Serba-serbi Splash Pregnancy atau Kehamilan tanpa Penetrasi!
Pernahkah Moms mendengar tentang kehamilan 'cipratan' atau splash pregnancy?
Istilah ini mengacu pada kehamilan yang diyakini terjadi akibat paparan sperma tanpa penetrasi vagina.
Meskipun terkesan mustahil, fenomena ini diklaim bisa terjadi dalam kondisi tertentu.
Splash pregnancy umumnya dikaitkan dengan aktivitas seksual tanpa penetrasi, seperti petting atau ejakulasi di dekat vagina.
Meskipun splash pregnancy masih menjadi kontroversi dan belum sepenuhnya diakui secara ilmiah, beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal ini mungkin terjadi.
Simak informasi tentang splash pregnancy lengkapnya di bawah ini, ya!
Baca Juga: 9 Obat Ejakulasi Dini Permanen yang Ampuh, Simak Dads!
Pengertian Splash Pregnancy
Splash pregnancy, yang bisa diterjemahkan menjadi kehamilan cipratan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kehamilan yang terjadi akibat paparan sperma pada area luar vagina, tanpa adanya penetrasi.
Kehamilan pada umumnya terjadi ketika sperma berhasil membuahi sel telur di dalam tuba falopi, yang membutuhkan hubungan seksual dengan penetrasi penis ke vagina.
Namun, splash pregnancy menyatakan bahwa kehamilan bisa terjadi walaupun sperma tidak masuk langsung ke dalam vagina.
Baca Juga: Mengenal Proses Oogenesis dalam Membentuk Sel Telur
Faktor yang Menyebabkan Splash Pregnancy
Splash pregnancy, kehamilan yang diyakini terjadi akibat paparan sperma di luar vagina, belum sepenuhnya dipahami dan diterima secara luas.
Meskipun kontroversial, ada beberapa faktor yang mungkin berperan jika fenomena ini memang bisa terjadi:
1. Sperma yang Sehat dan Kuat
Sperma yang sehat dan kuat (mampu bergerak) merupakan faktor penting dalam kemungkinan terjadinya splash pregnancy.
Sperma perlu berenang menuju serviks dan kemudian melaluinya untuk mencapai sel telur di tuba fallopi.
Kualitas sperma pria dan kondisi lingkungan yang ditemui sperma akan mempengaruhi kemampuannya bertahan hidup dan bergerak.
Semakin lama sperma terpapar udara terbuka, semakin kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup dan membuahi sel telur.
2. Masa Subur Wanita
Keadaan sistem reproduksi wanita juga berperan. Lendir serviks biasanya kental dan berfungsi sebagai penghalang alami terhadap sperma.
Namun, pada masa subur, lendir serviks menjadi lebih encer dan memungkinkan sperma melaluinya dengan lebih mudah.
Sehingga, jika paparan sperma terjadi saat wanita sedang berada di masa subur, peluang sperma mencapai sel telur menjadi sedikit lebih tinggi.
3. Kondisi Area Genital Wanita
Kondisi area genital wanita juga dapat mempengaruhi kemungkinan splash pregnancy.
Kedekatan area terpapar sperma dengan lubang vagina dan basah atau tidaknya area tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan hidup sperma.
Misalnya, jika sperma menempel pada labia majora (bibir vagina bagian luar) yang basah, kemungkinan bertahan hidup sedikit lebih lama dibandingkan pada area kering.
4. Jumlah Sperma
Jumlah sperma yang mencapai area genital wanita diduga mempengaruhi kemungkinan splash pregnancy.
Semakin banyak sperma yang terpapar, semakin tinggi peluang setidaknya ada beberapa yang bertahan hidup dan mencapai sel telur.
Baca Juga: 10+ Makanan Penambah Sperma dan Nutrisi yang Penting
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.