17 Agustus 2022

Serba-serbi Tes Mata untuk Deteksi Minus, Plus, dan Masalah Penglihatan Lainnya

Ketahui jenis dan prosedurnya

Tes mata diperlukan ketika mengalami masalah pada mata dan penglihatan.

Misalnya mata minus atau rabun jauh, rabun dekat, silinder, dan masih banyak lagi.

Tes yang dilakukan dokter biasanya mencakup serangkaian pemeriksaan yang menyeluruh. Mau tahu seperti apa? Yuk simak!

Baca juga: 8 Cara Mengatasi Darah Rendah, Tidak Selalu dengan Minum Obat, Lho!

Jenis-Jenis Tes Mata

jenis tes mata
Foto: jenis tes mata (Istockphoto)

Foto Alat Tes Mata (Orami Photo Stock)

Dalam melakukan tes mata, dokter biasanya akan menggunakan berbagai instrumen.

Setiap tes selama pemeriksaan mata akan mengevaluasi aspek yang berbeda dari penglihatan atau kesehatan mata.

Berikut ini beberapa jenis tes mata yang biasa dilakukan dokter:

1. Tes Otot Mata

Tes ini mengevaluasi otot-otot yang mengontrol gerakan mata.

Dokter akan mengamati saat mata mengikuti objek bergerak, seperti pena atau lampu kecil.

Ia akan mendeteksi jika ada kelemahan otot, kontrol yang buruk atau koordinasi yang buruk pada mata.

2. Tes Ketajaman Visual

Tes mata ini mengukur seberapa jelas Moms dapat melihat.

Dokter biasanya akan meminta untuk mengidentifikasi berbagai huruf alfabet yang dicetak pada grafik atau layar yang diposisikan agak jauh.

Semakin ke bawah, ukuran huruf menjadi lebih kecil. Setiap mata diuji secara terpisah.

Tes mata ini biasanya dilakukan untuk mendiagnosis rabun jauh atau myopia.

Ini adalah kelainan refraksi yang ditandai dengan ketidakmampuan mata untuk memfokuskan cahaya yang masuk dengan baik.

Penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi ada faktor yang meningkatkan risikonya. Salah satunya adalah faktor genetik.

Studi pada 2015 di jurnal Experimental and Therapeutic Medicine mengungkap bahwa anak dari orang tua dengan myopia lebih berisiko.

Selain itu, anak-anak usia sekolah yang menghabiskan 7 jam atau lebih menggunakan gadget dalam 1 minggu juga berisiko tinggi rabun jauh.

Hal ini menurut penelitian pada 2017 terhadap anak-anak di New Delhi, yang diterbitkan di jurnal PLOS One.

Selain untuk rabun jauh, tes ketajaman visual juga bisa digunakan untuk mendeteksi rabun dekat atau hyperopia.

Biasanya dengan menggunakan kartu dengan huruf-huruf yang dipegang pada jarak membaca.

3. Penilaian Refraksi

Tes mata ini juga biasanya dilakukan untuk mendiagnosis rabun jauh.

Dengan gelombang cahaya yang dibelokkan saat melewati kornea dan lensa mata.

Jika sinar tidak fokus dengan sempurna di bagian belakang mata, itu bisa jadi tanda dibutuhkannya alat bantu penglihatan atau operasi refraktif.

Tes mata ini dapat membantu dokter menentukan resep lensa yang akan memberi penglihatan paling tajam dan nyaman.

Dokter mata biasanya juga meminta Moms melihat melalui alat mirip topeng yang berisi roda lensa yang berbeda (phoropter).

Ini untuk menilai kombinasi lensa mana yang memberi penglihatan paling tajam.

4. Tes Lapang Pandang (Perimetri)

Bidang visual adalah keseluruhan dari apa yang dapat Moms lihat ke samping tanpa menggerakkan mata.

Tes bidang visual menentukan apakah Moms mengalami kesulitan melihat di mana saja di bidang penglihatan secara keseluruhan.

5. Tes Penglihatan Warna

Tanpa disadari, seseorang bisa saja memiliki penglihatan warna yang buruk.

Jika Moms mengalami kesulitan membedakan warna tertentu, dokter mata mungkin akan memeriksa dengan tes pola titik warna-warni.

Ini disebut juga tes buta warna. Jika tidak memiliki buta warna, Moms akan bisa melihat angka yang tersembunyi di balik pola titik.

Baca juga: 5 Kriteria Air Minum yang Sehat serta Layak Konsumsi, Pastikan Tidak Berbau, Berwarna dan Berasa

6. Pemeriksaan Slit Lamp

Tes mata ini dilakukan dengan alat seperti mikroskop yang memperbesar dan menerangi bagian depan mata dengan garis cahaya yang intens.

Dokter menggunakan perangkat ini untuk memeriksa kelopak mata, bulu mata, kornea, iris, lensa dan ruang cairan antara kornea dan iris.

Ini akan mengungkapkan sel-sel yang rusak di bagian depan mata.

7. Pemeriksaan Retina

Pemeriksaan ini sering disebut juga dengan istilah oftalmoskopi atau funduskopi.

Tes mata ini memungkinkan dokter untuk mengevaluasi bagian belakang mata.

Termasuk retina, cakram optik, dan pembuluh darah yang memberi nutrisi pada retina.

Dokter akan memberi obat tetes mata khusus untuk membuat pupil tidak mengecil saat dokter menyinari mata.

Kapan Harus Melakukan Tes Mata?

tes mata
Foto: tes mata (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.medicinenet.com%2Fperrla_eyes%2Farticle.htm&psig=AOvVaw2TsRQEhVs_B9UoKapL9kS_&ust=1644978161774000&source=images&cd=vfe&ved=0CAkQjhxqFwoTCODCsrjTgPYCFQAAAAAdAAAAABAD)

Foto Periksa Mata (Orami Photo Stock)

Beberapa faktor dapat menentukan seberapa sering Moms perlu menjalani tes mata.

Termasuk usia, status kesehatan, dan risiko terkena masalah mata.

Umumnya, yang perlu menjalani tes mata adalah:

1. Anak Usia 3 Tahun ke Bawah

Dokter anak kemungkinan akan memeriksa mata anak untuk mendeteksi masalah mata masa kanak-kanak yang paling umum.

Misalnya mata malas, mata juling atau mata yang tidak sejajar.

Pemeriksaan mata yang lebih komprehensif antara usia 3 dan 5 tahun akan mendeteksi masalah dengan penglihatan dan keselarasan mata.

2. Anak Usia Sekolah dan Remaja

Pastikan anak menjalani tes mata sebelum ia memasuki taman kanak-kanak atau sekolah dasar.

Dokter anak dapat merekomendasikan seberapa sering tes mata harus dilakukan setelah itu.

3. Dewasa

Secara umum, jika tidak memiliki masalah penglihatan, American Academy of Ophthalmology merekomendasikan tes mata lengkap pada usia 40 tahun.

Sebab di usia ini beberapa perubahan penglihatan dan penyakit mata kemungkinan akan dimulai.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter mata dapat merekomendasikan seberapa sering harus menjalani tes mata selanjutnya.

Baca juga: Kartilago atau Tulang Rawan, Jaringan Ikat Padat yang Kenyal dan Elastis

Pada orang berusia 60 tahun atau lebih, periksakan mata setiap satu atau dua tahun.

Tes mata juga diperlukan lebih sering jika:

  • Mengenakan kacamata atau lensa kontak.
  • Memiliki riwayat keluarga penyakit mata atau kehilangan penglihatan.
  • Memiliki penyakit kronis yang menempatkan pada risiko penyakit mata yang lebih besar, seperti diabetes.
  • Minum obat yang memiliki efek samping serius pada mata.

Itulah pembahasan mengenai tes mata, jenis-jenisnya, dan kapan harus dilakukan. Semoga bermanfaat!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4473431/
  • https://doi.org/10.1371/journal.pone.0189774
  • https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/eye-exams-101
  • https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/eye-exam/about/pac-20384655
  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/ConditionsAndTreatments/eye-tests

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.