04 Februari 2022

Sering Ada di Kemasan Obat, Ini yang Dimaksud Kontraindikasi

Penting dipahami saat membaca kemasan obat-obatan
Sering Ada di Kemasan Obat, Ini yang Dimaksud Kontraindikasi

Ketika membaca label kemasan obat, Moms tentu sering menemukan kata kontraindikasi, bukan?

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan kontraindikasi?

Berbagai keterangan pada label obat dibuat bukan tanpa alasan.

Selain komposisi, indikasi, dosis, dan efek samping, memahami kontraindikasi tak kalah penting.

Tujuannya agar Moms bisa mengetahui apakah obat tersebut dapat efektif dan aman dikonsumsi.

Yuk, simak pembahasannya berikut ini!

Baca Juga: Permethrin: Fungsi, Penggunaan, Dosis, dan Efek Samping

Apa Itu Kontraindikasi?

kontraindikasi
Foto: kontraindikasi (webmd.com)

Foto: webmd.com

Kontraindikasi adalah kondisi atau gejala spesifik yang membuat suatu pengobatan atau prosedur medis tidak disarankan untuk dilakukan.

Bahkan, pada beberapa kondisi juga sama sekali tidak boleh dilakukan karena dapat membahayakan.

Kondisi apa saja yang menjadi kontraindikasi biasanya menjadi salah satu hal yang wajib dicantumkan dalam kemasan, oleh produsen obat.

Hal ini agar orang yang menggunakan obat tersebut menjadi tahu.

Jika ada pasien yang memiliki kondisi atau gejala yang disebutkan dalam kontraindikasi, obat tersebut tidak boleh digunakan.

Dokter biasanya akan meresepkan pilihan obat lainnya.

Jenis-Jenis Kontraindikasi

Berdasarkan sifatnya, kontraindikasi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kontraindikasi relatif dan absolut.

Berikut ini penjelasannya satu-persatu:

1. Kontraindikasi Relatif

Kontraindikasi relatif adalah kondisi ketika suatu pengobatan atau prosedur medis tertentu tidak disarankan.

Ini juga bisa menjadi bentuk kehati-hatian ketika 2 obat atau prosedur medis digunakan bersamaan.

Namun, karena sifatnya relatif, pengobatan atau prosedur medis mungkin tetap dapat digunakan.

Dengan syarat manfaatnya lebih besar, dibandingkan risikonya.

Misalnya, pemeriksaan rontgen tidak dianjurkan bagi ibu hamil.

Namun, pada beberapa kondisi di mana pemeriksaan ini sangat diperlukan, maka pemeriksaan masih boleh dijalani.

Contoh lainnya, pada kasus penyakit asam urat, yang pernah diteliti dan diterbitkan pada 2011 di The American Journal of Medicine.

Para peneliti menyimpulkan, pasien dengan asam urat biasanya memiliki beberapa penyakit penyerta yang mengakibatkan kontraindikasi untuk banyak obat yang tersedia untuk mengobati asam urat.

Namun, meski ada kontraindikasi untuk terapi asam urat, pasien tetap sering diresepkan obat tersebut.

Hal ini karena menimbang lebih besarnya manfaat yang bisa didapatkan, dibandingkan potensi kerugiannya.

Baca Juga: Natrium Bikarbonat: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan

2. Kontraindikasi Absolut

Kontraindikasi absolut adalah kondisi atau gejala di mana pengobatan atau prosedur medis tertentu tidak boleh dilakukan.

Biasanya, kontraindikasi ini ditetapkan karena obat atau prosedur yang digunakan dapat berbahaya atau mengancam jiwa.

Jadi, pada kontraindikasi absolut, obat atau prosedur medis tertentu harus benar-benar dihindari.

Contohnya, kontraindikasi aspirin pada anak-anak, karena dapat menyebabkan sindrom Reye.

Kontraindikasi Bukan Hanya Terkait dengan Obat-obatan

vaksin booster
Foto: vaksin booster (freepik.com)

Foto: Orami Photo Stock

Istilah kontraindikasi mungkin lebih familiar dan sering dikaitkan dengan obat-obatan.

Padahal, ini juga berlaku bagi prosedur medis seperti pemeriksaan rontgen, bahkan juga vaksin.

Meski tujuannya baik, yaitu melindungi dari penyakit berbahaya di kemudian hari, pemberian vaksin juga ada aturannya.

Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kontraindikasinya.

Dalam hal ini, orang dengan gejala atau kondisi tertentu mungkin tidak dianjurkan atau tidak diperbolehkan untuk menerima vaksin.

Hal ini untuk mencegah risiko reaksi merugikan yang serius setelah vaksinasi.

Jadi, kontraindikasi vaksin adalah kondisi ketika suatu vaksin tidak dianjurkan atau tidak boleh diberikan.

Namun, setiap vaksin tentu punya aturan yang berbeda-beda.

Ada yang kontraindikasi relatif dan ada pula yang absolut.

Selain itu, menurut laporan pada 2006 di Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) menyebutkan, beberapa kontraindikasi juga sering kali bersifat sementara.

Artinya, vaksinasi dapat dilakukan di kemudian hari.

Tepatnya ketika kondisi yang mengarah pada kontraindikasi sudah diatasi.

Contoh kontraindikasi vaksin adalah penderita gangguan kekebalan tubuh yang parah umumnya tidak boleh menerima vaksin dari virus hidup.

Contoh lainnya, penderita penyakit Imunodefisiensi kombinasi parah (SCID) dan riwayat intususepsi tidak dianjurkan untuk menerima vaksin rotavirus.

Baca Juga: Jangan Lengah Setelah Vaksin! Pertahankan Imunitas dengan Suplemen Herbal Alami

Istilah Farmasi Lain yang Perlu Diketahui

kontraindikasi
Foto: kontraindikasi (verywellhealth.com)

Foto: verywellhealth.com

Selain kontraindikasi, ada beberapa istilah farmasi lain yang juga penting untuk diketahui.

Beberapa istilah berikut mungkin sering ditemukan dalam label kemasan obat:

1. Aturan Pakai

Seperti namanya, ini adalah petunjuk untuk menggunakan obat dengan benar.

Biasanya juga memuat tindakan pencegahan penyalahgunaan obat.

Menurut US Food and Drug Administration, aturan pakai harus ditulis secara rinci, ringkas, dan mudah dipahami.

Tujuannya untuk memudahkan pasien dalam menggunakan obat.

Baca Juga: 7 Cara Meminumkan Obat pada Bayi Tanpa Rewel, Yuk Terapkan!

2. Dosis

Dosis adalah takaran atau jumlah obat yang harus digunakan, agar dapat menghasilkan efek terapi pada fungsi tubuh yang terkena gangguan.

Ini biasanya disesuaikan dengan kondisi yang diobati, usia, atau berat badan pasien.

Pada obat yang dijual bebas, Moms sering melihat adanya perbedaan dosis obat untuk anak-anak dan orang dewasa, bukan?

Sama seperti kontraindikasi, dosis obat juga perlu diperhatikan.

Tidak berlebihan dan tidak juga kurang.

Jika berlebihan, dapat menimbulkan efek toksik atau overdosis.

Sebaliknya, jika terlalu rendah dari yang disarankan, obat mungkin tidak bisa bekerja optimal dalam mengatasi penyakit.

Baca Juga: Digoxin Obat Gagal Jantung, Ini Dosis dan Efek Sampingnya

3. Indikasi

Kebalikan dari kontraindikasi, indikasi adalah informasi yang menjelaskan tujuan penggunaan obat.

Biasanya, ini ditulis dengan menyertakan gejala penyakit yang bisa diatasi dengan obat tersebut.

4. Interaksi Obat

Interaksi obat adalah efek yang dapat terjadi jika obat diminum bersamaan dengan obat atau zat lain.

Ini dapat meningkatkan risiko efek samping atau menurunkan keefektifan obat dalam mengatasi penyakit.

5. Efek Samping

Efek samping adalah efek yang bisa timbul setelah penggunaan obat atau penggunaan dalam jangka panjang.

Biasanya efek samping yang terjadi dalam bentuk negatif dan merugikan.

Nah, itulah pembahasan mengenai kontraindikasi dan istilah obat-obatan lain yang perlu dipahami.

Semoga bermanfaat ya, Moms!

  • https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5515a1.htm
  • https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2010.09.012
  • https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/acip-recs/general-recs/contraindications.html
  • https://medlineplus.gov/ency/article/002314.htm
  • https://blog.nus.edu.sg/phcdgs/2017/02/25/side-effects-adverse-effects-and-contraindications/#.YRtsPNSLS00
  • https://study.com/academy/lesson/drug-indications-contraindication-definitions-examples.html
  • https://www.fda.gov/about-fda/project-renewal/how-do-i-use-prescription-drug-labeling
  • https://www.fda.gov/drugs/prescription-drug-advertising/drug-advertising-glossary-terms
  • https://www.fda.gov/drugs/resources-you-drugs/drug-interactions-what-you-should-know

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb