
Scroll untuk melanjutkan membaca
Kasus sindrom MIS-C yang menyerang anak setelah sembuh dari COVID-19 semakin banyak ditemukan dan menghantui para orang tua.
Hingga saat ini, kasus MIS-C telah ditemukan di sejumlah negara sehingga wajar bagi Moms dan Dads untuk merasa khawatir.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sindrom inflamasi multisistem adalah sindrom peradangan multisistem pada anak-anak.
Ini kondisi serius dimana beberapa bagian tubuh, seperti jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem pencernaan, otak, kulit atau mata mengalami peradangan.
Peradangan yang terjadi biasanya meliputi pembengkakan, sering kali disertai kemerahan dan nyeri.
Meskipun bisa terserang, namun penelitian menyebut bahwa kebanyakan anak-anak yang mengidap MIS-C pernah terinfeksi COVID-19.
Penasaran akan info lengkapnya? Simak artikel ini, ya Moms!
Baca Juga: Agak Berbeda, Sudah Tahu Gejala Covid pada Anak?
Keberadaan penyakit MIS-C seakan mengintai orang tua dan anak saat ini.
Sebab jika tidak ditangani dengan serius, kondisi ini bisa berujung lebih serius hingga kematian.
Berikut ini beberapa fakta yang perlu Moms ketahui mengenai MIS-C.
Melansir dari Mayo Clinic, MIS-C memiliki beberapa tanda dan gejala yang sama seperti kondisi lain yang disebut penyakit Kawasaki.
Layaknya penyakit Kawasaki, ini dapat menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah, terutama yang memasok darah ke otot jantung (arteri koroner).
Penyakit Kawasaki ini biasanya menyerang anak di bawah usia 5 tahun atau balita.
Sementara itu, sebagian besar anak-anak dengan MIS-C berusia antara 3 dan 12 tahun, dengan usia rata-rata 8 tahun.
Beberapa kasus juga terjadi pada anak yang lebih besar dan pada bayi.
Meski begitu, hingga kini para peneliti masih bekerja untuk mencari tahu apakah kedua penyakit tersebut saling berkaitan atau tidak.
Meskipun tidak semua anak mengalami semua gejala berbarengan, namun secara umum berikut ini gejala penyakit MIS-C:
Demam yang berlangsung selama beberapa hari atau demam yang muncul kembali setelah demam awal telah reda.
Munculnya ruam kulit yang dapat berupa bintik-bintik merah atau lecet pada kulit.
MIS-C melibatkan peradangan pada berbagai organ internal saluran pencernaan.
Gejala terkait organ ini dapat termasuk nyeri perut, muntah, diare, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan kesadaran.
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha bisa menjadi gejala MIS-C pada anak.
Anak-anak dengan MIS-C dapat mengalami kelelahan yang signifikan dan merasa sangat lemah.
MIS-C dapat mempengaruhi fungsi jantung, dengan gejala seperti denyut jantung yang cepat atau tidak teratur, tekanan darah rendah, atau gangguan irama jantung.
Beberapa anak dengan MIS-C dapat mengalami gejala neurologis, termasuk sakit kepala parah, kejang, perubahan perilaku, atau gangguan koordinasi.
Jika gejala awal tersebut tidak segera ditangani, kondisi anak akan semakin memburuk dan harus segera diberikan pertolongan.
Beberapa tanda peringatan darurat MIS-C pada anak meliputi:
Baca Juga: 11 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak di Tengah Pandemi COVID-19
Sebagian besar anak dengan MIS-C perlu dirawat di rumah sakit, dan beberapa akan membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif anak.
Biasanya dokter mungkin melakukan tes tertentu untuk mencari peradangan atau tanda penyakit lainnya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.