23 Oktober 2023

Mengenal Fungsi Plasenta, Sumber Asupan Nutrisi Janin

Ada berbagai jenis gangguan plasenta yang dialami ibu hamil
Mengenal Fungsi Plasenta, Sumber Asupan Nutrisi Janin
  • Varian Hormon Pertumbuhan Manusia

Varian hormon pertumbuhan manusia diproduksi oleh syncytiotrophoblast dan memengaruhi pertumbuhan plasenta itu sendiri.

Ini juga merangsang glukoneogenesis dan lipolisis ibu, mengoptimalkan ketersediaan nutrisi untuk janin yang sedang berkembang.

  • Estrogen dan progesteron

Hingga akhir minggu kedelapan kehamilan, korpus luteum mengeluarkan progesteron.

Plasenta secara bertahap mengambil alih peran ini dan produksi progesteron meningkat sampai sebelum persalinan.

Progesteron penting dalam mencegah kontraksi uterus dan permulaan persalinan. Estrogen merangsang pertumbuhan rahim dan perkembangan kelenjar susu.

4. Fungsi Imunologis

Fungsi plasenta lainnya adalah fungsi imonologis.

Meskipun sebagian besar protein terlalu besar untuk melewati penghalang plasenta, antibodi IgG ibu dapat menyeberang dari ibu ke janin melalui pinositosis.

Hal ini untuk memberikan kekebalan pasif dalam beberapa bulan pertama kehidupan.

Syncytiotrophoblast memiliki reseptor untuk fragmen Fc dari IgG yang terikat, kemudian diendositosis menjadi vesikel sebelum dilepaskan oleh eksositosis ke dalam darah janin.

Transfer ini dimulai pada awal kehamilan dan meningkat secara eksponensial pada trimester ketiga.

Antibodi yang menyebabkan gangguan autoimun ibu (misalnya miastenia gravis) juga dapat melintasi plasenta dan mempengaruhi janin.

Kondisi yang Mempengaruhi Plasenta Bayi

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Freepik.com/valeria-aksakova)

Dalam studi di American Journal of Obstetrics & Gynecology, plasenta adalah organ yang sangat kompleks dan menarik.

Selama kehamilan, fungsi plasenta bayi adalah sebagai:

  • Paru-paru
  • Usus
  • Ginjal
  • Hati janin

Plasenta juga memiliki aksi endokrin utama yang mengatur fisiologi dan metabolisme ibu serta menyediakan lingkungan yang aman dan protektif di mana janin dapat berkembang.

Ada ragam faktor yang dapat memengaruhi kesehatan plasenta selama kehamilan.

Sebagian bisa dikendalikan, dan sebagian tidak. Berikut ini beberapa hal yang mempengaruhi kesehatan plasenta bayi.

1. Usia Ibu

Beberapa masalah plasenta bayi lebih sering terjadi pada wanita yang hamil di usia lebih tua, terutama setelah usia 40 tahun.

2. Ketuban Pecah Sebelum Persalinan

Ketuban pecah sebelum persalinan bisa mengganggu fungsi plasenta bayi.

Selama kehamilan, janin dikelilingi dan diberi bantalan oleh selaput berisi cairan yang disebut kantung ketuban.

Jika kantung bocor atau pecah sebelum persalinan dimulai, atau disebut pecah ketuban, risiko masalah plasenta tertentu meningkat.

3. Kondisi Kesehatan Tertentu

Kondisi kesehatan tertentu juga ternyata bisa mengganggu fungsi plasenta bayi. Tekanan darah tinggi dapat mempengaruhi kondisi dari plasenta bayi.

Selain itu, setiap kondisi yang mengganggu kemampuan darah untuk menggumpal atau meningkatkan penggumpalan, akan meningkatkan risiko masalah plasenta bayi.

4. Kehamilan Kembar atau Ganda

Kehamilan kembar bisa mengganggu fungsi plasenta bayi.

Jika Moms hamil dengan lebih dari satu bayi, Moms mungkin berisiko tinggi mengalami masalah plasenta tertentu.

5. Operasi Rahim

Operasi rahim bisa mengganggu fungsi plasenta bayi.

Bila Moms pernah menjalani operasi sebelumnya pada rahim, seperti operasi caesar atau mengangkat fibroid, Moms berisiko lebih tinggi mengalami masalah plasenta bayi.

Selain itu, jika Moms pernah mengalami masalah fungsi plasenta selama kehamilan sebelumnya, maka mungkin juga akan berisiko lebih tinggi untuk mengalaminya lagi.

6. Trauma Perut

Trauma pada perut, seperti jatuh, kecelakaan mobil atau jenis pukulan lainnya, dapat meningkatkan risiko plasenta bayi terlepas dari rahim secara prematur (solusio plasenta).

Kondisi ini bisa mengganggu fungsi plasenta.

Baca Juga: 8 Fungsi Amnion (Air Ketuban) untuk Pertumbuhan Janin

Gangguan pada Fungsi Plasenta Bayi yang Bisa Terjadi

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)

Biasanya, plasenta menempel di bagian atas atau samping rahim.

Dalam beberapa kasus, plasenta berkembang di lokasi yang salah atau menempel terlalu dalam ke dinding rahim.

Gangguan plasenta janin ini yang disebut:

  • Plasenta previa
  • Plasenta akreta
  • Plasenta increta
  • Plasenta perkreta

Mengutip Beth Israel Deaconess Medical Center, gangguan fungsi plasenta biasanya didiagnosis dengan USG pada trimester kedua (sekitar 18-20 minggu setelah kehamilan).

1. Plasenta Previa

Gangguan fungsi plasenta bayi yang pertama adalah plasenta previa. Plasenta previa terjadi ketika plasenta bayi menutupi sebagian atau seluruh serviks.

Melansir Hindawi Journal of Pregnancy, insiden plasenta previa adalah 3–5 per 1.000 kehamilan di seluruh dunia dan masih meningkat karena angka operasi caesar tinggi.

Jika Moms memiliki plasenta previa di awal kehamilan, biasanya hal tersebut tidak menjadi masalah. Namun, bisa menyebabkan perdarahan serius dan komplikasi lain di kemudian hari.

Untuk membatasi pendarahan selama kehamilan, tim kebidanan mungkin akan merekomendasikan demi...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb