12 Januari 2022

Mengenal Dermatosis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Kondisi ini bisa terjadi di semua permukaan tubuh
Mengenal Dermatosis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati

Dermatosis adalah istilah yang mengacu pada penyakit pada sistem integumen.

Klasifikasi ini mencakup semua yang ada di permukan tubuh, seperti kulit, kuku, dan rambut.

Setiap kondisi yang mempengaruhi kulit dapat dikategorikan sebagai dermatosis.

Hal ini juga termasuk peradangan kulit atau dikenal dengan dermatitis.

Kulit adalah organ terbesar di tubuh yang memiliki beberapa lapisan, termasuk epidermis, dermis, dan jaringan subkutan.

Dermatosis mungkin dapat memberikan perubahan pada salah satu atau semua lapisan kulit ini.

Baca Juga: 12 Jenis Jamur Kulit Paling Menyebalkan, Rentan Menular!

Penyebab Dermatosis

Penyebab dermatosis
Foto: Penyebab dermatosis

Foto: Orami Photo Stock

Dermatosis disebabkan berbagai kondisi.

Ada kondisi yang memang umum terjadi dan tidak diketahui asal-usulnya.

American Academy of Dermatology Association menjelaskan kurang tidur, paparan sinar matahari, dan nikotin bisa memperburuk kondusi pada kulit.

Selain itu, ada beberapa penyebab dermatosis yang perlu diketahui:

1. Gangguan Autoimun

Kondisi ini terjadi ketika tubuh seseorang mulai menyerang dirinya sendiri.

Kondisi ini dapat menyebabkan kulit berkembang seperti vitiligo, lupus, dan alopecia areata.

2. Bakteri

Bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes dapat menyebabkan infeksi kulit, seperti impetigo.

3. Jamur

Jamur tinea dapat menyebabkan infeksi kulit.

Di antaranya seperti athlete’s foot atau penyakit kulit pada kaki atlet.

4. Genetik

Jika salah satu anggota keluarga Moms memiliki gen HLA-DR4 risiko dermatosis lebih tinggi dialami daripada mereka yang tidak.

5. Virus

Virus HIV/AIDS juga bisa menjadi penyebab dermatosis yang dikenal dengan nama dermatosis ashy.

Baca Juga: 5 Penyebab Kulit Payudara Gatal dan Mengelupas

Gejala Dermatosis

Gejala dermatosis
Foto: Gejala dermatosis (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Gejala dermatosis hampir sama dengan kondisi gangguan pada kulit lainnya, seperti gatal atau ruam merah.

Hal ini yang membuat dokter akan kesulitan dalam mendiagnosis dermatosis.

Moms segera menemui dokter jika mengalami beberapa gejala berikut ini.

1. Ruam

Kondisi ini biasanya ditandai dengan warna kulit memerah dan juga menonjol yang disertai dengan gatal.

2. Lesi

Lesi merupakan area kulit yang tidak normal.

3. Makula

Makula adalah perubahan warna atau konsistensi kulit

4. Papula

Kondisi ini terjadi ketika kulit ditumbuhi benjolan dengan diameter lebih kecil dari 1 cm.

5. Nodul

Benjolan pada kulit dengan diameter lebih dari 1 cm.

6. Plak

Area besar kulit yang terkena dengan tepi yang jelas yang mungkin mengelupas atau mengelupas.

7. Vesikel dan Bula

Ini adalah sebutan untuk tonjolan yang berisi cairan pada kulit.

8. Lichenifikasi

Kondisi ini terjadi saat warna kulit berubah dan menjadi tebal, seperti lumut pada pohon.

9. Pustula

Pustula mirip dengan jerawat, yaitu benjolan yang berisi nanah, kemungkinan karena infeksi.

Jika mengalami beberapa kondisi tersebut, Moms sebaiknya berkonsultasi ke dokter agar mendapat pengobatan yang sesuai.

Baca Juga: Tak Kalah Penting, Simak Cara Merawat Kulit Kepala dengan Mudah

Cara Mengobati Dermatosis

Cara mengobati dermatosis
Foto: Cara mengobati dermatosis

Foto: Orami Photo Stock

Perawatan untuk dermatosis sering kali spesifik untuk kondisi yang mendasarinya.

Perawatan untuk rambut rontok yang berhubungan dengan alopecia areata tidak sama dengan jerawat atau berbagai penyakit lainnya.

Namun, beberapa pengobatan berikut ini membantu Moms menghilangkan gejala dan dermatosis.

1. Jangan Menggaruk

Jika Moms mengalami ruam dan juga gatal, hindari menggaruk area tersebut.

Kebiasaan ini dapat memperburuk kondisi dermatosis.

2. Cuci Tangan dengan Sabun

Cuci tangan dengan sabun juga bisa mencegah penyebaran bakteri dan virus yang menyebabkan gatal pada kelapa, kulit, dan kuku.

3. Salep Kortikosteroid

Mengoleskan salep kortikosteroid (hidrokortison), ke daerah yang terkena untuk mengurangi gejala dermatosis.

Di antaranya seperti rasa gatal atau ruam merah pada kulit.

4. Antibiotik

Saat kondisi gatal semakin parah, dokter akan memberikan obat, seperti antibiotik atau antijamur.

Obat-obatan ini dapat mengurangi peradangan pada kulit, rambut, dan kuku.

5. Pengobatan Alami

Moms juga bisa menggunakan bahan alami, seperti minyak kelapa atau lidah biaya.

Bahan alami ini mampu mengurangi kekeringan pada kulit sehingga gatal dan ruam berkurang.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Dermatitis Atopik dan Seboroik, Yuk!

Cara Mencegah Dermatosis

Cara mencegah dermatosis
Foto: Cara mencegah dermatosis

Foto: Orami Photo Stock

Setiap jenis penyakit kulit memiliki pemicunya masing-masing.

Cara terbaik untuk mencegahnya adalah mengetahui kulit Moms sendiri.

Selain itu, Moms bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mencegah terjadinya dermatosis.

1. Gunakan Pelembap secara Teratur

Kulit kering lebih mudah mengalami iritasi, terutama di musim dingin atau daerah kering.

Selalu menggunakan krim pelembap merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya dermatosis.

Pastikan Moms menggunakan pelembap berkualitas yang bebas dari pewarna dan pewangi buatan.

Waktu terbaik untuk menggunakan pelembap adalah setelah mandi karena kulit dapat menyerap dengan baik.

Selain itu, banyak konsumsi air putih juga bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kelembapan kulit.

Jangan lupa untuk minun air putih minimal 2 liter per hari.

2. Selalu Gunakan Tabir Surya

Paparan sinar UV matahari menyebabkan kulit terbakar, perubahan warna kulit, dan akhirnya kanker kulit.

Bahkan pada hari berawan atau dingin, oleskan tabir surya ke wajah dan area lain yang terbuka sebelum keluar rumah.

3. Jaga Tubuh dari Keringat

Minyak dan bakteri mungkin dapat bercampur dengan keringat, sehingga menyumbat pori-pori pada kulit.

Kondisi ini dapat menyebabkan jerawat atau iritasi pada kulit.

Penting untuk Moms selalu menjaga kulit dari keringat setelah olahraga atau berkegiatan di bawah matahari.

Jangan ragu untuk mandi atau mencuci muka setelah melakukan kegiatan tersebut.

Hindari menggunakan pakaian lembap atau membiarkan keringat menempel di wajah untuk waktu yang lama.

Hal itu dapat membuat minyak dan bakteri pada kulit berkembang biak.

4. Pilih Pakaian dengan Bahan Katun

Untuk menghindari iritasi kulit, pilih pakaian dengan bahan katun yang longgar.

Bahan katun memungkinkan kulit bernapas dan tidak akan memerangkap kelembapan seperti kain lainnya.

Baca Juga: Xeroderma Pigmentosum, Kondisi Saat Seseorang Sangat Sensitif Terhadap Sinar UV

Jenis Dermatosis

Jenis dermatosis
Foto: Jenis dermatosis

Foto: Orami Photo Stock

Kulit adalah organ terbesar pada tubuh, sehingga rentan terkena masalah.

Sebut saja seperti ringworm, kanker hati, vitiligo, molluscum contagiosum, lupus, lichen sclerosus, keratosis pilaris, impetigo, dan ichthyosis.

Ini beberapa jenis dermatosis berikut perlu dikenali sebelum melakukan pengobatan:

1. Jerawat

Jerawat adalah masalah kulit yang umum yang terjadi ketika pori-pori pada kulit tersumbat oleh kotoran, minyak, atau bakteri.

Setelah pori-pori tersumbat, jerawat terbentuk di kulit.

Jerawat paling sering muncul di wajah, punggung, dada, dan bahu.

2. Alopecia Areata

Alopecia areata adalah penyakit kulit yang menyebabkan rambut rontok.

Rambut biasanya rontok dalam ukuran seperempat, tetapi kondisi ini jarang menyebabkan kerontokan total.

Kondisi ini dapat terjadi pada rambut di bagian tubuh mana pun, termasuk kulit kepala, wajah, ketiak, dan telinga.

3. Epidermolisis Bulosa

Epidermolisis bulosa menyebabkan kulit rapuh yang mudah robek atau melepuh.

Gejala biasanya dimulai saat lahir dan memburuk seiring bertambahnya usia.

Tidak ada obat untuk epidermolisis bulosa, tetapi dapat berhasil dikelola dengan pengobatan.

4. Hidradenitis suppurativa

Hidradenitis suppurativa, dikenal juga sebagai jerawat inversa.

Ini adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan jerawat di dan di bawah kulit.

National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease menjelaskan benjolan seperti jerawat membentuk terowongan di bawah kulit dan dapat menyebabkan jaringan parut.

5. Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan plak tebal pada kulit.

Ini terjadi ketika sel-sel kulit beregenerasi terlalu cepat.

Hal ini menyebabkan sel-sel kulit mati menumpuk di kulit alih-alih mengelupas sebagaimana mestinya.

Plak kulit yang berkembang biasanya berwarna putih keperakan dan gatal.

Demikian penjelasan mengenai penyebab, gejala dan mengatasi dermatosis.

Semoga artikelnya bermanfaat untuk kesehatan Moms dan keluarga.

  • https://www.healthline.com/health/dermatoses#less-common-examples
  • https://www.verywellhealth.com/dermatosis-5187765#citation-9
  • https://www.niams.nih.gov/health-topics/skin-diseases
  • https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-secrets/routine/prevent-summer-skin-problems

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb