25 Februari 2022

Manfaat Obat Cilostazol untuk Mengatasi Nyeri dan Kram pada Kaki

Apa khasiat obat cilostazol?
Manfaat Obat Cilostazol untuk Mengatasi Nyeri dan Kram pada Kaki

Tahukah Moms fungsi dari obat cilostazol? Obat ini seringkali diresepkan oleh dokter sebagai obat untuk mengatasi nyeri pada kaki yang pada sebagian besar kasus disebabkan oleh gangguan peredaran darah seperti penyakit arteri perifer.

Arteri perifer adalah tersumbatnya aliran akibat penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini dapat sangat mengganggu aktivitas setiap harinya.

Maka dari itu, diagnosis dini serta mendapatkan pengobatan secepat mungkin dapat mempercepat proses penyembuhannya.

Sebelum melakukan pengobatan, penting untuk mengenali informasi terkait obat tersebut.

Untuk itu, simak ulasan berikut tentang obat cilostazol ini, Moms!

Baca Juga: Kenali Obat Methylergometrine: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Apa Fungsi Cilostazol?

apa fungsi cilostazol?
Foto: apa fungsi cilostazol?

Foto: drugs.com

Cilostazol Merupakan obat antiplatelet (mencegah penggumpalan darah) dan vasodilator (melebarkan pembuluh darah).

Umumnya obat ini digunakan untuk mengatasi gejala-gejala gangguan aliran darah tertentu di kaki.

Gangguan ini biasa disebut dengan klaudikasio intermiten, yaitu suatu kondisi nyeri akibat sirkulasi darah tidak lancar.

Kondisi klaudikasio dapat memicu rasa nyeri dan kram di kaki yang disebabkan karena terlalu sedikit oksigen yang masuk ke otot. Biasanya ini terjadi saat sedang berolahraga atau berjalan-jalan.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Canadian Journal of Cardiology, cilostazol telah diuji klinis dapat menurunkan klaudikasio dan dapat meningkatkan kemampuan berjalan dengan lebih baik pada penderita arteri perifer.

Dosis dan Penggunaan Cilostazol

Dosis dan Penggunaan Cilostazol
Foto: Dosis dan Penggunaan Cilostazol

Foto: Unsplash.com

Untuk penggunaan obat ini, ikuti semua petunjuk dan panduan pengobatan sesuai resep yang diberikan dokter.

Cilostazol biasanya diminum 2 kali sehari dengan perut kosong pada waktu sekitar 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Obat ini diminum pada waktu yang sama setiap harinya.

Metode pengobatan mungkin akan memerlukan waktu hingga 12 minggu sebelum gejala membaik.

Sampai saat itu, tetap gunakan obat sesuai petunjuk. Beri tahu dokter jika gejala tidak membaik setelah 3 bulan pengobatan.

Baca Juga: Amfetamin, Obat Golongan Psikotropika yang Bantu Atasi ADHD

Efek Samping Cilostazol

Efek Samping Cilostazol
Foto: Efek Samping Cilostazol (Pixabay.com)

Foto: Orami Photo Stock

Ketika mendapatkan resep obat ini dari dokter, artinya dokter telah menilai bahwa manfaat obat ini lebih besar dalam mengatasi masalah yang dialami dibandingkan dengan risiko efek sampingnya.

Umumnya penggunaan obat ini tidak menimbulkan efek samping tingkat serius.

Namun, tidak menutup kemungkinan beberapa efek samping obat cilostazol di bawah ini dapat terjadi.

  • Diare
  • Buang air besar yang tidak normal
  • Sakit kepala dan sakit punggung
  • Detak jantung cepat atau berdebar

Selanjutnya ada beberapa efek samping serius yang harus sesegera mungkin mendapatkan perawatan medis.

Segera hubungi dokter jika Moms atau Dads mengalami ini:

  • Reaksi alergi, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Nyeri dada
  • Kepala pusing, seperti akan pingsan
  • Demam dan menggigil
  • Batuk berdarah
  • Mudah memar dan timbul bintik-bintik ungu atau merah di bawah kulit
  • Pendarahan yang tidak biasa
  • Serangan jantung

Baca Juga: 7 Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak, Perlu Diperhatikan, Nih Moms!

Interaksi Obat Cilostazol

Interaksi Obat Cilostazol
Foto: Interaksi Obat Cilostazol

Foto: Unsplash.com

Adanya interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat dan bahkan meningkatkan risiko efek samping yang serius.

Saat akan melakukan pengobatan dengan cilostazol, catat semua daftar produk yang telah digunakan.

Termasuk obat dokter, hingga produk pengobatan herbal. Lalu, berikan pada dokter atau apoteker guna menghindari adanya interaksi obat.

Perlu untuk diingat bahwa jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apa pun tanpa persetujuan dari dokter.

Adapun beberapa jenis obat yang dapat memicu interaksi ringan obat cilostazol, antara lain:

  • Astemizole
  • Cisapride
  • Clozapine
  • Dyphylline
  • Ginkgo biloba
  • Lopinavir
  • Midazolam
  • Saquinavir
  • Terfenadine
  • Theophylline
  • Triazolam
  • Verteporfin
  • Herparin atau warfarin
  • Aspirin

Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi Cilostazol

Moms yang menderita gagal jantung tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat cilostazol, sebab hal tersebut dapat memperburuk kondisi yang dialami.

Beberapa kondisi lainnya yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, meliputi:

  • mengalami pendarahan (pendarahan pada otak atau mata),
  • mengalami kondisi penyakit hati atau ginjal,
  • memiliki alergi pada obat,
  • penyakit darah (hemofilia),
  • penyakit jantung (nyeri dada, serangan jantung)
  • stroke,
  • gangguan ginjal, dan
  • merokok.

Selain itu, Moms yang sedang hamil atau merencanakan hamil, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter, meskipun belum diketahui apakah obat ini akan berbahaya bagi janin.

Sebagai tambahan, jangan mengonsumsi obat ini bila Moms sedang dalam masa menyusui.

Baca Juga: Kenali Obat Antibiotik Cefotaxime: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Cara Menyimpan Obat Cilostazol

Cara Menyimpan Obat Cilostazol
Foto: Cara Menyimpan Obat Cilostazol

Foto: Unsplash.com

Simpan obat ini di dalam wadah yang tertutup rapat. Penting untuk menjauhkan semua obat dari jangkauan anak-anak.

Sebaiknya simpan obat ini pada suhu kamar dan jauhkan dari sinar matahari, serta kelembapan berlebih.

Jika obat sudah tidak digunakan, jangan langsung membuangnya secara sembarangan guna mencegah orang lain atau hewan untuk mengonsumsinya.

Baca Juga: Begini Cara Pertolongan Pertama pada Overdosis, Wajib Tahu!

Overdosis Obat Cilostazol

Overdosis Obat Cilostazol
Foto: Overdosis Obat Cilostazol

Foto: Orami Photo Stock

Overdosis obat ini dapat menimbulkan gejala-gejala berupa:

  • Sakit kepala parah
  • Pusing
  • Pingsan
  • Diare
  • Kesulitan bernapas
  • Kejang
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur

Hal yang perlu segera mungkin dilakukan saat mengalami overdosis obat ini adalah mengunjungi rumah sakit guna mendapatkan perawatan yang efektif.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Melewatkan Satu Dosis?

Apa yang Harus Dilakukan jika Melewatkan Satu Dosis
Foto: Apa yang Harus Dilakukan jika Melewatkan Satu Dosis

Foto: Unsplash.com

Jika Moms lupa atau melewatkan satu dosis, segera mengonsumsi obat sesuai dosis tersebut saat Moms telah mengingatnya.

Namun, jika Moms baru mengingatnya pada waktu yang mendekati pengambilan dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat tersebut dan lanjutkan jadwal pengambilan dosis obat sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Perlu diperhatikan agar jangan sampai mengnsumsi dosis ganda untuk menebus dosis yang telah terlewat tersebut.

  • https://www.webmd.com/drugs/2/drug-16838/cilostazol-oral/details
  • https://www.drugs.com/mtm/cilostazol.html
  • https://www.rxlist.com/consumer_cilostazol_pletal/drugs-condition.htm#what_is_cilostazol_and_how_does_it_work
  • https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601038.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb