16 November 2023

Waspada 10 Penyebab Keguguran yang Sering Tidak Disadari

Hindari hal-hal ini ya, Moms
Waspada 10 Penyebab Keguguran yang Sering Tidak Disadari

Moms perlu mengetahui penyebab keguguran yang paling sering terjadi.

Jangan sampai Moms merasakan kekecewaan karena secara tidak sengaja mengalami atau melakukan penyebab keguguran yang paling sering terjadi.

Sebab, ada beberapa wanita yang mengalami keguguran berkali-kali. Bahkan hingga lebih dari 3 kali secara berturut-turut.

Dalam bahasa medis, kondisi keguguran yang berulang seperti itu disebut recurrent miscarriage.

Konon, sekitar 1 dari seratus perempuan hamil, mengalami keguguran berulang.

Jangan sampai merasakan kondisi ini, mengetahui penyebab keguguran yang paling sering terjadi adalah hal yang penting, Moms.

Baca Juga: Apakah Nanas Bisa Mencegah Kehamilan? Ini Kata Dokter!

Apa Itu Keguguran?

Wanita Keguguran
Foto: Wanita Keguguran (Istockphoto.com)

Melansir BMC Medical Education, keguguran adalah komplikasi umum yang terjadi di awal kehamilan.

Jadi, pada masa-masa ini Moms perlu menjaga kesehatan dengan baik.

Kenapa bisa terjadi keguguran berulang? Nah, pada sebagian perempuan, ternyata tak diketahui pasti apa yang menjadi penyebab keguguran yang paling sering terjadi.

Diperkirakan, separuh dari kejadian keguguran berulang tak diketahui alasannya.

Meski begitu, sebagian penyebab keguguran berulang dapat diidentifikasi.

Menurut Dr. Kanadi Sumapraja, SpOG(K), staf bagian obserti dan Ginekologi FKUI-RSCM keguguran adalah berhentinya proses kehamilan sebelum mencapai usia 20 minggu.

Wanita yang mengalami masalah ini mungkin ada yang merasa putus harapan. Setiap kali hamil, berujung pada keguguran.

Terkait hal ini, riset menunjukkan bahwa mayoritas perempuan yang mengalami keguguran berulang, akhirnya bisa hamil dan memiliki bayi.

Apalagi bila hasil tes menunjukkan tidak ada alasan dari penyebab keguguran tersebut.

Kabarnya, 6 dari 10 wanita yang mengalami keguguran berulang sebanyak 3 kali, pada akhirnya berhasil mendapatkan momongan.

Baca Juga: Ibu Hamil Sering Gerah dan Berkeringat, Ini Kata Dokter!

Tanda-tanda Keguguran

Nyeri Punggung
Foto: Nyeri Punggung (Istockphoto.com)

Munculnya bercak darah saat hamil tidak selalu berarti keguguran.

Banyak wanita hamil mengalami bercak di awal kehamilan tetapi melahirkan bayi yang sehat. 

Ciri-ciri keguguran yang paling utama adalah adanya aliran menstruasi yang sangat deras.

Biasanya, ibu tidak menyadari bahwa itu keguguran karena dia tidak tahu bahwa dia hamil.

Tanda keguguran lain dialami oleh beberapa wanita yaitu:

1. Perdarahan

Perdarahan atau keluarnya bercak darah merupakan tanda awal keguguran.

Namun perlu diingat bahwa tidak semua perdarahan akan berakhir dengan keguguran.

Perdarahan ringan dengan bercak berwarna merah mudah atau cokelat biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Perdarahan ringan juga umumnya berlangsung selama 1–2 minggu.

Namun, jika yang keluar adalah darah berwarna merah cerah dengan volume yang banyak atau gumpalan berwarna merah muda, bisa jadi perdarahan tersebut menandakan keguguran.

Pada kasus tertentu, keguguran bisa terjadi tanpa adanya perdarahan. Keguguran ini dinamakan missed abortion.

2. Nyeri

Perdarahan yang disertai rasa nyeri patut diwaspadai sebagai tanda-tanda keguguran.

Bagian tubuh yang terasa nyeri biasanya adalah panggul, perut, dan punggung belakang.

Rasa nyeri ini biasanya terasa lebih hebat dibandingkan nyeri haid dan bisa muncul terus-menerus atau sesekali.

3. Perubahan Gejala Kehamilan

Perubahan gejala kehamilan, seperti tidak lagi mual atau muntah, bisa menjadi tanda-tanda keguguran.

Namun, perlu diingat bahwa perubahan ini juga dapat terjadi karena adanya faktor lain, seperti hormon kehamilan.

Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter jika Bumil merasakan perubahan gejala kehamilan.

Baca Juga: 6 Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir yang Benar, Kata Dokter!

4. Keluar Cairan atau Jaringan dari Vagina

Cairan atau jaringan yang keluar dari vagina dapat menjadi tanda-tanda keguguran.

Jika Moms mengalami kondisi ini, letakkan jaringan di dalam wadah yang bersih, lalu bawalah ke dokter untuk mendapatkan analisis lebih lanjut.

Perdarahan pada trimester awal juga tidak selalu berkaitan dengan keguguran, karena banyak juga ibu hamil yang tetap bisa melanjutkan kehamilan dan melahirkan bayi dengan sehat.

5. Gerakan Janin Berkurang

Gerakan janin yang berkurang bisa menjadi salah satu tanda Moms mengalami keguguran

Di usia kehamilan 12-18 minggu, Anda biasanya sudah bisa merasakan gerakan janin.

Namun, jika gerakannya berkurang secara tiba-tiba, ini bisa menjadi janin Moms bermasalah dan mengalami keguguran.

Segera hubungi dokter bila ibu hamil merasa gerakan janin berkurang dari hari-hari sebelumnya.

Pasalnya, gerakan janin umum terasa ketika usia kehamilan masuk trimester kedua atau lebih dari 13 minggu.

Baca Juga: Ini Kata Dokter Kenapa Hidung Mampet tapi Tidak Keluar Ingus


Penyebab Keguguran yang Paling Sering Terjadi

Darah Tinggi saat Hamil
Foto: Darah Tinggi saat Hamil (Istockphoto.com)

Selama kehamilan, tubuh memasok hormon dan nutrisi ke janin yang sedang berkembang.

Kebanyakan keguguran trimester pertama terjadi karena janin tidak berkembang secara normal.

Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan hal ini. Yuk, simak penyebab keguguran yang paling sering terjadi

1. Kelainan Gen atau Kromosom

Salah satu penyebab keguguran yang paling terjadi adalah kelainan gen atau kromosom.

Sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang secara normal.

Sekitar 50 persen keguguran dikaitkan dengan kromosom ekstra atau kromosom yang hilang.

Paling sering, masalah kromosom diakibatkan oleh kesalahan yang terjadi secara kebetulan saat embrio terbagi dan tumbuh bukan masalah yang diwarisi dari orang tua.

Kelainan kromosom bisa menyebabkan:

  • Kehamilan kosong (blighted ovum)

Kondisi blighted ovum ini terjadi bila sel telur yang telah dibuahi tertanam pada bagian dalam rahim, namun tidak ada embrio yang terbentuk.

  • Kematian janin dalam kandungan (intrauterine fetal demise)

Dalam situasi ini, embrio terbentuk tetapi berhenti berkembang dan mati sebelum timbul gejala keguguran.

  • Kehamilan anggur (molar pregnancy)

Dengan kehamilan anggur, kedua kromosom tersebut berasal dari ayah.

Kehamilan anggur dikaitkan dengan pertumbuhan plasenta abnormal; biasanya tidak ada perkembangan janin.

  • Kehamilan anggur parsial (partial molar pregnancy)

Terjadi saat kromosom ibu tetap ada, namun sang ayah menyediakan dua set kromosom.

Kehamilan anggur parsial biasanya dikaitkan dengan kelainan plasenta dan janin.

2. Kondisi Kesehatan Ibu

Penyebab keguguran selanjutnya adalah kondisi kesehatan ibu.

Kondisi kesehatan eksternal, kebiasaan gaya hidup, dan kondisi yang mendasarinya juga dapat mengganggu perkembangan janin, terutama pada trimester kedua.

Berbagai kondisi yang bisa mengganggu perkembangan janin antara lain:

  • Diet buruk atau kekurangan gizi
  • Penggunaan narkoba dan alkohol
  • Usia lanjut
  • Penyakit tiroid yang tidak diobati
  • Diabetes yang tidak terkontrol
  • Infeksi
  • Trauma
  • Obesitas
  • Masalah leher rahim
  • Kelainan bentuk rahim
  • Tekanan darah tinggi yang parah
  • Keracunan makanan
  • Obat-obatan tertentu
  • Aktivitas rutin yang tidak menyebabkan keguguran:
  • Olahraga, termasuk aktivitas dengan intensitas tinggi seperti jogging dan bersepeda.
  • Hubungan seksual.
  • Bekerja, asalkan tidak terkena paparan bahan kimia berbahaya atau radiasi.

Melansir Differing Causes of Pregnancy Loss in Type 1 and Type 2 Diabetes, terdapat perbedaan yang signifikan penyebab utama keguguran pada perempuan dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Tingkat keguguran lebih tinggi pada perempuan yang memiliki tipe diabetes 2 dan menunjukkan ciri-ciri lain seperti obesitas, berkontribusi secara signifikan terhadap keguguran.

Jadi, jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyebab keguguran yang paling sering terjadi ini ya, Moms!

3. Minimnya Asupan Nutrisi

Jika asupan nutrisi ibu hamil kurang terpenuhi, maka bisa menjadi penyebab keguguran.

Saat hamil, nafsu makan Moms memang jadi meningkat.

Durasi makan jadi pengen dan inginnya makan ini itu. Pokoknya harus ada sesuatu yang dikonsumsi ya Moms.

Hal ini sebetulnya wajar, namun asupan nutrisi yang masuk dalam tubuh Moms tentunya diterima oleh janin dalam kandungan.

Moms disarankan selalu memerhatikan nutrisi yang dikonsumsi agar janin bisa tumbuh kembang dengan baik.

Akan tetapi, Moms juga perlu menjaga berat badan tetap pada kenaikan normal.

Pertambahan berat badan tidak normal pada bumil bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit.

4. Obat-obatan yang Dikonsumsi

Beberapa kondisi yang dialami ibu hamil biasanya mau tidak mau membuat ibu hamil harus mengonsumsi obat-obatan.

Hal ini biasanya dialami oleh ibu hamil yang memiliki riwayat kesehatan tertentu.

Obat-obatan yang dapat menjadi penyebab keguguran, antara lain:

  • Misoprostol digunakan untuk kondisi seperti rheumatoid arthritis.
  • Retinoid digunakan untuk eksim dan jerawat.
  • Methotrexate digunakan untuk kondisi seperti rheumatoid arthritis.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen digunakan untuk rasa sakit dan peradangan.

Untuk memastikan obat aman untuk kehamilan, selalu periksa dengan dokter, bidan atau apoteker sebelum meminumnya.

Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar

Penyebab Keguguran Berulang

Kelahiran Prematur
Foto: Kelahiran Prematur (Istockphoto.com)

Ada beberapa kondisi kesehatan yang diduga menjadi penyebab keguguran berulang.

Biasanya, kondisi tersebut adalah hal yang tidak umum. Berikut di antaranya:

5. Masalah pada Rahim, Panggul Lemah, atau Infeksi Vagina

Penyebab keguguran paling umum bisa terjadi karena masalah pada rahim hingga infeksi vagina.

Keguguran berulang juga bisa terjadi bila Moms mengalami masalah pada rahim, misalnya kelainan bentuk rahim atau masalah panggul lemah.

Selain itu, infeksi pada vagina (bacterial vaginosis) juga bisa memicu risiko keguguran atau kelahiran prematur.

6. Masalah Hormon

Masalah atau gangguan hormonal juga bisa memicu terjadinya keguguran berulang.

Misalnya, kasus polycystic ovaries. Akan tetapi, belum bisa dipastikan kenapa masalah hormon bisa terkait dengan keguguran.

7. Sindrom Antiphospholipid (APS)

Penyebab keguguran selanjutnya adalah sindrom antiphospholipid.

Sindrom APS alias sindrom sticky blood atau sindrom Hughes ini menimbulkan pembekuan darah yang tidak seharusnya.

Konon APS ditemukan pada sekitar 15%-20% kasus keguguran berulang.


8. Masalah Genetik

Masalah genetik juga bisa menjadi penyebab keguguran, lho Moms.

Moms atau pasangan mungkin sebenarnya memiliki riwayat kelainan pada kromosom.

Namun, hal tersebut baru diturunkan pada janin yang dikandung. 

Kelainan kromosom pada bayi lebih mudah terjadi sehingga memicu peningkatan risiko keguguran.

Adanya kelainan kromosom ini diduga menjadi penyebab kasus keguguran berulang pada sekitar 2% hingga 5% pasangan suami istri. 

9. Kelainan Pembekuan Darah yang Menurun (Thrombophilia)

Penyebab keguguran selanjutnya adalah kelainan pembekuan darah yang bersifat turun temurun.

Boleh dibilang, thrombophilia ini serupa dengan APS. Akan tetapi, thrombophilia dimiliki sejak lahir.

Pada kasus ini, darah lebih mudah membeku dan bisa menimbulkan keguguran berulang.

10. Faktor Usia

Faktor usia juga bisa memengaruhi keguguran.

Semakin tua usia Moms, makin tinggi juga kemungkinan mengalami keguguran. Termasuk, usia suami juga meningkatkan risiko keguguran.

Kenapa begitu? Ketika seseorang berusia di atas 35 tahun, kuantitas dan kualitas sel telur menurun.

Alhasil, materi genetik pada sel telur ini tak sesuai lagi pada saat fertilisasi.

Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Telur Setiap Hari? Begini Kata Dokter!

Faktor Risiko Keguguran

Wanita Hamil Merokok
Foto: Wanita Hamil Merokok (Istockphoto.com)

Sebagian besar keguguran disebabkan oleh penyebab alami dan tidak dapat disembuhkan.

Namun, faktor risiko tertentu dapat meningkatkan peluang mengalami keguguran termasuk:

Wanita yang lebih tua dari usia 35 berisiko lebih tinggi daripada wanita yang lebih muda.

Jadi berikut pun penyebab keguguran yang paling sering terjadi.

  • Riwayat keguguran sebelumnya. Wanita yang memiliki riwayat dua atau lebih keguguran berturut-turut berisiko lebih tinggi.
  • Kondisi kronis, seperti diabetes yang tidak terkontrol.
  • Masalah uterus atau leher rahim, yaitu kelainan uterus tertentu atau jaringan serviks yang lemah (tidak kompeten).
  • Kebiasaan buruk sebelum dan selama hamil, seperti merokok, alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • Berat badan. Terlalu kurus atau kelebihan berat badan dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran.
  • Tes prenatal invasif, seperti tes genetik prenatal invasif juga berisiko lebih tinggi.

Baca Juga: Tanya Jawab Psikolog soal Anak Hiperaktif Terlambat Bicara

Cara Mencegah Keguguran

Setelah Moms mengetahui penyebab keguguran hingga penyebab keguguran berulang, ketahui juga cara mencegah keguguran.

Tapi, untuk mencegahnya, Moms harus mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.

Nah, penyebabnya harus diperiksakan ke dokter kandungan. Setelah penyebabnya diketahui, maka Moms bisa mencegah keguguran.

Berikut cara mencegah keguguran secara umum.

1. Berhenti Merokok dan Alkohol

Alkohol
Foto: Alkohol (Recoveringchampions.com)

Merokok dapat meningkatkan risiko keguguran dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Selain itu, mengonsumsi alkohol, dan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko keguguran.

Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk berhenti merokok dan menghindari asap rokok.

2.. Jaga Pola Makan

Makanan yang tidak aman dapat menyebabkan infeksi dan meningkatkan risiko keguguran.

Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menghindari makanan yang tidak aman, seperti makanan mentah atau kurang matang.

Sebaiknya, makan makanan yang sehat dan bergizi dapat membantu menjaga kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

3. Vaksinasi

Vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi yang dapat menyebabkan keguguran.

Ibu hamil disarankan untuk mendapatkan vaksinasi yang dianjurkan oleh dokter.

4. Menjaga Berat Badan Ideal Sebelum Hamil

Berat badan yang berlebih atau kurang dapat meningkatkan risiko keguguran.

5. Menghindari Stres dan Depresi

Stres dan depresi dapat meningkatkan risiko keguguran.

Sebaiknya, hindari stres dan depresi dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, atau berkonsultasi dengan dokter.

6. Mengonsumsi Vitamin dan Suplemen

Untuk mencegaj keguguran selanjutnya adalah mengonsumsi vitamin dan suplemen.

Mengonsumsi vitamin dan suplemen yang dianjurkan oleh dokter, lho Moms, karena dapat membantu menjaga kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.

Namun, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter, vitamin mana yang cocok untuk Moms.

Baca Juga: Kuret, Prosedur Medis yang Umumnya Dilakukan Usai Keguguran

Yuk, jaga kesehatan dan yang terpenting selalu mengonsumsi makanan bergizi serta olahraga yang teratur agar kondisi kesehatan tetap optimal.

Jangan sampai penyebab keguguran yang paling sering terjadi ini menimpa Moms, ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3699442/
  • https://care.diabetesjournals.org/content/30/10/2603
  • https://familydoctor.org/condition/early-pregnancy-loss/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pregnancy-loss-miscarriage
  • https://www.nhs.uk/conditions/miscarriage/symptoms/
  • https://www.health.harvard.edu/a_to_z/miscarriage-a-to-z

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb