08 Januari 2024

Mata Bayi Kuning, Ini Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Kondisi mata bayi kuning hal yang normal, namun harus mendapat perawatan yang tepat
Mata Bayi Kuning, Ini Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Berbagai masalah kesehatan seringkali terjadi pada bayi yang baru lahir, termasuk mata bayi kuning.

Bukan hanya pada mata, tetapi kulit bayi juga akan terlihat kuning.

Menurut American Pregnancy Association, sekitar 60 persen bayi akan mendapatkannya,

Mengapa ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan karena adanya kadar bilirubin dalam darah yang tinggi.

Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang dihasilkan dari hasil pemecahan sel darah merah.

Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang apa yang menjadi penyebab mata bayi kuning dan berbagai fakta lainnya berikut ini!

Baca Juga: 13+ Cara Merawat Bayi Baru Lahir, Panduan Tepat untuk Ibu Baru!

Penyebab Mata Bayi Kuning

Mata Bayi Kuning (Orami Photo Stock)
Foto: Mata Bayi Kuning (Orami Photo Stock)

Beberapa sel darah merah tubuh rusak setiap hari dan membuat bilirubin dalam darah.

Itu menjadi tugas hati untuk menyaringnya keluar dari aliran darah.

Saat bayi masih berada dalam kandungan, hati Moms akan membersihkan bilirubinnya untuk Si Kecil.

Setelah lahir, hati bayi sendirilah yang mengambil alih tugas tersebut.

Kadang-kadang, mata bayi kuning dapat hilang dengan sendirinya atau dokter mungkin menyarankan terapi cahaya atau perawatan lain untuk mengatasinya.

Terkadang, hati bayi yang baru lahir tidak dapat memecah bilirubin secepat tubuh mereka membuatnya, dan itu mulai menumpuk. Kondisi ini sering dialami pada bayi yang menyusui.

Penyakit kuning biasanya muncul 2 atau 3 hari setelah bayi lahir dan akan hilang dalam beberapa minggu pertama.

Beberapa jenis mungkin muncul lebih cepat atau lambat.

Ada dua macam penyakit kuning yang bisa terjadi saat menyusui, yaitu:

1. Breastmilk Jaundice

Penyakit kuning karena ASI (breastmilk jaundice) akan terlihat jika Si Kecil memiliki gejala mata kuning, dan warna kuning pada tubuh bayi akan bertahan setelah jaundice fisiologis menghilang.

Kondisi ini bisa terjadi pada bayi sehat, cukup bulan, dan mendapatkan ASI.

Breastmilk jaundice seringnya terjadi setelah tiga minggu setelah lahir.

Penyebab terjadinya penyakit ini tidak diketahui pasti.

Namun diduga karena adanya substansi dalam ASI yang menghambat pemecahan bilirubin.

Breastmilk jaundice sering dialami oleh anak yang memiliki riwayat keluarga dengan keluhan serupa.

Bayi kuning karena breastmilk jaundice tidak perlu berhenti mengonsumsi ASI.

Kondisi ini tidak mengindikasikan adanya kelainan pada ASI yang dihasilkan ibu.

Sambil menyusui, akan terjadi penurunan pada kadar bilirubin bayi perlahan-lahan.

Kondisi mata bayi kuning ini dapat bertahan hingga 14 hari atau juga bisa menetap hingga usia 3-12 minggu.

Keadaan ini tidak berbahaya selama kadar bilirubin terkontrol dan bayi tetap mendapat asupan nutrisi yang memadai.

2. Breastfeeding Jaundice

Mata bayi kuning akibat breastfeeding jaundice seringkali disamakan dengan breastmilk jaundice, padahal berbeda.

Penyakit kuning dari breastfeeding jaundice timbul karena kurangnya konsumsi susu pada bayi.

Susu berperan penting dalam meningkatkan pergerakan usus bayi sehingga membantu mengeluarkan bilirubin yang menumpuk dalam tubuh.

Bila tidak terjadi pergerakan usus, bilirubin yang menumpuk akan diserap kembali ke dalam sirkulasi darah.

Kondisi ini juga menghambat pengeluaran mekonium yang memiliki kandungan bilirubin tinggi.

Breastfeeding jaundice umumnya terjadi pada minggu pertama sejak bayi lahir, atau 3-4 hari setelah lahir berbeda dengan kondisi breastmilk jaundice yang terjadi lebih lama.

Kondisi ini akan menghilang dengan sendirinya apabila bayi memperoleh cukup asupan ASI.

Bayi dengan breastfeeding jaundice dianjurkan untuk tetap memperoleh ASI, karena akan meningkatkan produksi ASI pada ibu dan juga meningkatkan asupan kalori pada bayi.

Selain itu, ASI bisa mencegah bayi mengalami dehidrasi. Hal ini tentunya berperan untuk mengurangi kondisi kulit dan mata bayi kuning.

Mata kuning hanyalah salah satu gejala penyakit kuning pada bayi baru lahir.

Orang tua baru juga harus memperhatikan gejala-gejala seperti kulit kuning, kekurangan energi, sifat lekas marah, demam, dan kesulitan makan.

Jenis penyakit kuning yang lebih serius dapat disebabkan oleh penyakit atau kondisi, seperti:

Penyakit kuning juga dapat terjadi jika Moms memiliki golongan darah yang berbeda dari bayinya.

Jika itu terjadi pada Moms, tubuh Moms mungkin membuat antibodi yang menyerang sel darah merah bayi.

Baca Juga: Berapa Banyak Porsi Makanan Bayi 6 Bulan? Ini Kata dokter!

Dalam beberapa kasus, Moms dapat membantu mencegahnya dengan mendapatkan suntikan khusus saat masih hamil.

Faktor Risiko Mata Bayi Kuning

Mata Bayi Kuning (Orami Photo Stock)
Foto: Mata Bayi Kuning (Orami Photo Stock)

Dalam jurnal Paediatrics & Child Health, penyakit kuning biasanya mudah dikenali karena kulit dan bagian putih mata bayi berubah warna menjadi kuning.

Mengutip Mayo Clinic, faktor risiko utama penyakit kuning, terutama penyakit kuning parah yang dapat menyebabkan komplikasi, meliputi hal-hal berikut ini.

1. Lahir Prematur

Bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu mungkin tidak dapat memroses bilirubin secepat bayi yang lahir dengan cukup bulan.

Bayi prematur juga mungkin menyusu lebih sedikit dan buang air besar lebih sedikit, sehingga bilirubin yang dikeluarkan melalui tinja lebih sedikit.

Ini menjadi faktor risiko jaundice, yang menyebabkan mata bayi kuning.

2. Memar saat Lahir

Bayi baru lahir yang mengalami memar selama persalinan dan mengalami memar akibat persalinan mungkin memiliki kadar bilirubin yang lebih tinggi akibat pemecahan lebih banyak sel darah merah.

Kondisi ini juga bisa menjadi faktor risiko dari penyebab mata bayi kuning.

3. Golongan Darah

Jika golongan darah ibu berbeda dengan bayinya, ia mungkin telah menerima antibodi melalui plasenta yang menyebabkan kerusakan sel darah merah yang cepat dan tidak normal.

4. Menyusui

Bayi yang diberi ASI, terutama mereka yang mengalami kesulitan menyusui atau mendapatkan nutrisi yang cukup dari menyusui, berisiko lebih tinggi terkena penyakit kuning dan mata bayi kuning.

Dehidrasi atau asupan kalori yang rendah dapat menyebabkan timbulnya penyakit kuning.

Karena manfaat ASI, penting untuk memastikan Si Kecil cukup makan dan cukup terhidrasi.


5. Ras

Studi menunjukkan bahwa bayi keturunan Asia Timur memiliki peningkatan risiko penyakit kuning.

Ini menjadi faktor risiko dari penyebab mata bayi kuning.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita

Gejala dan Diagnosa

Bayi Menangis
Foto: Bayi Menangis (Orami Photo Stocks)

Tanda penyakit kuning adalah kulit serta mata bayi kuning pada bagian putih matanya. Biasanya dimulai pada wajah.

Begitu kadar bilirubin dalam darah meningkat, warna kuning berpindah ke dada dan perut, dan akhirnya, kaki dan lengan.

Penyakit kuning yang parah bisa menjadi situasi darurat, jadi hubungi dokter segera jika:

  • Bayi tidak menyusui atau popoknya tidak basah
  • Bayi sulit untuk bangun
  • Bayi tidak berhenti menangis atau menangis dengan nada tinggi
  • Bayi lemas atau kaku dengan punggung melengkung
  • Mata bayi bergerak aneh

Biasanya, dokter dapat memberi tahu saat bayi menderita penyakit kuning hanya dengan melihat.

Tetapi dokter juga ingin tahu berapa banyak bilirubin dalam darah bayi untuk membantu memutuskan rencana perawatan.

Dokter mungkin akan melakukan:

  • Mengambil darah dari bayi dan dikirimkan ke laboratorium untuk mengukur tingkat dan jenis bilirubin.
  • Uji kulit bayi dengan alat yang mengukur bilirubin dengan menyinarinya dengan cahaya khusus.

Jika dokter mencurigai bahwa suatu kondisi menyebabkan penyakit kuning pada bayi, mereka mungkin melakukan tes lain, seperti:

  • Mengnambil sampel urin untuk memeriksa infeksi
  • Menghitung darah lengkap untuk mengukur jumlah sel darah merah
  • Menghitung retikulosit untuk melihat apakah jumlah sel darah merah yang baru terbentuk normal
  • Tes golongan darah untuk melihat apakah darah ibu tidak cocok dengan darah bayi
  • Tes Coomb untuk melihat apakah sistem kekebalan menghancurkan sel darah merah bayi
  • Tes fungsi hati

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak!

Komplikasi Mata Bayi Kuning yang Tidak Diobati

Nyatanya akan sangat berbahaya jika mata bayi kuning tidak segera mendapat pengobatan.

Berikut adalah penjelasan tentang komplikasi yang mungkin terjadi akibat mata kuning pada bayi:

1 . Kernikterus

Jika bilirubin dalam darah sangat tinggi dan tidak diobati dengan cepat, bisa menyebabkan komplikasi serius yang disebut kernikterus.

Kernikterus adalah kerusakan otak yang diakibatkan oleh penumpukan berlebihan bilirubin, yang dapat mengganggu fungsi otak dan sistem saraf pusat.

Ini bisa menyebabkan masalah perkembangan, keterlambatan perkembangan, gangguan motorik, gangguan pendengaran, dan masalah neurologis lainnya.

2 . Gangguan Penglihatan dan Pendengaran

Jika kadar bilirubin yang tinggi tidak diobati dengan tepat, bayi bisa mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran yang bersifat permanen.

Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan bayi dalam jangka panjang.

3 . Kerusakan Organ

Penumpukan bilirubin yang berlebihan juga bisa merusak organ-organ tubuh lainnya, termasuk hati dan limpa.

Ini dapat mempengaruhi fungsi normal organ-organ tersebut.

4 . Perubahan Tingkah Laku dan Kognitif

Jika komplikasi akibat mata kuning tidak diatasi dengan baik, bisa mempengaruhi kemampuan bayi dalam belajar, berpikir, dan memahami informasi, terutama jika terjadi kerusakan otak.

Nah, penting untuk diingat bahwa tidak semua kasus mata kuning pada bayi berakhir dengan komplikasi.

Sebagian besar kasus ikterus neonatal ringan akan membaik dengan sendirinya seiring pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Namun, penting untuk mengawasi perkembangan bayi dan berkonsultasi dengan dokter jika Moms melihat tanda-tanda perubahan atau peningkatan mata kuning yang tidak kunjung membaik.

Dokter akan melakukan penilaian lebih lanjut, seperti tes darah untuk mengukur kadar bilirubin, dan memberikan pengobatan yang diperlukan jika diperlukan.

Cara Menurunkan Mata Bayi Kuning dengan Cepat

Mata Bayi Kuning (Orami Photo Stock)
Foto: Mata Bayi Kuning (Orami Photo Stock)

Perawatan penyakit kuning yang menyebab mata bayi kuning biasanya hanya diperlukan jika bayi memiliki kadar zat yang disebut bilirubin dalam darahnya, jadi tes perlu dilakukan untuk memeriksanya.

Sebagian besar bayi dengan penyakit kuning tidak memerlukan pengobatan karena kadar bilirubin dalam darah mereka ternyata rendah.

Dalam kasus ini, kondisinya biasanya membaik dalam 10-14 hari dan tidak akan membahayakan bayi.

Jika kondisi Si Kecil memburuk atau tidak hilang setelah 2 minggu, hubungi bidan, petugas kesehatan, atau dokter .

Jika penyakit kuning bayi tidak membaik dari waktu ke waktu atau tes menunjukkan kadar bilirubin yang tinggi dalam darah, bayi mungkin dirawat di rumah sakit dan dirawat dengan fototerapi atau transfusi tukar.

Perawatan ini direkomendasikan untuk mengurangi risiko komplikasi langka namun serius dari penyakit kuning pada bayi baru lahir yang disebut kernikterus, yang dapat menyebabkan kerusakan otak.

Bila kadar bilirubin bayi di bawah 20 mg/dL, langkah-langkah berikut dapat dilakukan pada bayi sehat dan cukup bulan.

1. Lebih Banyak Menyusui

Mengkonsumsi lebih banyak ASI atau susu formula akan membantu bayi buang air besar lebih sering, yang dapat membantu membersihkan bilirubin dari tubuh.

Jika Moms sedang menyusui, usahakan untuk memberikan 8-12 kali ASI sehari pada hari-hari pertama kehidupan bayi. Jika memberi susu formula, berikan 1-2 ons setiap 2-3 jam.

Atau, jika bayi mengalami kesulitan menyusui, dokter mungkin menyarankan untuk memberi ASI dari botol atau juga memberi bayi susu formula.


2. Fototerapi

Mengutip National Health Service, fototerapi adalah pengobatan dengan jenis cahaya khusus (bukan sinar matahari).

Kadang-kadang digunakan untuk mengobati penyakit kuning pada bayi baru lahir dengan menurunkan kadar bilirubin dalam darah bayi melalui proses yang disebut foto-oksidasi.

Foto-oksidasi menambahkan oksigen ke bilirubin sehingga mudah larut dalam air.

Hal ini mempermudah hati bayi Anda untuk memecah dan mengeluarkan bilirubin dari darahnya.

Ada 2 jenis utama fototerapi.

  • Fototerapi konvensional, di mana bayi dibaringkan di bawah lampu halogen atau lampu neon dengan mata tertutup
  • Fototerapi serat optik, di mana bayi berbaring di atas selimut yang menggabungkan kabel serat optik; Cahaya bergerak melalui kabel serat optik dan menyinari punggung bayi

Kedua metode fototerapi di atas bertujuan untuk memaparkan kulit bayi ke cahaya sebanyak mungkin.

Jika penyakit kuning bayi tidak membaik setelah fototerapi konvensional atau fibreoptik, fototerapi multipel berkelanjutan dapat ditawarkan.

Fototerapi umumnya sangat efektif untuk penyakit kuning pada bayi baru lahir dan memiliki sedikit efek samping, meskipun bayi mungkin mengalami ruam dan diare sementara.

3. Transfusi Tukar

Jika pada kondisi mata bayi kuning dan memiliki kadar bilirubin yang sangat tinggi dalam darahnya atau fototerapi belum efektif, ia mungkin memerlukan transfusi darah lengkap, yang dikenal sebagai transfusi tukar.

Selama transfusi tukar, darah bayi akan dikeluarkan melalui tabung plastik tipis yang ditempatkan di pembuluh darah di tali pusar, lengan atau tungkai.

Darah ini kemudian diganti dengan darah dari donor yang cocok (golongan darah yang sama).

Karena darah baru tidak mengandung bilirubin, keseluruhan kadar bilirubin dalam darah bayi akan turun dengan cepat.

Bayi akan diawasi secara ketat selama proses transfusi, yang dapat memakan waktu beberapa jam hingga selesai.

Setiap masalah yang mungkin timbul, seperti perdarahan, akan segera diobati.

Darah bayi kemudian akan diuji dalam 2 jam setelah perawatan untuk memeriksa apakah berhasil.

Jika kadar bilirubin dalam darah bayi tetap tinggi, prosedur ini mungkin perlu diulang.

4. Perawatan Lainnya

Jika penyakit kuning disebabkan oleh masalah kesehatan yang mendasari, seperti infeksi, ini biasanya perlu diobati.

Bayi harus tinggal di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) atau unit perawatan intensif neonatal untuk prosedur ini.

Meski begitu, kasus seperti ini sangat jarang terjadi.

Pada penyakit kuning yang disebabkan oleh penyakit rhesus (ketika ibu memiliki darah rhesus-negatif dan bayi memiliki darah rhesus-positif), imunoglobulin intravena (IVIG) dapat digunakan.

Jangan ragu untuk memeriksakan bayi jika melihat tanda-tanda penyakit kuning, termasuk saat melihat mata bayi kuning.

Ini jarang terjadi, tetapi jika penyakit kuning parah tidak diobati, bilirubin dapat masuk ke otak dan menyebabkan kerusakan permanen.

Kondisi ini disebut kernikterus. Selain itu, komplikasi lain dapat meliputi:

Tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kuning yang khas pada bayi baru lahir.

Tetapi Moms dapat membantu dengan memastikan bayi disusui dengan baik.

Apabila terjadi mata bayi kuning, segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisinya agar mendapat penanganan yang tepat ya Moms.

Kapan Sebaiknya Mata Bayi Kuning Dibawa ke Dokter?

Bayi yang mengalami kuning (jaundice) harus segera dibawa ke dokter jika.

  • Jaundice muncul dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
  • Kondisi kuning semakin memburuk atau menyebar ke tubuh bagian bawah.
  • Bayi tampak lesu, sulit bangun, atau sulit menyusu.
  • Bayi mengalami demam atau terlihat sangat sakit.
  • Jaundice berlangsung lebih dari dua minggu.

Itulah informasi seputar mata bayi kuning. Semoga membantu, Moms!

  • https://www.webmd.com/parenting/baby/digestive-diseases-jaundice#1
  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/first-year-of-life/newborn-jaundice-71028/#:~:text=The%20most%20common%20type%20of,and%20removed%20by%20the%20liver.
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2528723/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-jaundice/symptoms-causes/syc-20373865
  • https://www.nhs.uk/conditions/jaundice-newborn/treatment/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb