
Mycoral adalah obat anti jamur topikal yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit dan selaput mukosa.
Beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan penggunaan obat, seperti athlete’s foot, kurap, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan.
Selain itu, obat dapat digunakan untuk mengatasi infeksi jamur atau sariawan, dan panu.
Obat ketoconazole topikal ini juga dapat diaplikasikan pada kulit kepala untuk mengatasi dermatitis seboroik.
Untuk lebih jelasnya, simak serba-serbi obat di bawah ini!
Baca Juga: Apa Perbedaan Kadas, Kurap, Kudis, dan Panu? Jangan Tertukar ya!
Foto: Ini 3 Cara Mengobati Panu yang Cukup Efektif.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Mycoral mengandung ketoconazole yang bersifat sebagai anti jamur untuk mengatasi infeksi tertentu.
Dalam mengatasi kadas dan panu, obat ini bekerja dengan menghambat sintesis ergosterol.
Sintesis ergosterol merupakan komponen vital dalam membran sel jamur.
Kondisi tersebut memengaruhi permeabilitas sel, sehingga pertumbuhan jamur dapat ditekan.
Mycoral tersedia dalam tablet dan krim, dan hanya digunakan untuk pemakaian luar saja.
Berikut ini keterangan dalam berbagai bentuk obat mycoral:
Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang digunakan sebagai terapi antijamur.
Obat ini mengandung 2 persen ketoconazole, dan tersedia dalam kemasan tube 5 gram.
Dalam 1 tube, obat dibanderol sekitar Rp13.000 - Rp34.000.
Obat ini termasuk dalam golongan obat keras yang digunakan sebagai terapi antijamur.
Obat ini mengandung 200 miligram ketoconazole, dan tersedia dalam bentuk tablet.
Dalam 1 strip obat terdapat 10 tablet.
Dalam 1 strip, obat dibanderol sekitar Rp42.000 - Rp90.000.
Obat hanya dapat digunakan untuk mengatasi infeksi jamur, seperti tinea korporis, tinea kruris, tinea manus, dan tinea pedis.
Mycoral juga efektif dalam mengatasi panu, dan kandidiasis mukokutan.
Baca Juga: Mengenal Micardis (Obat Darah Tinggi): Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya
Penggunaan obat harus sesuai dengan anjuran dan resep dari dokter karena termasuk ke dalam golongan obat keras.
Berikut ini dosis penggunaan yang disarankan:
Penggunaan akan tergantung pada intensitas infeksi yang dialami.
Umumnya obat dioleskan sebanyak 1-2 kali sehari.
Meski seluruh gejala sudah hilang, obat harus diteruskan selama beberapa hari.
Untuk mengatasi tinea versicolor, pengobatan biasanya berlangsung selama 2-3 minggu.
Untuk mengatasi tinea korporis, pengobatan biasanya berlangsung selama 3-4 minggu.
Untuk mengatasi tinea pedis, pengobatan biasanya berlangsung selama 4-6 minggu.
Baca Juga: Tinea Versicolor: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Untuk mengatasi infeksi kulit:
Dewasa: 1 tablet 200 miligram satu kali sehari pada waktu makan.
Jika tubuh tidak bereaksi, dosis akan ditingkatkan menjadi 2 tablet 400 miligram.
Anak-anak: penggunaan obat tidak boleh digunakan di bawah usia 2 tahun.
Anak dengan berat badan badan 15–20 kg: 100 miligram satu kali sehari saat waktu makan.
Foto: Apa Jenis Susu yang Bagus untuk Ibu Hamil Simak 4 Jenisnya.jpg
Foto: Orami Photo Stock
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan ketoconazole dalam kategori C.
Hasilnya menunjukkan adanya efek buruk pada janin saat dilakukan penelitian pada reproduksi hewan.
Meski tidak ada studi yang memadai tentang efek samping pada manusia, potensi risiko bisa saja lebih besar ketimbang manfaatnya.
Penelitian pada hewan memang tidak bisa selalu dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap ibu hamil.
Namun, fakta bahwa obat ini telah menunjukkan efek buruk pada janin hewan harus menjadi perhatian serius jika ingin digunakan pada wanita hamil.
Dalam bentuk topikal, seperti salep ketoconazole, krim, sampo, busa, dan gel.
Sejumlah obat tersebut relatif aman saat diaplikasikan pada kulit ibu hamil.
Terkait dengan pemilihan obat pada ibu hamil, manfaat yang diperoleh dinilai harus lebih besar ketimbang risiko yang bisa saja dialami.
Oleh karena itu, penggunaan obat harus sesuai dengan anjuran dan resep dari dokter.
Baca Juga: Amankah Obat Cetirizine untuk Ibu Hamil? Ini Jawabannya!
Mycoral tidak dapat digunakan pada orang dengan kondisi berikut ini:
Beberapa obat tidak dapat diberikan bersamaan dengan mycoral karena berisiko menimbulkan efek samping.
Berikut ini beberapa jenis obat tersebut:
Baca Juga: Mengenal Obat Thyrozol untuk Atasi Hipertiroid, Cek Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya di Sini
Efek samping penggunaan obat bisa saja terjadi seiring dengan penggunaannya.
Efek samping jarang sekali terjadi, tetapi perlu mendapatkan perhatian lebih saat kondisi ini dialami.
Berikut ini beberapa efek samping yang mungkin saja dialami:
Gejala overdosis jarang sekali terjadi.
Jika dialami, penderita akan mengalami mual parah, muntah, anoreksia, lemas, dan rasa lelah berlebihan.
Jika terjadi sejumlah kondisi tersebut, dokter biasanya akan melakukan lavage lambung dalam 1 jam pertama setelah terjadi overdosis.
Jika terjadi insufisiensi adrenal, berikan hidrokortison dengan infus saline dan glukosa.
Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.