13 Mei 2024

Berhubungan setelah Haid dalam Masa KB, Apakah Tetap Aman?

Cari informasinya di sini, yuk Moms!
Berhubungan setelah Haid dalam Masa KB, Apakah Tetap Aman?

Pernahkah Moms bertanya apakah bisa tetap hamil jika berhubungan setelah haid dalam masa KB? Apakah Moms sudah menemukan jawabannya?

Jika belum, yuk simak penjelasan terkait berhubungan setelah haid dalam masa KB di bawah ini.

Moms, peluang hamil di masa setelah haid lebih kecil bagi sebagian besar wanita.

Kemampuan untuk hamil itu ajaib. Ini membutuhkan pertemuan antara sperma pria dengan sel telur wanita.

Begitu ovarium wanita melepaskan sel telur, sel telur hanya hidup antara 12 dan 24 jam. Sperma pria bisa hidup sekitar tiga hari.

Dilansir dari Healthline, siklus wanita biasanya 28 hari. Hari pertama adalah saat dia mulai menstruasi.

Seorang wanita biasanya berovulasi sekitar hari ke-14 (tetapi bisa juga sekitar hari ke-12, 13, atau 14).

Ovulasi adalah saat ovarium wanita melepaskan sel telur untuk pembuahan. Jika sperma tersedia di dalam rahim, kehamilan bisa terjadi.

Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai berhubungan setelah haid dalam masa KB? Simak artikel ini hingga akhir, yuk Moms!

Baca Juga: Keluarga Berencana (KB): Ketahui Tujuan, Manfaat, Metode KB yang Umumnya Digunakan

Berhubungan setelah Haid dalam Masa KB

Berhubungan Setelah Haid dalam Masa KB
Foto: Berhubungan Setelah Haid dalam Masa KB (Orami Photo Stock)

Lalu, bagaimana bila berhubungan setelah haid dalam masa KB?

Dilansir dari Kampung KB dari BKKBN, KB adalah cara yang aman dan efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan atau memang mengatur jarak kehamilan.

Sementara itu, metode KB yang digunakan bermacam-macam seperti suntik KB, IUD, susuk atau tindakan steril.

Kemudian, pilihan jenis KB juga dapat disesuaikan dengan keinginan Moms, kondisi klinis, kenyamanan, serta efek samping yang ditemukan.

Misal, berhubungan setelah haid dalam masa KB suntik 1 bulan. KB Ini merupakan jenis KB hormonal yang disuntikan secara rutin sebulan sekali.

Nah, setiap Moms yang menggunakan KB suntik 1 bulan maka harus kembali lagi ke bidan atau dokter kandungan untuk suntik KB 1 bulan.

Untuk awal suntikan, diberikan pada saat haid, walaupun demikian KB suntik ini dapat dilakukan kapan saja.

Setelah KB satu bulan disuntikkan, obat ini memerlukan waktu sekitar 7 hari untuk dapat mulai bekerja menunda kehamilan.

Sehingga dalam 7 hari pertama, sebaiknya akseptor KB menggunakan KB tambahan sebagai pelindung awal, seperti kondom ketika berhubungan seksual bersama Dads.

Sehingga, bila Moms berhubungan intim lebih dari 7 hari setelah suntik KB, maka tidak perlu suntik KB lagi.

Berhubungan setelah haid dalam masa KB adalah hal yang umum terjadi dalam kehidupan seksual. Namun, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:

  1. Efektivitas KB Hormonal: Ketika digunakan dengan benar, metode KB ini sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan dengan teliti untuk memaksimalkan efektivitasnya.
  2. Konsistensi: Keamanan berhubungan setelah haid saat menggunakan KB hormonal tergantung pada konsistensi dalam penggunaannya. Ini berarti Anda harus memastikan untuk mengonsumsi pil KB sesuai dengan jadwal yang ditentukan atau mendapatkan suntikan KB tepat waktu. .

Jika telah melakukan hal-hal yang disebutkan di atas, maka peluang hamil setelah haid dalam masa KB dikatakan kecil.

Dikatakan kecil, dan bukannya tidak hamil sama sekali adalah karena yang kemungkinan itu selalu ada.

Baca Juga: Mengenal KB Steril, Prosedur Kontrasepsi Cegah Kehamilan

Seberapa Cepat Berhubungan setelah Haid dalam Masa KB untuk Hamil?

Berhubungan setelah haid
Foto: Berhubungan setelah haid (Orami Photo Stocks)

Lantas, seberapa cepat Moms bisa hamil saat berhubungan setelah haid dalam masa KB?

Bila Moms sudah melepas KB, maka dibutuhkan waktu kurang lebih seminggu untuk bisa berhubungan kembali.

Sperma dapat hidup di dalam rahim hingga lima hari setelah berhubungan seks, dan kehamilan hanya dapat terjadi jika ada sperma di dalam rahim atau saluran tuba saat Moms berovulasi.

Bagi banyak wanita, ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus Moms.

Untuk wanita dengan siklus yang lebih pendek rata-rata 28-30 hari, masih ada kemungkinan kehamilan dapat terjadi jika Moms berhubungan seks selama menstruasi.

Misalnya, jika Moms berhubungan seks menjelang akhir haid dan Moms berovulasi lebih awal, Moms bisa hamil.

Menggunakan alat kontrasepsi, kondom, atau metode perlindungan lainnya selalu menjadi cara teraman untuk mencegah kehamilan.

Bagaimana ovulasi dan kehamilan bekerja?

Ovulasi terjadi ketika sel telur yang matang dilepaskan dari ovarium.

Sekitar sebulan sekali, telur matang dan dilepaskan ke tuba falopi. Kemudian menuju sperma yang menunggu di saluran tuba dan rahim.

Telur dapat hidup antara 12 dan 24 jam setelah meninggalkan ovarium. Sperma bisa tetap hidup hingga lima hari setelah berhubungan seks.

Implantasi sel telur, yang terjadi setelah pembuahan, biasanya dilakukan 6 sampai 12 hari setelah ovulasi.

Moms bisa hamil segera setelah haid, jika berhubungan seks menjelang akhir siklus Moms dan mendekati jendela subur Moms.

Di sisi lain, kemungkinan hamil tepat sebelum menstruasi terbilang cukup rendah, karena umumnya ovulasi terjadi setelah menstruasi.

Baca Juga: 13+ Pilihan Obat Pencegah Kehamilan dan Alat Kontrasepsi Paling Manjur


Mitos tentang Berhubungan Setelah Haid dalam Masa KB

KB IUD
Foto: KB IUD (Medicalnewstoday.com)

Jika membahas tentang berhubungan setelah haid dalam masa KB terdapat banyak mitos yang betebaran.

Mengutip dari Peacehealth, berikut beberapa mitosna:

1. Tidak Perlu Perlindungan Tambahan

  • Mitos

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa setelah haid dalam masa KB, risiko kehamilan menjadi sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali.

Sehingga, mereka mungkin merasa tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi tambahan.

Baca Juga: 15 Cara Bikin Suami Puas saat Berhubungan Badan, Praktikkan!

  • Fakta

Meskipun kemungkinan hamil lebih rendah selama masa haid, masih mungkin terjadi kehamilan jika berhubungan tanpa perlindungan.

Sperma dapat bertahan hidup dalam tubuh selama beberapa hari, dan siklus menstruasi setiap individu berbeda.

Oleh karena itu, tetap diperlukan metode kontrasepsi yang tepat jika Moms ingin menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.

2. Tidak Mungkin Hamil

  • Mitos:

Beberapa orang mungkin berpikir bahwa selama masa KB, terutama setelah haid, kehamilan adalah hal yang tidak mungkin terjadi.

  • Fakta:

Kehamilan selalu memungkinkan jika tidak ada metode kontrasepsi yang digunakan. Sperma dapat membuahi sel telur, bahkan selama masa KB.

Meskipun peluang hamil mungkin lebih rendah pada beberapa tahap siklus haid, risiko tetap ada.

Itu sebabnya penting untuk selalu menggunakan metode kontrasepsi yang sesuai.

Baca Juga: 10 Makanan Cepat Hamil, Cocok untuk Program Hamil, Catat Moms!

Menghilangkan kesalahpahaman tentang berhubungan setelah haid dalam masa KB penting untuk memastikan penggunaan metode kontrasepsi yang tepat.

Selalu konsultasikan dengan profesional medis atau ahli kesehatan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan Moms.

Saat Moms berhubungan setelah haid dalam masa KB maka tidak apa-apa dan boleh kapan saja, bahkan selama minggu menstruasi Moms atau minggu ketika Moms.

KB sendiri bekerja dengan mencegah ovarium melepaskan sel telur atau proses yang disebut ovulasi.

Jika ovulasi tidak terjadi, maka tidak ada sel telur untuk bergabung dengan sperma. Jika pembuahan tidak terjadi, maka Moms tidak bisa hamil.

Jadi meskipun Moms tidak minum pil selama seminggu, Moms terlindungi dari kehamilan.

Tidak usah risau lagi jika berhubungan setelah haid dalam masa KB.

  • https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/1381/intervensi/45128/pelayanan-kb#:~:text=Pengertian%20KB%20menurut%20UU%20No,peningkatan%20kesejahteraan%20keluarga%20kecil%2C%20bahagia
  • https://www.peacehealth.org/medical-topics/id/hw6961
  • https://www.nationwidechildrens.org/specialties/bc4teens/resources/birth-control-myths

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.