
Scroll untuk melanjutkan membaca
Moms perlu mengetahui penyebab keguguran yang paling sering terjadi.
Jangan sampai Moms merasakan kekecewaan karena secara tidak sengaja mengalami atau melakukan penyebab keguguran yang paling sering terjadi.
Sebab, ada beberapa wanita yang mengalami keguguran berkali-kali. Bahkan hingga lebih dari 3 kali secara berturut-turut.
Dalam bahasa medis, kondisi keguguran yang berulang seperti itu disebut recurrent miscarriage.
Konon, sekitar 1 dari seratus perempuan hamil, mengalami keguguran berulang.
Jangan sampai merasakan kondisi ini, mengetahui penyebab keguguran yang paling sering terjadi adalah hal yang penting, Moms.
Baca Juga: Minumannya Dianggap Campuran Gula 3 Kg, Es Teh Indonesia Layangkan Somasi ke Netizen
Melansir BMC Medical Education, keguguran adalah komplikasi umum yang terjadi di awal kehamilan.
Jadi, pada masa-masa ini Moms perlu menjaga kesehatan dengan baik.
Kenapa bisa terjadi keguguran berulang? Nah, pada sebagian perempuan, ternyata tak diketahui pasti apa yang menjadi penyebab keguguran yang paling sering terjadi.
Diperkirakan, separuh dari kejadian keguguran berulang tak diketahui alasannya.
Meski begitu, sebagian penyebab keguguran berulang dapat diidentifikasi.
Menurut Dr. Kanadi Sumapraja, SpOG(K), staf bagian obserti dan Ginekologi FKUI-RSCM keguguran adalah berhentinya proses kehamilan sebelum mencapai usia 20 minggu.
Wanita yang mengalami masalah ini mungkin ada yang merasa putus harapan. Setiap kali hamil, berujung pada keguguran.
Terkait hal ini, riset menunjukkan bahwa mayoritas perempuan yang mengalami keguguran berulang, akhirnya bisa hamil dan memiliki bayi.
Apalagi bila hasil tes menunjukkan tidak ada alasan dari penyebab keguguran tersebut.
Kabarnya, 6 dari 10 wanita yang mengalami keguguran berulang sebanyak 3 kali, pada akhirnya berhasil mendapatkan momongan.
Baca Juga: Dosis Herbal Fufang dan Aturan Pakainya untuk Meningkatkan Trombosit Darah
Munculnya bercak darah saat hamil tidak selalu berarti keguguran.
Banyak wanita hamil mengalami bercak di awal kehamilan tetapi melahirkan bayi yang sehat.
Ciri-ciri keguguran yang paling utama adalah adanya aliran menstruasi yang sangat deras.
Biasanya, ibu tidak menyadari bahwa itu keguguran karena dia tidak tahu bahwa dia hamil.
Tanda keguguran lain dialami oleh beberapa wanita yaitu:
Perdarahan atau keluarnya bercak darah merupakan tanda awal keguguran.
Namun perlu diingat bahwa tidak semua perdarahan akan berakhir dengan keguguran.
Perdarahan ringan dengan bercak berwarna merah mudah atau cokelat biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Perdarahan ringan juga umumnya berlangsung selama 1–2 minggu.
Namun, jika yang keluar adalah darah berwarna merah cerah dengan volume yang banyak atau gumpalan berwarna merah muda, bisa jadi perdarahan tersebut menandakan keguguran.
Pada kasus tertentu, keguguran bisa terjadi tanpa adanya perdarahan. Keguguran ini dinamakan missed abortion.
Perdarahan yang disertai rasa nyeri patut diwaspadai sebagai tanda-tanda keguguran.
Bagian tubuh yang terasa nyeri biasanya adalah panggul, perut, dan punggung belakang.
Rasa nyeri ini biasanya terasa lebih hebat dibandingkan nyeri haid dan bisa muncul terus-menerus atau sesekali.
Perubahan gejala kehamilan, seperti tidak lagi mual atau muntah, bisa menjadi tanda-tanda keguguran.
Namun, perlu diingat bahwa perubahan ini juga dapat terjadi karena adanya faktor lain, seperti hormon kehamilan.
Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter jika Bumil merasakan perubahan gejala kehamilan.
Baca Juga: Mengenal Karakter Sanguinis yang Periang, Optimis, Bersemangat, dan Mudah Bergaul
Cairan atau jaringan yang keluar dari vagina dapat menjadi tanda-tanda keguguran.
Jika Moms mengalami kondisi ini, letakkan jaringan di dalam wadah yang bersih, lalu bawalah ke dokter untuk mendapatkan analisis lebih lanjut.
Perdarahan pada trimester awal juga tidak selalu berkaitan dengan keguguran, karena banyak juga ibu hamil yang tetap bisa melanjutkan kehamilan dan melahirkan bayi dengan sehat.
Gerakan janin yang berkurang bisa menjadi salah satu tanda Moms mengalami keguguran
Di usia kehamilan 12-18 minggu, Anda biasanya sudah bisa merasakan gerakan janin.
Namun, jika gerakannya berkurang secara tiba-tiba, ini bisa menjadi janin Moms bermasalah dan mengalami keguguran.
Segera hubungi dokter bila ibu hamil merasa gerakan janin berkurang dari hari-hari sebelumnya.
Pasalnya, gerakan janin umum terasa ketika usia kehamilan masuk trimester kedua atau lebih dari 13 minggu.
Baca Juga: 7 Review Lotion Anti Nyamuk Terbaik, Pilih yang Paling sesuai Kebutuhan!
Selama kehamilan, tubuh memasok hormon dan nutrisi ke janin yang sedang berkembang.
Kebanyakan keguguran trimester pertama terjadi karena janin tidak berkembang secara normal.
Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan hal ini. Yuk, simak penyebab keguguran yang paling sering terjadi
Salah satu penyebab keguguran yang paling terjadi adalah kelainan gen atau kromosom.
Sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang secara normal.
Sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan kromosom ekstra atau kromosom yang hilang.
Paling sering, masalah kromosom diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio terbagi dan tumbuh bukan masalah yang diwarisi dari orang tua.
Kelainan kromosom bisa menyebabkan:
Kondisi blighted ovum ini terjadi bila sel telur yang telah dibuahi tertanam pada bagian dalam rahim, namun tidak ada embrio yang terbentuk.
Dalam situasi ini, embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang dan mati sebelum timbul gejala keguguran.
Dengan kehamilan anggur, kedua kromosom tersebut berasal dari ayah.
Kehamilan anggur dikaitkan dengan pertumbuhan plasenta abnormal; biasanya tidak ada perkembangan janin.
Terjadi saat kromosom ibu tetap ada, namun sang ayah menyediakan dua set kromosom.
Kehamilan anggur parsial biasanya dikaitkan dengan kelainan plasenta dan janin.
Kondisi kesehatan eksternal, kebiasaan gaya hidup, dan kondisi yang mendasarinya juga dapat mengganggu perkembangan janin, terutama pada trimester kedua.
Berbagai kondisi yang bisa mengganggu perkembangan janin antara lain:
Melansir Differing Causes of Pregnancy Loss in Type 1 and Type 2 Diabetes, terdapat perbedaan yang signifikan penyebab utama keguguran pada perempuan dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Tingkat keguguran lebih tinggi pada perempuan yang memiliki tipe diabetes 2 dan menunjukkan ciri-ciri lain seperti obesitas, berkontribusi secara signifikan terhadap keguguran.
Jadi, jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyebab keguguran yang paling sering terjadi ini ya, Moms!
Saat hamil, nafsu makan Moms memang jadi meningkat.
Durasi makan jadi pengen dan inginnya makan ini itu. Pokoknya harus ada sesuatu yang dikonsumsi ya Moms.
Hal ini sebetulnya wajar, namun asupan nutrisi yang masuk dalam tubuh Moms tentunya diterima oleh janin dalam kandungan.
Moms disarankan selalu memerhatikan nutrisi yang dikonsumsi agar janin bisa tumbuh kembang dengan baik.
Akan tetapi, Moms juga perlu menjaga berat badan tetap pada kenaikan normal.
Pertambahan berat badan tidak normal pada bumil bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Beberapa kondisi yang dialami ibu hamil biasanya mau tidak mau membuat ibu hamil harus mengonsumsi obat-obatan.
Hal ini biasanya dialami oleh ibu hamil yang memiliki riwayat kesehatan tertentu.
Obat-obatan yang dapat menjadi penyebab keguguran, antara lain:
Untuk memastikan obat aman untuk kehamilan, selalu periksa dengan dokter, bidan atau apoteker sebelum meminumnya.
Baca Juga: Apa Boleh Ibu Hamil Pakai Skincare? Ketahui Kandungan Produk yang Aman Digunakan
Ada beberapa kondisi kesehatan yang diduga menjadi penyebab keguguran berulang.
Biasanya, kondisi tersebut adalah hal yang tidak umum. Berikut di antaranya:
Keguguran berulang juga bisa terjadi bila Moms mengalami masalah pada rahim, misalnya kelainan bentuk rahim atau masalah panggul lemah.
Selain itu, infeksi pada vagina (bacterial vaginosis) juga bisa memicu risiko keguguran atau kelahiran prematur.
Masalah atau gangguan hormonal juga bisa memicu terjadinya keguguran berulang.
Misalnya, kasus polycystic ovaries. Akan tetapi, belum bisa dipastikan kenapa masalah hormon bisa terkait dengan keguguran.
Sindrom APS alias sindrom sticky blood atau sindrom Hughes ini menimbulkan pembekuan darah yang tidak seharusnya.
Konon APS ditemukan pada sekitar 15%-20% kasus keguguran berulang.
Moms atau pasangan mungkin sebenarnya memiliki riwayat kelainan pada kromosom.
Namun, hal tersebut baru diturunkan pada janin yang dikandung.
Kelainan kromosom pada bayi lebih mudah terjadi sehingga memicu peningkatan risiko keguguran.
Adanya kelainan kromosom ini diduga menjadi penyebab kasus keguguran berulang pada sekitar 2% hingga 5% pasangan suami istri.
Boleh dibilang, thrombophilia ini serupa dengan APS. Akan tetapi, thrombophilia dimiliki sejak lahir.
Pada kasus ini, darah lebih mudah membeku dan bisa menimbulkan keguguran berulang.
Faktor usia juga bisa memengaruhi keguguran.
Semakin tua usia Moms, makin tinggi juga kemungkinan mengalami keguguran. Termasuk, usia suami juga meningkatkan risiko keguguran.
Kenapa begitu? Ketika seseorang berusia di atas 35 tahun, kuantitas dan kualitas sel telur menurun.
Alhasil, materi genetik pada sel telur ini tak sesuai lagi pada saat fertilisasi.
Baca Juga: Mengenal Pesona Keindahan Wisata Danau Singkarak dan Asal Usulnya
Sebagian besar keguguran disebabkan oleh penyebab alami dan tidak dapat disembuhkan.
Namun, faktor risiko tertentu dapat meningkatkan peluang mengalami keguguran termasuk:
Wanita yang lebih tua dari usia 35 berisiko lebih tinggi daripada wanita yang lebih muda.
Jadi berikut pun penyebab keguguran yang paling sering terjadi.
Baca Juga: Review Pompa ASI Pigeon GoMini Single Electric Breast Pump oleh Moms Orami, Ekonomis!
Yuk, jaga kesehatan dan yang terpenting selalu mengonsumsi makanan bergizi serta olahraga yang teratur agar kondisi kesehatan tetap optimal.
Jangan sampai penyebab keguguran yang paling sering terjadi ini menimpa Moms, ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.