24 Maret 2024

14 Ciri-Ciri Perilaku Playing Victim dan Cara Menghadapinya

Pahami juga cara menghadapi orang yang sering playing victim
14 Ciri-Ciri Perilaku Playing Victim dan Cara Menghadapinya

5. Tidak Percaya Diri

Dilansir dari Healthline, salah satu tanda lain playing victim adalah rasa percaya diri yang rendah.

Mereka selalu melihat diri mereka sebagai korban dan tak memiliki keberanian dan bahkan kepercayaan diri yang kuat.

Hal ini biasanya akan membuat orang-orang dengan victim mentality jadi lebih buruk.

Mereka bisa saja berpikir, "saya tidak cukup pintar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik" atau, "saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk sukses."

Perspektif ini akan membuat mereka enggan untuk mengembangkan kemampuan atau mengidentifikasi kekuatan baru untuk mendapatkan hal yang diinginkan.

Mereka yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan cita-cita dan gagal juga bisa membuat orang tersebut merasa sebagai korban dari kehidupan.

Hal itu khususnya jika pikiran sudah dipenuhi oleh hal yang negatif dan bercampur dengan ketidakpercayaan diri.

Pada akhirnya, orang-orang tersebut sulit untuk melihat kemungkinan atau kesempatan yang sebenarnya ada di depan mata.

Baca Juga: 33 Quotes Motivasi untuk Orang yang Insecure

6. Frustrasi dan Marah

Pria Marah
Foto: Pria Marah (Freepik.com/drobotdean)

Apakah ada seseorang di sekitar yang mudah emosi dan mudah terpancing amarah?

Bisa saja ia memiliki ciri-ciri dari sikap yang kurang baik ini, lho.

Hal yang paling terlihat dari tanda-tanda playing victim adalah emosional yang bergejolak.

Mereka yang selalu merasa diri mereka adalah korban sering kali merasa:

  • Frustrasi dan marah pada dunia yang sepertinya selalu bertentangan dengan keinginan mereka,
  • Tidak ada harapan mengenai kehidupan yang tidak juga berubah,
  • Merasa tersakiti ketika orang yang mereka pedulikan tidak memedulikan mereka,
  • Marah ketika ada orang lain yang terlihat bahagia dan sukses,

7. Egois

Playing victim dalam hubungan juga bisa terjadi, lho, Moms.

Sebab, bagaimanapun juga, Moms dan Dads memiliki tanggung jawab yang sama besarnya dalam menjalani sebuah hubungan.

Jika ada suatu kondisi buruk terjadi, Moms dan pasangan sama-sama punya andil dalam keadaan tersebut.

Tak ada yang benar dan tak ada yang salah. Sebab, jika kalian berdua bisa bekerja sama sepatutnya kesalahan itu tidak terjadi.

Tapi untuk membuat keadaan lebih baik, tak ada salahnya saling mengucapkan maaf sebagai bentuk empati dan rasa tanggung jawab.

Nah, seseorang yang playing victim biasanya tidak mau minta maaf untuk alasan apa pun.

Baca Juga: 16 Rekomendasi Buku Self Healing untuk Mengurangi Anxiety

8. Selalu Menganggap Disudutkan

Setiap orang pasti ingin saling berbagi cerita, keluh kesah, berdiskusi dengan pasangannya.

Dan setiap kali Moms menyampaikan sesuatu tentang apa yang terjadi dalam hubungan kalian.

Pasangan selalu menganggap bahwa Moms sedang menyudutkannya.

Pasangan seperti tidak menyadari bahwa sikapnya itulah yang sebenarnya menyudutkan.

Ketika tidak cepat diatasi, perasaan di atas bisa berubah menjadi:

  • Kemarahan yang meledak-ledak.
  • Depresi.
  • Mengisolasi atau mengurung diri.
  • Selalu merasa kesepian.

Padahal, niat bercerita dengannya adalah untuk menemukan solusi bersama, agar hubungan kembali hangat dan membahagiakan satu sama lain.

Emosi di atas bisa sangat dirasakan dan berlipat ganda pada orang-orang yang selalu percaya diri mereka adalah korban dari ketidakadilan.

9. Sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Seseorang yang berperilaku playing victim sering bergumul dengan kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara negatif.

Padahal, pada dasarnya setiap manusia memiliki kekurangan dalam beberapa hal dibandingkan dengan orang lain.

Sehingga seseorang yang selalu playing victim akan selalu mudah untuk terlibat dalam perilaku atau pemikiran ini.

Untuk mengatasinya, orang dengan perilaku tersebut perlu mengubah sudut pandang dalam melihat kehidupan.

Melansir dari Life Hack, mereka harus mengakui bahwa mereka masihlah memiliki sifat-sifat yang baik dan berhak merasakan hak istimewa.

Dengan mengatasinya secara tepat, maka hal tersebut dapat membantu kesehatan mental mereka secara keseluruhan.

Mereka sering kali terjerumus dalam perasaan kasihan pada diri sendiri, tenggelam pada perasaan...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb