04 April 2024

BAB Bayi Berbusa, Ini Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Sering dialami banyak bayi baru lahir
BAB Bayi Berbusa, Ini Penyebab hingga Cara Mengatasinya

2. Adanya Infeksi

Bayi Menangis
Foto: Bayi Menangis (Freepik.com)

Infeksi bakteri, parasit, atau virus dapat menyerang saluran pencernaan. Biasanya, kondisi infeksi ini akan membuat kembung dan gelembung gas atau BAB bayi berbusa.

Hal ini juga biasanya dialami oleh balita, anak-anak, bahkan orang dewasa.

Sumber infeksi yang umum dan menyebabkan feses bayi berbusa ini adalah parasit Giardia.

Bayi Moms yang sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI, mungkin terinfeksi setelah mengonsumsi air atau makanannya yang terkontaminasi.

Kondisi bisa juga disebabkan ketika bersentuhan dengan air yang terkontaminasi misalnya saat berenang.

Oleh karena itu, kebersihan segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan Si Kecil harus sangat diperhatikan.

Medical News Today menyebutkan gejala infeksi lain yang bisa Moms lihat adalah kelelahan, kembung, mual, serta penurunan berat badan tidak dapat dijelaskan.

Moms harus menemui dokter jika memang ada indikasi infeksi pada bayi untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat.

Diperlukan waktu beberapa minggu untuk meredakan gejala infeksi ini pada bayi Moms.

Baca Juga: Gusi Belakang Bengkak dan Sakit Menelan? Ini Kata Dokter

3. Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)

Bayi Sakit
Foto: Bayi Sakit (Freepik.com)

Salah satu penyebab yang mungkin untuk BAB bayi berbusa adalah sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS).

Walaupun ini lebih sering terjadi pada anak-anak yang lebih besar atau dewasa, bukan bayi atau balita.

Kondisi ini dapat menyebabkan kram, perut penuh gas, kembung, diare dan sembelit. Pemicunya adalah makanan tertentu, panik, stres, dan infeksi.

Meskipun IBS dapat membuat tidak nyaman dan memalukan bagi anak-anak, IBS tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Dokter dapat membantu menangani IBS ini diikuti dengan perubahan pola makan dan gaya hidup.

Terkadang, dokter akan meresepkan obat untuk membantu meredakan gejala.

Penyebab spesifik IBS pada balita Moms tidak diketahui, meski cenderung diturunkan dalam keluarga.

Anak-anak dengan IBS mungkin lebih sensitif terhadap sakit perut, ketidaknyamanan, dan rasa kenyang daripada anak-anak yang tidak memiliki IBS.

Beberapa makanan, seperti susu, cokelat, minuman dengan kafein, makanan yang mengandung gas, dan makanan berlemak juga cenderung memicu IBS.

Selain itu, beberapa anak dengan IBS cenderung lebih sensitif terhadap stres dan gangguan emosional.

Selain menyebabkan BAB bayi berbusa, beberapa balita juga bisa mengalami rasa sakit dan tidak nyaman karena sembelit atau sebaliknya karena diare.

Dokter mungkin menyarankan Moms membantu balita Moms membuat buku harian makanan untuk melihat apakah terdapat makanan tertentu yang memicu gejala IBS.

Dokter mungkin juga bertanya tentang penyebab stres di rumahnya dan di sekolah.

Sering kali dokter tidak memerlukan tes medis untuk mendiagnosis IBS.

Namun, terkadang dokter melakukan tes darah, tes feses, sinar-X, atau tes lain untuk memastikan masalah medis lain tidak menyebabkan masalah.

Baca Juga: Ini Kata Dokter Kenapa Hidung Mampet tapi Tidak Keluar Ingus

Meskipun tidak ada obat khusus untuk IBS, mengutip Kids Health, ada berbagai pendekatan pengobatan yang dapat membantu mengurangi gejala:

  • Perubahan Pola Makan

Beberapa orang tua yang balitanya mengalami IBS, tahu bahwa makan dengan hati-hati membantu mengurangi atau menghilangkan gejala IBS yang menyebabkan bab bayi berbusa.

Anak Moms mungkin harus menghindari susu dan produk olahannya, serta pemicu lainnya.

Beberapa balita dengan IBS merasa lebih baik ketika mereka makan dengan porsi kecil dan lebih sering.

Cara tersebut dinilai lebih baik ketimbang memberikan makanan dalam porsi besar yang dapat memicu IBS.

  • Perubahan Gaya Hidup

Jika IBS anak Moms tampaknya terkait dengan stres, bicarakan tentang apa yang dapat Moms lakukan untuk membantu mengelola tekanan yang terkait sekolah, rumah, atau teman.

Dengan menciptakan suasana rumah yang menenangkan, Si Kecil juga dapat terhindar dari rasa jenuh dan stress.

  • Olahraga Rutin

Olahraga dapat membantu melancarkan sistem pencernaan. Ini juga merupakan pereda stres yang hebat sehingga bisa membantu meminimalisir bab bayi berbusa.

Baca Juga: Hipoglikemia: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

  • Penggunaan Obat

Dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengatasi gejala seperti diare, sembelit, atau kram, tergantung pada kondisi spesifik anak.

Sebelum memberikan obat bebas kepada anak untuk gejala seperti diare, sembelit, atau kram, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu

  • Strategi Konseling

Jika balita atau anak Moms sangat cemas atau tampak tertekan, maka dokter anak Moms mungkin merekomendasikan psikolog atau terapis anak.

Terapi, hipnosis, latihan pernapasan, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu beberapa orang mengelola IBS.

IBS dapat memengaruhi kualitas hidup balita, Moms.

Bicarakan dengan dokter anak Moms tentang cara-cara mengelola IBS dalam hidup karena ini semua dapat membantu anak Moms menjalani hidup yang aktif dan sehat.

Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar

4. Gangguan Malabsorpsi

Ayah Merawat Si Kecil
Foto: Ayah Merawat Si Kecil (Freepik.com)

Terkadang, balita Moms yang mengonsumsi makanan seimbang mengalami malnutrisi.

Salah satu penyebab potensial adalah malabsorpsi, yaitu kondisi di mana tubuh tidak mampu menyerap nutrisi dengan efektif.

Namun, penting untuk dicatat bahwa malabsorpsi tidak selalu mengakibatkan BAB bayi berbusa.

Biasanya proses pencernaan mengubah nutrisi dari makanan menjadi unit-unit kecil yang melewati dinding usus dan masuk ke aliran darah, di mana mereka dibawa ke sel lain di dalam tubuh.

Jika dinding usus rusak karena virus, infeksi bakteri, atau parasit, maka permukaannya bisa berubah sehingga zat yang dicerna tidak bisa lewat.

Saat ini terjadi, nutrisi akan dikeluarkan melalui feses, menyebabkan bab bayi berbusa.

Malabsorpsi biasanya terjadi pada anak normal selama satu atau dua hari.

Penyakit ini jarang berlangsung lebih lama karena permukaan usus sembuh dengan cepat tanpa kerusakan yang berarti.

Dalam kasus ini, malabsorpsi tidak perlu dikhawatirkan.

Salah satu gangguan malabsorpsi yang umum terjadi adalah penyakit Celiac.

Biasanya, ini terjadi ketika balita memiliki reaksi alergi terhadap gluten, yang menyebabkan usus meradang dan mengalami gejala gastrointestinal lainnya seperti perubahan feses.

Intoleransi makanan terhadap makanan lain juga dapat menyebabkan gejala serupa.

Misalnya, intoleransi terhadap telur, fruktosa, laktosa, serta makanan laut. BAB bayi berbusa mungkin bisa terjadi setelah makan jenis makanan tertentu.

Bahkan mereka mungkin juga merasa kembung atau mual.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak

Sementara itu, kondisi bisa lebih parah saat balita mengalami malabsorbsi kronis.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb