12 Januari 2024

7+ Persiapan dan Cara Konsultasi ke Psikolog, Pahami!

Apa saja persiapan sebelum ke psikolog?
7+ Persiapan dan Cara Konsultasi ke Psikolog, Pahami!

Berniat untuk berkunjung ke psikolog dalam waktu dekat? Jangan buru-buru, lebih baik kenali persiapan dan cara konsultasi ke psikolog yang benar.

Mempersiapkan beberapa hal sebelum berkunjung ke psikolog membuat Moms lebih mampu menghadapi situasi saat berkonsultasi.

Selain itu, dengan persiapan sebelum ke psikolog, kesuksesan terapi juga bisa meningkat tinggi.

Lantas, apa saja yang termasuk persiapan cara konsultasi ke psikolog? Cek di bawah ini, yuk!

Baca Juga: 25 Contoh Soal TKP CPNS untuk Tes Kepribadian, Simak Moms!

Persiapan dan Cara Konsultasi ke Psikolog

Melakukan beberapa persiapan sebelum ke psikolog bisa menjadi cara yang bagus untuk mengelola berbagai perasaan.

Hal ini juga membantu Moms memanfaatkan waktu sebaik mungkin selama sesi konsultasi.

Melansir Psychology Today, berikut ini beberapa persiapan sebelum ke psikolog yang bisa dilakukan:

1. Buat Catatan Kecil

Relaksasi
Foto: Relaksasi (Pixabay.com)

Luangkan waktu sejenak untuk bertanya pada diri sendiri apa yang ingin dicapai dalam terapi dengan psikolog.

Lebih baik lagi jika Moms tuliskan dalam buku catatan kecil untuk dibawa saat sesi.

Tidak apa-apa jika tujuan-tujuan yang Moms catat tidak sepenuhnya jelas.

Cara konsultasi ke psikolog yang satu ini bisa menjadi sesuatu yang Moms pecahkan bersama terapis nantinya.

Cara ini juga membantu memastikan terapi diarahkan pada tujuan yang paling relevan.

Bila perlu, luangkan waktu juga untuk menyiapkan setiap sesi berikutnya dengan merenungkan apa yang terjadi selama seminggu.

Pikirkan juga tentang apa yang paling ingin didiskusikan dalam janji temu mendatang.

Baca juga: 8 Tanda Moms Butuh Psikolog, Simak Berikut Ini!

2. Beri Tahu Orang Terdekat

Memberi tahu orang terdekat juga merupakan salah satu persiapan dan cara konsultasi ke psikolog yang diperlukan.

Ini dapat mengurangi kemungkinan rasa cemas tentang terapi dan mendapatkan dukungan.

Bisa jadi, beberapa orang terdekat memiliki pengalaman pergi ke psikolog sebelumnya.

Mereka mungkin bisa memberi saran dan pandangan yang bermanfaat untuk memotivasi.

Berbicara tentang terapi juga membantu mengurangi stigma terhadap pengobatan kesehatan mental.

Semakin Moms menghindari pembicaraan tentang kesehatan mental, semakin hal ini menjadi tabu.

3. Pergilah dengan Pikiran Terbuka

Cara Meditasi untuk Meningkatkan Fokus
Foto: Cara Meditasi untuk Meningkatkan Fokus (Orami Photo Stock)

Salah satu cara konsultasi ke psikolog yang tak kalah penting adalah menyiapkan pikiran untuk lebih terbuka dari sebelumnya.

Terkadang, seorang psikolog belum tentu cocok untuk Moms, seperti halnya pergi ke dokter untuk pengobatan fisik.

Namun, di sisi lain, dibutuhkan beberapa sesi untuk membangun hubungan yang nyaman.

Oleh karena itu, penting untuk mencoba memikirkan apakah penyebab dari ketidaknyamanan awal yang mungkin dirasakan.

Apakah itu disebabkan oleh tubuh yang kurang fit atau hanya karena proses pengenalan yang belum terjalin dengan baik?

Jadi, jangan takut untuk memaksakan diri untuk duduk dengan perasaan tidak nyaman, terutama pada awal sesi.

Baca Juga: 9 Titik Akupuntur Tangan, Bisa Redakan Sakit Perut dan Stres

4. Hindari Khawatir Berlebihan

Salah satu hal yang membuat cemas sebagai persiapan cara konsultasi ke psikolog adalah apa yang harus dikatakan selama sesi.

Namun, tenang saja, karena memimpin percakapan dan mengajukan pertanyaan yang tepat adalah tugas dari psikolog.

Moms dapat membantu prosesnya dengan melakukan refleksi pribadi terlebih dahulu dan mengungkapkan tujuan yang ingin dicapai.

Meski begitu, sebenarnya psikolog juga akan membantu dengan hal ini.

Jadi, yang perlu Moms lakukan adalah menyiapkan mental dan pikiran serileks mungkin.

5. Jadwalkan Waktu untuk Diri Sendiri setelah Sesi

Relaksasi Tambah Tingkat Kecemasan
Foto: Relaksasi Tambah Tingkat Kecemasan (Freepik.com)

Setelah janji temu dengan psikolog, usahakan untuk tidak menjadwalkan kegiatan apapun.

Luangkanlah waktu untuk diri sendiri (me time). Misalnya, sekadar berjalan-jalan di luar atau minum kopi di kafe favorit.

Sesi terapi dapat menguras emosi sehingga penting untuk memberi diri sendiri waktu untuk memproses.

Hal ini tidak berbeda dengan mendapatkan pijatan otot, di mana Moms mungkin merasa sakit sepanjang hari, tetapi selama minggu berikutnya akan terasa lebih baik.

Jadi, bersikaplah lembut pada diri sendiri. Biarkan emosi muncul ke permukaan dan jangan menghakimi diri sendiri.

Baca juga: 5 Cara Berpikir Positif untuk Mencegah Stres Sebagai Seorang Ibu


6. Siapkan Tujuan Terapi

Cara konsultasi ke psikolog adalah dengan menguraikan tujuan terapi yang jelas dan apa yang diinginkan.

Alasan setiap orang bersifat pribadi, dan tidak ada alasan benar atau salah untuk pergi terapi.

Cobalah untuk memahami apa yang membawa Moms ke terapi dan bagaimana melakukannya.

Jika pernah ke terapi sebelumnya, pertimbangkan apa yang disukai dari terapis sebelumnya.

Terapi paling produktif adalah dengan mengetahui apa yang paling membebani dan diharapkan untuk dicapai dari konsultasi psikologi.

Misalnya, jika merasa tidak termotivasi dan tidak bahagia akhir-akhir ini, luangkan waktu untuk mempertimbangkan mengapa merasa seperti itu.

7. Berusaha Berkata Jujur

Konsultasi dengan Psikolog
Foto: Konsultasi dengan Psikolog (Thebalance.com)

Ingatlah bahwa kejujuran adalah yang terpenting untuk terapi yang berhasil.

Hal ini agar terapis dapat membantu, mereka perlu tahu apa yang sedang Moms alami.

Terapis yang benar adalah tidak akan menghakimi apapun yang diutarakan Moms selama sesi berlangsung.

Psikolog berguna untuk membantu orang meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan, bukan untuk memperburuk keadaan.

Terapi juga kemungkinan akan menekankan kerahasiaan.

Artinya, semua terapis terikat secara etis untuk melindungi informasi yang dibagikan dengan mereka.

Selama pertemuan pertama, terapis akan dengan jelas menjelaskan kerahasiaan dan batasannya.

Jika mereka tidak menyebutkannya, Moms dapat menanyakannya kepada mereka.

Baca Juga: Perbedaan Psikolog dan Psikiater, Tentukan Pakar yang Tepat untuk Berkonsultasi

8. Pahami Bahwa Menangis Normal Ketika Sesi Berlangsung

Studi pada 2018 di jurnal Personality and Social Psychology Bulletin menunjukkan, orang dengan harga diri rendah cenderung memilih teman yang merendahkan mereka.

Tak jarang, mereka akan lebih sering mengutarakan emosi ketika sesi berlangsung.

Ketahui bahwa normal untuk menangis selama sesi konsultasi psikologi.

Cara konsultasi ke psikolog adalah mengetahui bahwa menangis adalah pelepasan yang bagus untuk tubuh dan tidak boleh dilihat sebagai kelemahan.

Kita semua berada dalam perjalanan emosional yang unik yang membutuhkan berbagai emosi.

Menangis harus dinormalisasi dalam terapi dan dalam kehidupan secara umum.

Manfaat menangis juga bisa melepaskan rasa sedih dan emosional yang mendalam dalam diri, lho.

9. Jangan Harapkan Hasil yang Instan

Gejala Kecemasan
Foto: Gejala Kecemasan (Helpguide.org)

Selain sedikit cemas tentang sesi terapi pertama, Moms mungkin juga merasa bersemangat, bukan?

Bagaimanapun, Moms ingin merasa lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Ini adalah sikap yang baik yang akan membuat tetap termotivasi bahkan ketika konsultasi terasa sulit dilakukan.

Sangat penting untuk memiliki harapan yang realistis untuk proses konsultasi psikologi.

Sama seperti penyakit fisik, gangguan mental pun membutuhkan waktu lama untuk sembuh secara sempurna.

Ketahuilah bahwa cara konsultasi ke psikolog membutuhkan waktu yang lama dan tidak instan.

Dengan demikian, perlu berkali-kali mengunjungi psikolog online atau tatap muka agar hasilnya optimal.

Baca Juga: Setelah Melahirkan Perasaan Tidak Enak? Ini Kata Psikiater!

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berkunjung ke Psikolog?

Membuat janji temu dan bahkan melakukan persiapan sebelum ke psikolog adalah suatu keberhasilan.

Sebab, tidak semua orang berhasil memahami cara konsultasi ke psikolog.

Masalah kesehatan mental sering kali tidak tertangani, karena tidak tahu kapan harus mencari bantuan ahli.

Jika Moms merasa sedang berada di fase ini, beberapa “sinyal” berikut ini bisa jadi waktu yang tepat cara konsultasi ke psikolog:


1. Mengalami Kesulitan Mengatur Emosi

Tips Mengatasi Mudah Emosional
Foto: Tips Mengatasi Mudah Emosional (Orami Photo Stocks)

Emosi yang tidak nyaman, seperti kecemasan dan kemarahan, terkadang sulit dikendalikan.

Psikolog dapat membantu menemukan teknik manajemen emosi yang cocok atau mempraktikkan strategi pengurangan kecemasan.

Meluapnya emosi ini adalah salah satu tanda butuh ke psikolog baik secara tatap muka ataupun online.

Cara konsultasi ke psikolog ini pun akan hadir dalam berbagai rupa, baik dari sesi terapi ataupun pengobatan yang ditempuh.

Pengobatan akan didasarkan pada riwayat dan pengalaman yang dialami penderitanya.

Jadi, setiap orang tentu bisa saja mengalami perawatan yang berbeda serta efek samping yang ditimbulkan.

2. Gangguan Nafsu Makan

Mungkin ada saat-saat ketika Moms tidak menyadari bahwa Moms sedang stres.

Tetapi ada perubahan besar dalam nafsu makan atau kebiasaan tidur.

Beberapa orang kehilangan nafsu makan atau justru makan lebih banyak ketika mereka berjuang secara emosional.

Gangguan nafsu makan ini bisa saja membuat penurunan berat badan atau sebaliknya, berpotensi obesitas.

Nafsu makan yang tak menentu ini dapat mempengaruhi imunitas tubuh dan kesehatan mental.

3. Berkurangnya Kualitas Tidur

Gangguan Tidur
Foto: Gangguan Tidur (Chronobiology.com)

Hal yang sama berlaku juga pada kebiasaan tidur dalam bagian cara konsultasi ke psikolog.

Beberapa orang mungkin menghabiskan malam tanpa tidur sementara yang lain tidur terlalu banyak.

Jika Moms mengalaminya, bisa jadi ini waktu yang tepat untuk buat janji temu dan melakukan persiapan sebelum ke psikolog.

Beberapa terapi dengan psikolog dapat bermanfaat bagi orang yang mengalami insomnia kronis.

Terapi perilaku kognitif misalnya, menggunakan berbagai strategi untuk membantu orang melatih diri agar tidur lebih nyenyak.

Hal ini juga dibuktikan dalam studi pada 2012 di jurnal BMC Family Practice.

4. Kehidupan Sosial Buruk

Terkadang, kurangnya kehidupan sosial adalah gejala dari masalah yang lebih besar, seperti gangguan kecemasan.

Jika Moms merasa hubungan dengan orang terdekat menjadi semakin buruk, pergi ke psikolog bisa jadi solusi.

Seorang psikolog dapat membantu menemukan orang yang dapat dihubungi.

Mereka mungkin juga mengajari keterampilan untuk meningkatkan kehidupan sosial atau membantu menemukan mengapa kehidupan sosial memburuk.

Bisa jadi Moms hanya belum mengelilingi diri dengan orang-orang yang tepat.

Baca juga: Penyebab Mental Breakdown, Bisa Karena Tekanan Pekerjaan!

Itulah pembahasan mengenai persiapan sebelum cara konsultasi ke psikolog dan tips menemukan waktu yang tepat untuk mencari bantuan ahli.

Semoga membantu, ya, Moms!

  • https://bmcfampract.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2296-13-40
  • https://doi.org/10.1177%2F0146167218802837
  • https://www.psychologytoday.com/intl/blog/millennial-mental-health-tools/202105/how-prepare-your-first-therapy-session
  • https://www.verywellmind.com/how-to-know-when-it-s-time-to-see-a-therapist-5077040

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb