19 Mei 2023

10 Ciri-Ciri Depresi pada Anak, Perlukah Konsul Psikolog?

Kenali ciri-cirinya, ya Moms
10 Ciri-Ciri Depresi pada Anak, Perlukah Konsul Psikolog?

Apa perbedaan ciri-ciri depresi pada anak dan orang dewasa?

Moms mungkin pernah mengalami masa di mana Si Kecil terlihat sedikit berbeda dari biasanya.

Hati-hati, sebab hal tersebut bisa menjadi ciri-ciri depresi pada anak.

Melihat buah hati tertawa dan bahagia merupakan kebahagiaan bagi semua orang tua.

Namun, tak melulu Si Kecil terlihat bahagia dan riang.

Karena selain dapat terjadi pada orang dewasa, depresi juga bisa dirasakan oleh Si Kecil, lho Moms.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa gejala depresi yang dialami pada anak bisa terlihat dalam bentuk yang berbeda.

Dilansir dari National Institute of Mental Health, depresi merupakan sebuah masalah serius yang mempengaruhi kondisi cara berpikir dan bertindak dari seseorang.

Untuk itu, simak beberapa ciri-ciri depresi pada anak yang patut Moms curigai dan waspadai.

Baca Juga: 14 Rekomendasi Buku Parenting untuk Bantu Orang Tua Membesarkan Anak dengan Cara Terbaik

Ciri-Ciri Depresi pada Anak

Depresi akan menjadi sangat berbahaya apabila tidak cepat diatasi.

Sebelum terlambat, alangkah baiknya apabila Moms mengetahui ciri-ciri depresi pada anak.

Simak terus penjelasannya pada artikel di bawah ini, yuk.

1. Anak Terlihat Murung dan Sedih

Anak Murung
Foto: Anak Murung (Orami Photo Stock)

Ciri-ciri anak depresi yang pertama dan paling mudah diketahui adalah anak terlihat murung dan sedih.

Selain itu, Si Kecil mungkin merasa sedih dan putus asa yang membuat mereka mungkin mudah menangis.

Anak-anak tentunya jarang menunjukkan ekspresi wajah yang murung dan sedih.

Sebab, mereka cenderung selalu gembira karena belum memiliki beban pikiran.

Namun, beberapa anak akan menyembunyikan air mata mereka dengan menarik diri dari pertemanannya.

Untuk itulah, orang tua diminta sigap melihat perbedaan dalam ekspresi wajah sehari-hari Si Kecil.

Apabila memang Si Kecil bersikap berbeda dari biasanya, Moms bisa coba ajak berbicara dan tanyakan apa yang membuatnya murung dan sedih.

Baca Juga: Kenali 9 Jenis Tes Depresi Beserta Manfaatnya

2. Mudah Marah

Ilustrasi Anak Marah (Freepik.com)
Foto: Ilustrasi Anak Marah (Freepik.com)

Tentu Moms akan bertanya-tanya jika Si Kecil mendadak menjadi cepat marah, bukan?

Perlu diketahui bahwa hal ini bisa jadi salah satu gejala awal anak mengalami depresi.

Sebab, ciri-ciri depresi pada anak cenderung memendam segala perasaan mereka.

Sehingga, mereka bisa meluap tidak terkendali karena hal kecil dan sepele yang sebenarnya tidak mengganggu.

Selain itu, anak yang mudah marah biasanya merasakan sebuah kondisi di mana keinginannya ada yang tidak terpenuhi, sehingga memunculkan rasa amarahnya.

Jadi, bila Moms melihat Si Kecil menunjukkan perilaku ekstrem seperti tambah agresif dan berulah atau menjadi sensitif dan sering murung, jangan langsung dimarahi.

Bisa jadi itu adalah tanda kalau Si Kecil butuh bantuan, karena sudah kewalahan dengan perasaan yang selama ini dipendamnya.

Tanyakan secara baik-baik apa keinginan Si Kecil untuk menenangkan perasaannya.

3. Tampak Tidak Tenang dan Gelisah

Ilustrasi Anak Gelisah (Freepik.com)
Foto: Ilustrasi Anak Gelisah (Freepik.com)

Ciri-ciri depresi pada anak berikutnya adalah anak terlihat tidak tenang dan selalu gelisah.

Anak yang mengalami kondisi ini biasanya tidak bisa duduk tenang dan bisa berjalan kesana kemari mengitari rumah.

Kondisi ini dapat ditunjukkan dengan gerakan-gerakan yang mewakili kegelisahannya.

Misalnya melakukan "kenakalan" atau tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu yang normal bagi anak di usianya.

Kegelisahan ini terjadi karena anak menyimpan sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman.

Namun, jangan membentak anak yang terlihat gelisah ya, Moms.

Usahakan membuat anak tenang sebelum menanyakan hal apa yang membuatnya gusar.

Hal yang perlu Moms lakukan adalah mencari sumber kecemasan mereka.

Hal ini karena mungkin di situ ada petunjuk tentang apa yang menyebabkan depresi tersebut hadir.

4. Kehilangan Nafsu Makan

Anak Tidak Nafsu Makan (Freepik.com)
Foto: Anak Tidak Nafsu Makan (Freepik.com)

Kehilangan nafsu makan juga bisa jadi salah satu ciri-ciri depresi pada anak lainnya.

Banyak orang dengan depresi menemukan bahwa nafsu makan mereka berkurang atau meningkat.

Sehingga, anak-anak yang biasanya memiliki nafsu makan sehat mungkin tiba-tiba kehilangan minat makan.

Perlu Moms perhatikan bahwa kehilangan nafsu makan bukan selamanya berasal dari penyakit, tetapi bisa jadi karena ada hal yang mengganggu pikirannya.

Kehilangan nafsu makan tidak hanya membuat tubuh rentan sakit.

Tetapi juga jadi mudah marah, tersinggung, yang jika dibiarkan lama-lama bisa menjadi ciri-ciri depresi pada anak.

Baca Juga: 5 Tanda Harus ke Psikolog, Cegah Depresi Berkepanjangan!

5. Mengalami Perubahan Pola Tidur

Anak Sulit Tidur
Foto: Anak Sulit Tidur (Nationaleczema.org)

Ciri-ciri depresi pada anak biasanya akan mengalami perubahan dalam pola tidurnya.

Seperti merasa sulit tidur, waktu tidur lebih lama, atau sering terbangun dari tidur.

Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk tetap terjaga di siang hari di sekolah.

Maka dari itu, perhatikan jam tidur Si Kecil, apakah ia tidur lebih lama dari biasanya atau tidak bisa tidur sama sekali.

Sebab, tak jarang anak yang tengah merasa depresi dihantui oleh mimpi yang buruk.

Melansir Journal of Clinical Medicine, mimpi buruk sangat umum terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan.

Ini memengaruhi hingga 70% pasien dengan gangguan kepribadian atau stres pascatrauma.

Untuk mengatasi ciri-ciri depresi pada anak yang satu ini, Moms bisa mengajari Si Kecil teknik relaksasi.

Salah satu teknik relaksasi yang mudah untuk diajarkan adalah dengan mengurangi pikiran negatif dan mengubahnya jadi pikiran yang positif.

6. Anak Sulit Berkonsentrasi

Anak Sulit Konsentrasi (Freepik.com)
Foto: Anak Sulit Konsentrasi (Freepik.com)

Ciri-ciri depresi pada anak sering memiliki masalah berkonsentrasi atau mengingat.

Pada anak-anak, ini dapat dibuktikan dengan masalah di sekolah atau ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas.

Kondisi ini bisa terlihat saat Moms sedang mengajak anak mengobrol atau membuat pekerjaan rumah bersama.

Anak akan sulit fokus bahkan sulit untuk mengingat secara detail.

Jangan khawatir, keadaan seperti ini bisa diselesaikan dengan cara bertahap.

Moms and Dads harus mulai untuk mencoba meluangkan waktu bersama guna menciptakan suasana hati yang positif.

Dengan suasana dan pikiran yang positif, anak bisa meningkatkan kemampuannya dalam berkonsentrasi dan menghilangkan gejala depresi tersebut.

Baca Juga: Gangguan Depresi Mayor: Gejala, Faktor Risiko, Penyebab, dan Pengobatan

7. Menarik Diri dari Pergaulan Teman Sebaya

Ilustrasi Anak Murung (Freepik.com)
Foto: Ilustrasi Anak Murung (Freepik.com)

Salah satu ciri-ciri depresi pada anak yang paling berbahaya adalah kondisi ketika sang buah hati merasa tidak nyaman.

Bahkan, mereka bisa saja menarik diri dari pergaulan teman sebayanya.

Ciri-ciri depresi pada anak ini bisa memberikan dampak buruk, mengingat usia anak-anak sangat membutuhkan sosialisasi.

Berbeda dengan anak pendiam yang masih bisa diajak berinteraksi dan beraktivitas bersama.

Anak depresi cenderung dengan sengaja membatasi komunikasi dan kehadiran orang lain.

8. Sering Merasa Gagal dan Tidak Berharga

Anak Kurang Percaya Diri
Foto: Anak Kurang Percaya Diri (Freepik.com/freepik)

Ciri-ciri depresi pada anak selanjutnya adalah mereka kerap merasa dirinya gagal dan tidak berharga.

Si Kecil mungkin terobsesi dengan kesalahan dan kegagalan yang mereka rasakan.

Mereka bisa merasakan rasa bersalah yang luar biasa, dan menyatakan diri mereka tidak berharga.

Ciri-ciri depresi pada anak percaya bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk menghilangkan perasaan tertekan mereka.

Secara khusus, seorang anak dapat merasakan bahwa ini "memang seperti itu" karena ini adalah satu-satunya pengalaman mereka.

9. Sering Mengeluh Sakit Kepala atau Sakit Perut

Ilustrasi Anak Pusing (Healthprep.com)
Foto: Ilustrasi Anak Pusing (Healthprep.com)

Moms, apa Si Kecil sering mengeluh sakit kepala atau sakit perut tanpa ada gangguan kesehatan yang nyata?

Besar kemungkinan keluhannya berasal dari stres atau depresi yang dirasakannya.

Sebab, ciri-ciri depresi pada anak ini bisa disebut gangguan psikosomatik.

Melansir International Journal of Social Psychiatry, gangguan psikosomatik merupakan keluhan fisik yang dipengaruhi oleh pikiran atau emosi.

Penyebabnya bukan karena alasan fisik yang jelas, seperti luka atau infeksi, melainkan mengarah ke ciri-ciri depresi pada anak.

Baca Juga : Pertengkaran Orang Tua dan Dampaknya Terhadap Psikologi Anak

10. Lesu dan Tidak Berenergi

Ilustrasi Anak Lesu (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Lesu (Orami Photo Stock)

Anhedonia atau kehilangan keinginan dan kemampuan untuk merasa senang adalah salah satu ciri-ciri depresi pada anak lainnya.

Gejala ini sudah bisa teridentifikasi dengan jelas sejak usia 3 tahun.

Anak depresi cenderung merasa tidak berenergi dan malas bergerak.

Bahkan, akan terasa malas untuk bermain atau melakukan aktivitas yang biasanya dia lakukan dengan penuh semangat.

Baca Juga: Mengenal Meditasi, Cara Mudah yang Cepat Menghilangkan Stres dan Depresi

Pengaruh Orang Tua Terhadap Depresi pada Anak

Ilustrasi Anak Depresi
Foto: Ilustrasi Anak Depresi (awomanstime.com)

Orang tua memegang peran penting dalam pembentukan psikologi anak.

Apabila orang tua melakukan pola asuh yang salah atau abusif, tentunya psikologi anak akan terganggu.

Kondisi ini lambat laun dapat menyebabkan tanda anak depresi.

Beberapa hal berikut dapat mempengaruhi terjadinya depresi pada anak:

1. Kehangatan dari Orang Tua

Kehangatan yang diberikan oleh orang tua menjadi faktor kunci dalam mencegah terjadinya tanda anak depresi.

Orang tua yang dapat mendekatkan diri dengan anak dapat membuat anak lebih terbuka dan memiliki pemikiran positif.

Hal ini dapat mengurangi kemungkinan anak untuk mengalami depresi.

Sementara itu, orang tua yang memiliki hubungan erat dengan anak mampu membuat anak menceritakan segala kesulitannya pada orang tua.

2. Pemberian Otonomi pada Anak

Pengaruh lainnya adalah faktor otonomi yang diberikan oleh orang tua pada anak.

Hal ini akan memengaruhi psikologi anak saat beranjak dewasa.

Anak dapat mengatur emosi secara lebih baik dan juga memengaruhi hubungan pertemanan yang terjalin.

Sebaliknya, keterlibatan berlebihan orang tua terhadap pilihan hidup anak juga turut memberikan dampak.

Orang tua diharapkan dapat berperan dengan menunjukkan dukungan dan penghargaan terhadap minat anak, serta mengetahui kapan perlu memberikan batasan.

Perasaan dihargai dan didukung akan meningkatkan kepercayaan diri anak dan mencegah terjadinya depresi pada anak.

Baca Juga: Smiling Depression, Saat Seseorang Berpura-Pura Bahagia Padahal Merasa Depresi

3. Konflik dalam Keluarga

Konflik antar orang tua berperan besar dalam perkembangan psikologi anak terhadap proses internalisasi masalah.

Konflik yang terjadi memengaruhi kerentanan emosional yang dialami anak saat remaja.

Resolusi dari konflik akan menghasilkan output yang lebih baik pada anak dan mencegah depresi pada anak.

Banyaknya konflik antara anak dan orang tua menyebabkan tidak terjalinnya komunikasi yang baik antara kedua pihak.

Selain itu, anak akan merasa kurang mendapat dukungan.

Anak dengan kondisi demikian cenderung memiliki kontrol emosi yang lebih buruk. Hal ini membuatnya lebih rentan untuk mengalami depresi.

4. Pemberian Hukuman pada Anak

Sering kali orang tua memberikan hukuman pada anak jika mereka berbuat salah.

Hukuman yang diberikan dapat berdampak buruk bagi psikologi anak.

Anak yang banyak diberikan hukuman oleh orang tuanya lebih rentan terhadap depresi.

Baca Juga: Mengenal Gangguan Bipolar: Ciri, Jenis, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Cara Memperlakukan Anak yang Depresi

Ilustrasi Anak Menangis
Foto: Ilustrasi Anak Menangis (psycom.net)

Perhatian dan perlakuan orang tua sangat memengaruhi psikologi dalam mencegah terjadinya tanda anak depresi.

Jika Si Kecil tampak depresi, cobalah untuk menjadi pendengar yang bagi anak.

Berikan kesempatan anak untuk bercerita mengenai perasaannya dan kejadian yang membuatnya sedih, baik di rumah, sekolah, maupun di lingkungan sekitarnya.

Dukungan dan kedekatan emosional antara anak dan orang tua berperan penting dalam pendekatan pada anak yang sedang depresi.

Selain memengaruhi psikologi anak, Moms sebagai orang tua berperan dalam memastikan kondisi kesehatan anak.

Ini seperti aktivitas makan, tidur, dan hubungan positif dengan orang-orang di sekitarnya.

Jangan ragu untuk mengajak Si Kecil ke psikiater atau psikolog untuk membantu anak keluar dari kondisi depresi yang dialaminya.

Anak dianjurkan menjalani screening terhadap depresi setiap tahun sejak usia 12-21 tahun.

Jadi, Moms bisa membawa ia ke pakar atau psikolog untuk mencari sumber permasalahannya, ya.

Baca Juga: Mengenal Hidroterapi, Terapi Air untuk Orang yang Sedang Alami Depresi

Moms, itulah ciri-ciri depresi pada anak yang patut diwaspadai.

Tentunya, kondisi ini akan membuat Si Kecil jadi tidak nyaman dan jika dibiarkan akan mengganggu perkembangannya.

Untuk itu, sebagai orang tua, selalu biasakan diri mengamati anak-anak sehingga bisa mendeteksi jika ada hal aneh terjadi.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7763994/
  • https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/002076408803400206
  • https://www.nimh.nih.gov/health/topics/depression

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb