Sabai Morscheck Melahirkan Anak Kedua dengan Metode VBAC (Melahirkan Normal setelah Caesar), Apa Itu?
Selamat kepada pasangan Sabai Morscheck dan Ringgo Agus Rahman! Diketahui Sabai melahirkan anak kedua pada 30 Oktober 2020 pukul 7.37 di Brawijaya Hospital Saharjo.
Ringgo mengunggah Instagram Story mengumumkan bahwa buah hati dan istrinya dalam keadaan sehat.
Foto: instagram.com/ringgoagus
Pada persalinan kedua ini, Sabai melahirkan secara normal setelah sebelumnya menjalani caesar pada persalinan pertamanya.
Jika Moms sudah menjalani proses melahirkan caesar (biasa disebut c-section), Moms mungkin dapat melahirkan bayi berikutnya secara normal. Ini disebut Vaginal Birth After Cesarean (VBAC) atau kelahiran vagina setelah sesar.
Berdasarkan North American Journal of Medical Sciences, kelahiran vagina setelah operasi caesar (VBAC) adalah salah satu strategi yang dikembangkan untuk mengendalikan peningkatan tingkat operasi caesar (CSs).
Kelahiran caesar merupakan sebuah proses operasi di mana bayi Moms dilahirkan melalui sayatan yang dibuat oleh dokter di perut dan rahim kita.
Baca Juga: Gairah Seks Menurun Usai Melahirkan, Apakah Ini Normal?
Diketahui bahwa 7 dari 10 wanita (lebih dari 70 persen) yang mencoba VBAC berhasil melahirkan bayi mereka. Namun VBAC tidak bisa dilakukan pada semua orang.
Ada faktor-faktor tertentu, seperti bekas luka rahim berisiko tinggi, yang dapat menurunkan kemungkinan VBAC bagi kita dan membuatnya sebagai pilihan yang tidak tepat.
Beberapa rumah sakit tidak menawarkan VBAC karena tidak memiliki staf atau sumber daya untuk menangani seksio darurat. Jika Moms mempertimbangkan VBAC, Moms harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Alasan Ibu Hamil Memilih VBAC
Foto: Orami Photo Stock
Beberapa ibu hamil mungkin mempertimbangkan VBAC karena berbagai alasan, seperti berikut ini.
1. Waktu Pemulihan Lebih Singkat
Moms akan memiliki masa pemulihat yang lebih pendek setelah melakukan VBAC daripada yang jika Moms melakukan operasi caesar kembali. Menghindari operasi akan membantu kita melanjutkan aktivitas normal lebih cepat, serta mengurangi biaya melahirkan.
2. Kesempatan yang Berharga
Bagi sebagian besar wanita, penting untuk menjalankan persalinan melalui vagina.
Baca Juga: Hamil Tua? Kenali Tanda-tanda Mau Melahirkan Ini
3. Dampaknya pada Kehamilan Selanjutnya
Jika Moms berencana untuk memiliki keluarga yang lebih besar, VBAC dapat membantu untuk menghindari beberapa risiko karena kelahiran sesar, seperti jaringan parut.
Jaringan parut mungkin menyulitkan pembedahan tambahan dan meningkatkan risiko masalah plasenta pada kehamilan.
4. Risiko Komplikasi Bedah yang Lebih Rendah
Persalinan pervaginaan memiliki tingkat perdarahan, infeksi, pembekuan darah yang lebih rendah pada satu atau lebih vena dalam tubuh (deep vein thrombosis), dan cedera pada organ perut, seperti kandung kemih atau usus.
Bagaimana Moms bisa tahu jika VBAC Tepat untuk Moms?
Foto: Orami Photo Stock
Bicaralah dengan dokter jika Moms berpikir untuk memiliki VBAC sebagai proses persalinan selanjutnya. Penyedia layanan kesehatan akan membantu Moms melihat risiko dan manfaatnya.
Jika risikonya rendah dan peluang untuk memiliki VBAC sukses tinggi, maka Moms dapat memutuskan bahwa VBAC tepat untuk kita.
- Moms pernah memiliki kelahiran vagina sebelumnya.
- Moms hanya memiliki satu operasi cesar di masa lalu dengan sayatan melintang rendah (juga disebut potongan bikini). Ini berarti potongannya horizontal (sisi-ke-sisi) dan rendah pada uterus. Ini adalah jenis sayatan cesar yang paling umum. Biasanya berdarah kurang dari sayatan lainnya. Ini juga membuat bekas luka yang lebih kuat pada rahim, yang membuatnya cenderung robek.
- Ibu dan bayi dalam kondisi sehat selama kehamilan.
Peluang Moms untuk melahitkan dengan VBAC kemungkinan tidak akan berhasil jika:
- Moms memiliki kondisi yang sama dalam kehamilan ini yang membuat operasi caesar diperlukan pada kehamilan sebelumnya. Misalnya, bayi memiliki masalah dengan detak jantungnya atau posisinya berbaring miring di dalam rahim.
- Moms telah melewati HPL atau persalinan Moms dilakukan dengan induksi.
- Bertubuh gemuk, jika Moms mengalami obesitas, memiliki jumlah lemak tubuh berlebih dan indeks massa tubuh (juga disebut BMI) adalah 30 atau lebih tinggi.
- Mengalami preeklamsia, ini adalah kondisi yang dapat terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan atau tepat setelah kehamilan. Hal ini terjadi ketika seorang wanita hamil memiliki tekanan darah tinggi dan tanda-tanda bahwa beberapa organnya, seperti ginjal dan hatinya, mungkin tidak berfungsi dengan baik. Tanda-tanda preeklampsia termasuk memiliki protein dalam urin, perubahan penglihatan dan sakit kepala parah.
- Jarak dari kehamilan selanjutnya ke kehamilan Moms yang sekarang kurang dari 19 bulan.
- Bayi dikandungan sangat besar.
- Rumah sakit atau pusat persalinan tempat Moms melahirkan tidak siap untuk menangani operasi caesar darurat jika membutuhkannya.
Tidak aman untuk menjalankan VBAC jika:
- Melahirkan dengan teknik operasi cesar di masa lalu dan sayatan tidak melintang rendah.
- Mengalami ruptur uterus pada kehamilan sebelumnya. Ini adalah saat di mana rahim robek saat persalinan, namun sangat jarang terjadi.
- Telah menjalani operasi ekstensif pada rahim.
- Memiliki kondisi kesehatan atau komplikasi tertentu selama kehamilan, seperti diabetes, penyakit jantung, herpes genital atau plasenta previa, yang membuat operasi caesar diperlukan.
Baca Juga: Tidak Ingin Melahirkan Caesar, Ini 3 Persiapan Melahirkan Normal yang Harus Dilakukan
Keuntungan Melakukan VBAC
Foto: parenting.firstcry.com
Jika Moms sukses melahirkan dengan teknik VBAC, manfaat yang akan dimiliki sebagai berikut:
- Tidak ada operasi perut
- Periode pemulihan lebih pendek
- Risiko infeksi lebih rendah
- Lebih sedikit kehilangan darah
Banyak wanita ingin memiliki pengalaman persalinan pervaginam, dan ketika berhasil, VBAC memungkinkan beberapa hal terjadi.
Mengutip dari American College of Obstetricians and Gynecologists, wanita yang berencana memiliki lebih banyak anak, VBAC dapat membantu mereka menghindari masalah kesehatan tertentu yang terkait dengan kelahiran caesar berulang.
Masalah-masalah ini dapat termasuk cedera usus atau kandung kemih, histerektomi, dan masalah dengan plasenta pada kehamilan berikutnya. Jika Moms tahu bahwa menginginkan lebih banyak anak, ini dapat menentukan keputusan kita.
Risiko Persalinan dengan VBAC
Foto: obgyncareorlando.com
VBAC dapat memiliki beberapa risiko, jika Moms dan bayi sehat selama kehamilan. Risiko-risiko yang bisa terjadi termasuk:
- Persalinan tidak berjalan baik dan Moms tetap membutuhkan operasi caesar.
- Infeksi, cedera, dan kehilangan darah.
- Rahim pecah. Meskipun jarang terjadi, tetap bisa mengancam jiwa.
Mengapa Bekas Sayatan Caesar Sebelumnya Penting untuk VBAC?
Foto: southcoastmidwifery.com
Setelah melahirkan sesar, Moms akan memiliki bekas luka di kulit dan bekas luka di rahim. Beberapa bekas luka rahim lebih mungkin menyebabkan robek selama VBAC daripada yang lain.
Jenis bekas luka tergantung pada jenis luka di rahim:
1. Transversal Rendah
Merupakan jenis sayatan miring ke samping yang dibuat melintasi bagian bawah rahim yang lebih rendah dan lebih tipis. Ini adalah jenis sayatan yang paling umum dan memiliki kemungkinan paling kecil untuk pecah di masa depan.
2. Vertikal Rendah
Potongan naik-turun yang dibuat di bagian bawah rahim yang lebih tipis. Jenis sayatan ini memiliki risiko pecah lebih tinggi daripada sayatan transversal yang rendah.
3. Vertikal Tinggi
Atau yang biasa disebut "klasik" merupakan potongan naik-turun yang dibuat di bagian atas rahim. Sayatan ini kadang-kadang dilakukan untuk kelahiran sesar yang sangat prematur. Sayatan ini memiliki risiko pecah tertinggi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Melahirkan Normal Setelah Caesar?
Bagaimana Bisa Mengetahui Jenis Sayatan Sebelumnya?
Foto: freepik.com
Moms tidak bisa mengatakan potongan apa yang dibuat di dalam rahim dengan melihat bekas luka di kulit. Namun catatan medis dari persalinan sebelumnya akan memiliki cakupan informasi ini.
Merupakan ide yang bagus untuk mendapatkan catatan medis tentang persalinan sesar sebelumnya sehingga dokter kandungan kita dapat memeriksanya.
Di Mana Moms Bisa Melakukan VBAC?
Foto: Orami Photo Stock
VBAC harus dilakukan di rumah sakit yang dapat menangani situasi darurat yang mengancam kehidupan ibu atau janinnya. Beberapa rumah sakit mungkin tidak menawarkan VBAC karena staf rumah sakit tidak merasa dapat menyediakan jenis perawatan darurat ini.
Moms dan dokter kandungan atau profesional perawatan kesehatan lainnya harus mempertimbangkan sumber daya yang tersedia di rumah sakit yang dipilih.
Persiapan untuk Melakukan VBAC
Foto: mamanatural.com
Jika sebelumnya Moms pernah menjalani operasi caesar dan hamil, mungkin ingin mulai membicarakan VBAC pada kunjungan pranatal pertama. Diskusikan kekhawatiran dan harapan Moms dengan dokter kandungan yang menangani.
Pastikan ia memiliki riwayat medis lengkap kita, termasuk catatan operasi caesar sebelumnya dan prosedur uterus lainnya. Penting untuk terus mendiskusikan risiko dan manfaat VBAC selama kehamilan, terutama jika faktor risiko tertentu muncul.
Jika Moms memilih VBAC, tingkatkan peluang untuk mendapatkan pengalaman yang positif:
- Pelajari tentang VBAC. Ambil kelas persalinan di VBAC.
- Berencana untuk melahirkan bayi di rumah sakit yang lengkap. Carilah fasilitas yang dilengkapi untuk menangani operasi caesar darurat.
- Biarkan persalinan dimulai secara alami, jika bisa. Persalinan yang diinduksi atau ditambah akan mengurangi kemungkinan VBAC.
- Jadilah fleksibel, beberapa komplikasi kehamilan atau persalinan mungkin memerlukan operasi caesar. Misalnya, Moms mungkin memerlukan operasi caesar jika ada masalah dengan plasenta atau tali pusat, bayi dalam posisi abnormal, atau persalinan yang gagal berkembang.
Baca Juga: Lebih Sakit Melahirkan Normal atau Caesar? Cari Tahu Jawabannya di Sini!
Itu dia Moms beberapa hal yang perlu diketahui mengenai VBAC.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.