24 Mei 2022

Kenali HELLP Syndrome, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengatasinya

Salah satu komplikasi selama kehamilan yang perlu diwaspadai
Kenali HELLP Syndrome, Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Mengatasinya

Penyakit HELLP Syndrome menjadi salah satu kondisi yang cukup jarang terjadi pada ibu hamil dan memiliki gejala seperti preeklamsia.

Biasanya, kondisi ini sedikit susah untuk didiagnosis, selain karena memiliki kemiripan dengan preeklamsia, gejalanya juga sering disalahartikan sebagai gastritis, flu, hepatitis akut dan kondisi lainnya.

Dilansir dari Preeclampsia.org, kondisi ini dapat menyebabkan kematian pada 25% kasus, jikat tidak ditangani dengan cepat.

Untuk itu, pengetahuan dan kesadaran para ibu tentang penyakit ini sangat penting agar jika mengalaminya, dapat segera melakukan pemeriksaan dan mencegah kondisi semakin parah yang dapat menyebabkan kematian.

Ingin mengenal tentang penyakit ini? Yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Apa Itu HELLP Syndrome?

Apa Itu HELLP Syndrome?
Foto: Apa Itu HELLP Syndrome?

Foto: bellybelly.com.au

HELLP Syndrome merupakan salah satu kompikasi kehamilan. Biasanya kondisi ini dapat terjadi pada trimester ketiga kehamilan.

Tetapi juga dapat muncul pada minggu pertama setelah melahirkan (preeklamsia pascapersalinan).

"HELLP Syndrome adalah kumpulan gejala yang didapatkan pada ibu hamil yang mengalami kenaikan tekanan darah dan penyebab pasti dari HELLP Syndrome sampai saat ini belum pasti," jelas dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah-Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Berbeda dengan preeklamsia yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan proteinuria (tingginya kadar protein dalam urine), sindrom HELLP terkadang tidak ditemukan adanya hipertensi atau proteinuria.

Meski terkadang kedua kondisi tersebut memiliki gejala sama. Namun, pada kasus sindrom HELLP, penderitanya dapat mengalami masalah darah dan organ hati yang serius.

Lebih lanjut, dilansir dari Cleveland Clinic, nama sindrom HELLP adalah singkatan dari:

  • H: Hemolisis, pemecahan sel darah merah (sel yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh).
  • EL: Peningkatan enzim hati (bahan kimia yang mempercepat reaksi tubuh, seperti memecah protein).
  • LP: Jumlah trombosit yang rendah (bagian dari darah tubuh yang membantu pembekuan).

Selain kematian ibu, terdapat beberapa risiko lainnya yang dapat disebabkan oleh kondisi ini.

Berdasarkan penelitian tahun 2020, yang diterbitkan di BMC Pregnancy and Childbirth, menjelaskan bahwa sindrom HELLP menyebabkan risiko cedera ginjal akut yang relatif lebih tinggi selama kehamilan dan kematian janin, termasuk kematian pada ibu.

Mengetahui penyakit ini sejak dini dengan mengobservasi gejala-gejalanya, dapat mencegah risiko tersebut semakin buruk.

Baca Juga: Ketahui Mengenai Kehamilan Geriatri, Kehamilan di Usia Lanjut

Gejala HELLP Syndrome

Gejala HELLP Syndrome
Foto: Gejala HELLP Syndrome

Foto: bubhub.com.au

Gejala fisik sindrom HELLP mungkin pada awalnya akan tampak seperti preeklamsia.

Gejala-gejalanya seringkali dapat muncul selama kehamilan atau setelah melahirkan. Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut gejala-gejalanya.

  • Nyeri perut
  • Penglihatan kabur
  • Kelelahan
  • Edema (pembengkakan)
  • Penambahan berat badan
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Nyeri bahu atau nyeri saat bernapas
  • Gangguan pencernaan atau menimbulkan rasa sakit setelah makan
  • Tekanan darah tinggi
  • Protein dalam urin
  • Kelainan pada tes darah di laboratorium (peningkatan enzim hati, penurunan trombosit, dan adanya hemolisis)

Pada kasus yang jarang terjadi, sindrom HELLP dapat menimbulkan gejala seperti:

  • Mimisan yang tidak terkontrol
  • Kejang tubuh yang tidak terkendali

Faktor Risiko HELLP Syndrome

Faktor Risiko HELLP Syndrome
Foto: Faktor Risiko HELLP Syndrome

Foto: nabtahealth.com

Beberapa faktor tertentu dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko mengalami kondisi ini.

Dilansir dari Medical News Today, berikut beberapa faktor risiko HELLP Syndrome.

  • Mengalami preeklamsia.
  • Memiliki riwayat preeklamsia atau sindrom HELLP pada kehamilan sebelumnya.
  • Usia di atas 25 tahun.
  • Ras caucasian (bermata biru, berkulit putih).
  • Mengalami obesitas.
  • pernah melahirkan dua kali atau lebih sebelumnya.
  • Menderita diabetes, penyakit ginjal, atau tekanan darah tinggi.

Baca Juga: 10 Makanan Cepat Hamil, Cocok untuk Program Hamil!

Diagnosis HELLP Syndrome

Diagnosis HELLP Syndrome
Foto: Diagnosis HELLP Syndrome

Foto: americanpregnancy.org

Untuk mendiagnosis sindrom HELLP, dokter biasanya akan menanyakan tentang apakah ada perubahan fisik atau gejala seperti:

  • Sakit perut, terutama di sisi kanan atas
  • Kaki bengkak

Seringkali, kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah meningkat, serta terjadi proteinuria, namun tidak semua penderita mengalaminya.

Setelah mengetahui gejala fisik, dokter biasanya akan melakukan tes darah untuk memeriksa jumlah darah, fungsi hati, dan fungsi ginjal.

Dalam kasus sindrom HELLP yang parah, dokter akan melakukan pemeriksaan menggunakan USG atau CT scan dengan tujuan untuk memeriksa adanya pembesaran hati atau pendarahan di hati pasien.

Baca Juga: Hipertiroid: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan

Pengobatan HELLP Syndrome

Pengobatan HELLP Syndrome
Foto: Pengobatan HELLP Syndrome

Foto: healthline.com

Untuk mengatasi kondisi ini, terdapat beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan.

Melansir dari Cleveland Clinic, perawatan yang bisa dilakukan termasuk minum obat untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah kejang.

Beberapa wanita memerlukan transfusi darah. Dalam perawatan ini, pasien menerima transfusi darah atau komponen darah yang disumbangkan.

Namun, untuk menghindari kondisi sindrom HELLP semakin memburu, tindakan yang paling ampuh untuk untuk mengatasinya adalah melahirkan.

Jika seorang wanita hamil memiliki sindrom HELLP, maka ia perlu melahirkan bayi dalam kandungan lebih awal.

Untuk melakukannya, dokter akan memberi pasien obat yang bertujuan untuk menginduksi persalinan lebih cepat. Atau bisa jadi dokter juga menyarankan untuk melakukan persalinan secara caesar (C-section).

Namun, sebelum mengakhiri kehamilan, beberapa upaya yang bisa dilakukan antara lain:

  • Bedrest
  • Memperhatikan kesejahteraan janin
  • Dilakukan pematangan paru-paru
  • Transfusi darah (apabila kadar hemoglobinnya kurang dari 10 gr persen)

Agar kondisi ini tidak terjadi kembali, beberapa upaya untuk mencegah HELLP syndrome dapat dilakukan.

"Menjaga berat badan selama kehamilan, mengendalikan tekanan darah, melakukan olaharaga yang teratur dan istirahat yang cukup, serta jalani pola makan rendah garam, menghindari minyak, dan mengurangi karbohidrat," jelas dr. Yuslam.

Demikian informasi tentang sindrom HELLP yang penting untuk setiap Moms ketahui. Segera lakukan pemeriksaan jika mengalami gejalanya ya, Moms!

  • https://www.preeclampsia.org/hellp-syndrome
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/hellp-syndrome#risk-factors
  • https://bmcpregnancychildbirth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12884-020-03346-4
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21637-hellp-syndrome

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb