ‘alaihim rabbuhum bizambihim fa sawwaha

Wa la yakhafu ‘uqbaha

Artinya:

"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya,

dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

(Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas, ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,

lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: ('Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya'.

Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah),

dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu."

26. Surat At Thariq

Was sama'i wat-tariq

Wa ma adraka mat-tariq

An-najmus saqib

Ing kullu nafsil lamma 'alaiha hafiz

Falyanzuril-insanu mimma khuliq

Khuliqa mim ma'in dafiq

Yakhruju mim bainis-sulbi wat-tara' ib

Innahu ‘ala raj’ihi laqadir

Yauma tublas-sara`ir

Fa ma lahụ ming quwwatiw wa la nasir

Was-sama`i zatir-raj’

Wal-ardi zatis-sad’

Innahu laqaulun fasl

Wa ma huwa bil-hazl

Innahum yakiduna kaida

Wa akidu kaida

Fa mahhilil-kafirina am-hil-hum ruwaida

Artinya:

"Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?

(yaitu) bintang yang cahayanya menembus, tidak ada suatu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya.

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?

Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).

Pada hari dinampakkan segala rahasia, maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong.

Demi langit yang mengandung hujan dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan, sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil.

Dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau. Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.

Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.

Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar."


27. Surat Al Infitar

Idzaassamaau infatharat

Wa-idzaal kawaakibu intatsarat

Wa-idzaal bihaaru fujjirat

Wa-idzaal qubuuru b'tsirat

Alimat nafsun maa qaddamat wa-akhkharat

Yaa ayyuhaal-insaanu maa gharraka birabbikal kariim(i)

Al-ladzii khalaqaka fasawwaaka fa'adalak(a)

Fii ayyi shuuratin maa syaa-a rakkabak(a)

Kallaa bal tukadzdzibuuna biddiin(i)

Wa-inna 'alaikum lahaafizhiin(a)

Kiraaman kaatibiin(a)

Ya'lamuuna maa taf'aluun(a)

Innal-abraara lafii na'iimin

Wa-innal fujjaara lafii jahiimin

Yashlawnahaa yawmaddiin(i)

Wamaa hum 'anhaa bighaa-ibiin(a)

Wamaa adraaka maa yawmuddiin(i)

Tsumma maa adraaka maa yawmuddiin(i)

Yawma laa tamliku nafsun linafsin syai-an waal-amru yawma-idzil(n) lillaah(i)

Artinya:

"Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan menjadikan meluap,

dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.

Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.

Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),

mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan,

dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan.

Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu. Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah."

28. Surat Al Balad

Laa uqsimu bihaadzaa albalad

Wa-anta hillun bihaadzaa albalad

Wawaalidin wamaa walad

Laqad khalaqnaa al-insaana fii kabad

Ayahsabu an lan yaqdira ‘alayhi ahad

Yaquulu ahlaktu maalan lubada

Ayahsabu an lam yarahu ahad

Alam naj’al lahu ‘aynayn

Walisaanan wa syafatayn

Wahadaynaahu alnnajdayn

Falaa iqtahama al’aqabah

Wamaa adraaka maa al’aqabah

Fakku raqabatin

Aw ith’aamun fii yawmin dzii masghabah

Yatiiman dzaa maqrabah

Aw miskiinan dzaa matrabah

Tsumma kaana mina alladziina aamanuu watawaasaw bialshshabri watawaasaw bialmarhamah

Ulaa-ika ash-haabu almaymanah

Waalladziina kafaruu bi-aayaatinaa hum ash-haabu almasy-amah

‘Alayhim naarun mu' sadah

Artinya:

"Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah), dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini, dan demi bapak dan anaknya.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya?

Dan mengatakan: 'Aku telah menghabiskan harta yang banyak'.

Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?

Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir.

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.

Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,

atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir.

Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.

Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.

Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat."

29. Surat Al Ghasyiyyah

Hal ataaka hadiithu ghaasyiah

Wujuuhun yawmaidzin khaasyi’ah

‘Aamilatun naasiba

Tashlaa naaran haamiya

Tusqaa min ‘aynin aaniya

Laysa lahum tha’aamun illaa min dharii’in

Laa yusminu walaa yughnii min juu’in

Wujuuhun yawma-idzin naa’ima

Lisa’yihaa raadiya

Fii jannatin ‘aaliya

Laa tasma’u fiihaa laaghiya

Fiihaa ‘aynun jaariya

Fiihaa sururun marfuu’a

Wa-akwaabun mawdhuu’a

Wanamaariqu mashfuufa

Wazaraabiyyu mabtsuutsa

Afalaa yanzhuruuna ilaa al-ibili kayfa khuliqath

Wa-ilaa ssamaa-i kayfa rufi’ath

Wa-ilaa ajibaali kayfa nushibath

Wa-ilaa alardhi kayfa suthihath

Fadzakkir innamaa anta mudzakkir

Lasta ‘alayhim bimushaythir

Illaa man tawallaa wakafar

Fa yu'azzibuhullahul-'azabal-akbar

Inna ilaynaa iyaabahum

Tsumma inna ‘alaynaa hisaabahum

Artinya:

"Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?

Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka),

diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.

Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.

Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi,

tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna.

Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),

dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?

Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.

Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, tetapi orang yang berpaling dan kafir, maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.

Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka."

Baca Juga: 4 Manfaat Mengajarkan Anak Menabung

30. Surat Al Fatihah

Surat Al Fatihah juga seringkali dimasukkan dalam daftar surat pendek karena ayatnya hanya berjumlah tujuh.

Berikut ini bacaan surat Al Fatihah.

Bismillāhirraḥmānirraḥīm

Alḥamdu lillāhi rabbil'ālamīn

Ar raḥmānir raḥīm

Māliki yaumid dīn

Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn

Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm

Sirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ ḍāllīn

Artinya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Pemilik hari pembalasan.

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Tunjukilah kami jalan yang lurus.

(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Demikian beragam pilihan bacaan surat pendek yang bisa dicoba untuk dipraktikkan di rumah, atau dikenalkan kepada Si Kecil sejak dini.

Moms bisa mengenalkan bacaan surat pendek terlebih dahulu, dengan sering-sering membacanya bersama Si Kecil.

Dengan demikian, Si Kecil akan terbiasa dengan bacaan surat pendek sehingga mudah mengingatnya.

Cobalah untuk mengenalkan bacaan surat pendek kepada anak, dimulai dari yang sekiranya paling mudah.

Semoga Si Kecil menjadi anak yang saleh dan salihah, serta cinta dengan Al-Qur'an, ya!

  • http://repository.iainpurwokerto.ac.id/5370/
  • https://jagad.id/juz_Amma/
  • https://quran.kemenag.go.id/sura/112

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb