
Salah satu hal yang menyakitkan dan ditakuti para ibu baru adalah puting lecet saat menyusui.
Sebab para wanita akan sangat rentan mengalami kondisi ini selama menyusui, termasuk juga saat kehamilan di mana terjadi perubahan hormon.
Dilansir dari jurnal Journal of Pharmacopuncture, rata-rata 80-90% ibu menyusui mengalami nyeri puting akibat lecet.
Kondisi puting yang lecet ini biasa disertai juga dengan lepuh susu (blebs atau nipple blister).
Lepuh susu ini biasanya tampak menyerupai benjolan putih, bening, atau kuning yang menyakitkan pada puting susu.
Kondisi ini bahkan bisa bertahan beberapa hari hingga beberapa minggu, Moms. Akibatnya, saluran ASI tersumbat.
“Puting lecet tidak memungkinkan susu dapat mengalir keluar dengan benar, sehingga menyebabkan saluran tersumbat dan bahkan terjadi mastitis, jadi sebaiknya Moms proaktif dan menanganinya segera," kata Pam Davey, doula bersertifikat dan konsultan laktasi di Edmonton.
Puting lecet ini akan menjadi penghambat Moms untuk bisa menyusui Si Kecil dengan maksimal.
Baca Juga: Pekan ASI Sedunia: Ciptakan Dunia yang Mendukung Ibu Menyusui Memberikan ASI Eksklusif
Foto: Penyebab Puting Lecet Saat Menyusui
Foto: Memegang Kepala Bayi saat Menyusui (Orami Photo Stocks)
Berikut ini adalah beberapa penyebab umum puting lecet jika Moms sedang menyusui:
Bukan hal aneh jika Moms mengalami puting lecet selama beberapa minggu pertama menyusui.
Karena payudara dan puting belum terbiasa dengan proses menyusui. Namun, ketidaknyamanan tersebut akan mereda setelahnya.
Jika bayi tidak menempel dengan benar ke puting selama menyusui, itu bisa menyebabkan rasa sakit.
Karena, akan terjadi gesekan pada puting saat mulut bayi menempel pada kulit jika posisi mulut bayi salah.
Ini adalah bintik putih yang menyakitkan yang berada di sekitar puting.
Ini terdiri dari susu yang mengental atau beberapa kulit yang ditumbuhi saluran susu dan menyumbatnya, yang menyebabkan susu melepuh.
Baca Juga: Botol ASI: Cara Membersihkan, Sterilisasi, Menyimpan, dan Rekomendasi Produknya
Jika lidah bayi tidak bisa melewati bibir bawahnya saat menangis atau jika lidahnya terlihat berbentuk hati, bisa jadi karena frenulum lidah bayi terlalu pendek (lidah terikat).
Frenulum yang pendek atau terbatas mencegah perlekatan yang tepat hingga dapat menyebabkan puting lecet.
Kondisi puting datar sebenarnya bukan masalah besar, Moms. Bahkan, kondisi ini termasuk umum. Lantas, bagaimana cara mengetahui puting datar?
Lakukan tes ‘cubitan’ pada puting dengan menekan areola (area gelap di sekitar puting) sekitar 2,5 cm di belakang puting.
Jika puting tidak sedikit mengeras dan menjadi tegak, maka itu termasuk puting datar.
Baca Juga: 15 Ruang Menyusui yang Nyaman di Mall serta Tempat Umum Lainnya di Jakarta dan Sekitarnya
Ini tidak hanya menyakitkan, tetapi juga dapat merusak jaringan payudara dan puting.
Menggunakan bra yang terlalu ketat dapat memberi tekanan pada puting dan dapat mengiritasinya.
Penggunaan sabun dan parfum dapat mengeringkan puting yang menyebabkan iritasi dan nyeri. Deterjen cucian juga dapat menyebabkan hal ini.
Baca Juga: 12 Makanan Pelancar ASI yang Enak serta Bergizi, Bikin ASI Deras dan Nggak Seret!
Setelah sesi menyusui, beberapa Moms mungkin mengalami rasa sakit yang meluas dari puting ke payudara.
Ini mungkin karena penyempitan pembuluh darah yang disebut vasospasme di payudara.
Infeksi payudara ini dapat terjadi ketika saluran susu yang tersumbat mencegah ASI keluar dengan benar dari payudara.
ASI yang menumpuk dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak di payudara dan puting. Gejala lain termasuk:
Baca Juga: Bra Menyusui: Tips Memilih, Menggunakan, dan Rekomendasi Produk yang Bagus serta Nyaman
Ini adalah infeksi jamur menular yang dapat menginfeksi puting dan menyebabkan puting nyeri.
Jika Moms melihat bercak putih atau kekuningan di mulut bayi atau di bibirnya, maka ia mungkin menderita sariawan.
Luka trauma pada puting yang terjadi saat berhubungan seks atau dari tindikan pada puting dapat menyebabkan rasa sakit dan iritasi.
Jika Moms memiliki tindikan, periksa tanda-tanda adanya infeksi, seperti pembengkakan atau keluarnya cairan seperti nanah.
Jika rasa sakit disebabkan oleh foreplay dari pasangan yang kasar, hal tersebut dapat membaik seiring waktu.
Baca Juga: Begini Cara Menyimpan ASI yang Benar agar Kualitas ASI Tetap Terjaga dengan Baik
Fisura puting susu adalah retakan menyakitkan yang dapat muncul di puting.
Ini sering kali dialami oleh ibu baru yang masih dalam masa menyusui untuk pertama kalinya.
Mempelajari cara menyusui dengan benar dapat mencegah terbentuknya celah pada puting dan mempercepat penyembuhan kondisi ini.
Penyakit Paget pada payudara atau kanker payudara dapat menyebabkan nyeri pada puting.
Selain rasa sakit atau gatal yang tajam, Moms mungkin juga mengalami keluarnya cairan dari puting susu, benjolan pada payudara atau puting dapat berubah bentuk, seperti memutar ke dalam.
Meskipun nyeri puting susu yang disebabkan oleh kanker jarang terjadi, Moms harus menghubungi tenaga kesehatan jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Baca Juga: 10 Cara Sukses ASI Eksklusif Ibu Bekerja, Yuk Semangat untuk para Working Moms!
Rasa nyeri pada puting yang lecet tentunya membuat Moms merasa tidak nyaman saat memberi ASI pada Si Kecil.
Berikut ini beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi puting lecet yang aman selama masa menyusui.
Penggunaan nipple cream sangat disarankan ketika Moms mengalami lecet pada puting payudara.
Nipple cream dapat membantu meredakan rasa nyeri dan mengobati bagian kulit yang terluka agar selama menyusui Moms dapat merasa nyaman.
Pastikan kandungan nipple cream yang akan Moms gunakan aman untuk ibu menyusui dan Si Kecil. Terdapat banyak produk nipple cream yang bisa Moms coba, salah satunya adalah MOOIMOM Lanolin Nipple Cream, yang bisa Moms beli langsung di Orami.
Lecet pada puting juga bisa diatasi dengan cara yang mudah, yaitu menggunakan kompres air hangat.
Kompres air hangat dapat menenangkan kulit dan membersihkannya dari kotoran yang tersisa, sehingga lecet dapat pulih lebih cepat.
Caranya pun cukup mudah, basahi kain dengan air hangat lalu usap perlahan pada puting payudara.
Foto: Mengoleskan ASI
Foto: Dada Wanita (Orami Photo Stocks)
ASI memiliki sifat antibakteri, sehingga dengan mengoleskannya pada puting yang dirasa lecet dapat mengurangi kulit yang pecah-pecah pada puting.
Namun pastikan saat setelah mengoleskannya dan setelah selesai menyusui Si Kecil, segera bersihkan puting dengan air bersih guna menghindari pertumbuhan bakteri.
Baca Juga: Galactorrhea: Puting Bayi Mengeluarkan Air Susu, Apa Penyebabnya?
Tapi jangan khawatir Moms, puting lecet ternyata bisa dicegah, lho. Lantas, bagaimana cara mencegah puting lecet saat menyusui?
Yuk simak beberapa tipsnya di bawah ini!
Foto: puting lecet (Orami Photo Stock)
Foto: Menyusui Bayi (Orami Photo Stocks)
Pertama-tama, pastikan bayi Moms diposisikan dengan benar saat menyusui.
Sehingga, posisi mulut bayi terkunci dengan benar dan Si Kecil pun dapat mengisap dengan baik.
Posisi menyusui yang baik akan nyaman bagi Moms dan bayi. Hal ini akan mendorong pelekatan yang tepat.
Moms bisa duduk bersila atau duduk di kursi dengan menyelonjorkan kaki.
Posisi yang nyaman bagi Moms dan bayi akan membantu Si Kecil lebih rileks.
Moms juga bisa menggunakan bantal menyusui dan bangku kaki.
Aksesoris menyusui ini akan mengangkat pangkuan dan membuat bayi berada setinggi payudara.
Lebih mudah untuk mendapatkan posisi menyusui yang baik ketika Moms mengangkat bayi, karena tidak perlu membungkuk.
Sebab membungkuk tidak nyaman dan dapat membuat punggung, lengan, dan leher tegang.
Pelajari bagaimana cara menggendong bayi yang baik dan benar dalam berbagai posisi, seperti:
Baca Juga: 10 Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi, Luar Biasa!
Foto: puting lecet
Foto: Anak Menyusu (Orami Photo Stocks)
Pelekatan saat menyusui yang baik adalah salah satu kunci sukses menyusui dan juga membantu mencegah puting lecet.
Ketika bayi menempel pada payudara dengan benar, ia akan memasukkan seluruh puting serta sebagian areola ke dalam mulutnya.
Puting susu juga harus berada jauh di dalam mulut bayi saat menyusui.
Jika bayi baru lahir hanya menempel pada puting, maka gusinya akan menekan saat mencoba mendapatkan ASI.
Saat bayi mengisap hanya pada puting , itu bisa menyebabkan nyeri pada puting.
Ini juga dapat menyebabkan bayi selalu lapar dan rewel, karena bayi tidak akan mendapatkan banyak ASI.
Pasalnya, bayi tidak dapat menyusu dengan baik dengan menekan saluran ASI di bawah areola.
Pelekatan yang salah dapat menyebabkan penurunan suplai ASI dan beberapa masalah umum menyusui, termasuk puting lecet akibat gesekan.
Jika bayi Moms tidak dapat menyusu dengan benar, lepaskan Si Kecil dari payudara dan coba lagi.
Jika tidak yakin bagaimana cara mengetahui apakah bayi sudah menyusu dengan benar, mintalah bantuan dokter atau juga konsultan laktasi.
Baca Juga: 10 Cara Sukses ASI Eksklusif Ibu Bekerja, Yuk Semangat untuk para Working Moms!
Foto: puting lecet
Foto: Menyusui Anak Bayi (Orami Photo Stocks)
Untuk mencegah puting lecet saat Moms bisa menerapkan cara pelepasan bayi dengan benar dari payudara ketika selesai menyusui.
Moms, bukan hanya pelekatan yang benar, pelepasan bayi dari payudara pun harus benar untuk mencegah puting lecet saat menyusui.
Tidak semua bayi melepaskan payudara sendiri setelah menyusui.
Jika bayi Moms suka tetap melekat pada payudara setelah menyusui, pelajari cara memberhentikan isapan dengan benar.
Sehingga Moms dapat mengeluarkan anak dari payudara tanpa menyebabkan puting lecet.
Baca Juga: Manfaat Daun Katuk untuk ASI dan Kesehatan, Ketahui Cara Mengolahnya Juga, Moms!
Foto: puting lecet (Orami Photo Stocks)
Foto: Pelindung Puting (Orami Photo Stocks)
Mencegah puting lecet saat menyusui juga bisa dilakukan dengan menggunakan nipple shield.
Pelindung puting adalah alat menyusui yang bermanfaat, tetapi hanya boleh digunakan di bawah bimbingan langsung dokter atau spesialis menyusui.
Bila digunakan secara tidak benar, pelindung puting susu dapat menyebabkan puting lecet dan kerusakan pada payudara Moms, serta malah berdampak negatif pada menyusui.
Baca Juga: 5 Ciri-Ciri ASI Basi, Terasa Asam, Berbau Busuk dan Menggumpal, Pahami Moms!
Foto: puting lecet saat menyusui
Foto: Si Kecil Menyusu (nytimes.com)
Bayi yang baru lahir memiliki perut kecil dan mereka mencerna ASI dengan cepat dan mudah.
Jadi, tidak heran jika mereka harus sering diberi ASI. Semakin lama Moms menunggu untuk menyusui, bayi akan semakin lapar.
Dan, jika bayi sangat lapar, ia bisa menyusu dengan lebih agresif.
Jika Moms menunggu terlalu lama di antara waktu menyusui, payudara bisa membengkak sehingga lebih sulit bagi bayi untuk menyusu dengan baik.
Kombinasi kait yang buruk dan isapan yang agresif dapat dengan cepat menyebabkan puting nyeri.
Moms dapat mengurangi kemungkinan pembengkakan dan isapan yang terlalu kuat, dengan menyusui bayi sesuai permintaan.
Yaitu, setidaknya setiap 2-3 jam, dan sebelum Si Kecil merasa terlalu lapar.
Itu dia Moms beberapa cara untuk mencegah puting lecet saat menyusui.
Pastikan Moms mengikuti cara-cara di atas, ya. Meskipun terasa tidak nyaman saat puting lecet, tetap semangat mengASIhi ya Moms!