27 Juni 2023

Aturan Pakai Yusimox, Antibiotik untuk Infeksi Bakteri

Mampu atasi infeksi pada kulit, tenggorokan, atau saluran kemih
Aturan Pakai Yusimox, Antibiotik untuk Infeksi Bakteri

Yusimox adalah nama merek obat yang mengandung amoxicillin.

Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi berbagai jenis infeksi.

Saat Moms atau Dads mengalami infeksi, mungkin dokter akan meresepkan antibiotik ini.

Nah, sebelum digunakan, pahami lebih dahulu aturan pakainya sebagai berikut agar lebih aman.

Mari simak informasi lengkap mengenai Yusimox di artikel ini, yuk Moms!

Baca Juga: 8 Resep dan Cara Membuat Infused Water yang Mudah, Segar!

Manfaat Yusimox

Yusimox Obat Sirup
Foto: Yusimox Obat Sirup (Orami Photo Stock)

Yusimox adalah salah satu merek dagang dari amoxicillin yang beredar di pasaran.

Dokter biasanya meresepkan obat ini untuk mengobati berbagai infeksi berikut ini.

  • Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan Streptococcus.
  • Infeksi pada saluran pernapasan akibat Streptococcus pneumoniae atau Staphylococcus bukan penghasil penisilinase.
  • Infeksi pada saluran reproduksi dan kemih oleh E. coli.

Semua infeksi yang disebutkan ini, terjadi ketika bakteri di area tertentu berkembang biak dengan subur.

Hal ini menyebabkan jumlah bakteri menjadi lebih banyak daripada seharusnya dan memicu terjadinya infeksi bakteri.

Baca Juga: Aturan Minum Termorex Plus untuk Redakan Gejala Flu Si Kecil

Dosis dan Aturan Pakai Yusimox

Ilustrasi Anak Minum Obat (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Minum Obat (Orami Photo Stock)

Setiap orang dapat diresepkan dosis yang berbeda-beda.

Ini bergantung usia, keparahan kondisi, dan berat badan.

Meski begitu, dokter mungkin menggunakan aturan ini dalam meresepkan obat.

  • Dewasa dan anak >20 kg: 250-500 mg, tiap 8 jam.
  • Anak dengan berat badan >20 kg:
  • 20-40 mg/kg BB/hari dalam dosis terbagi, tiap 8 jam.

Antibiotik ini tersedia dalam bentuk kaplet, sirup kering, dan sirup kering forte.

Untuk sediaan forte, artinya kandungan obatnya lebih kuat dibandingkan sediaan biasa.

Dokter mungkin akan meresepkan sediaan forte, jika obat sebelumnya kurang ampuh dalam mengatasi infeksi.

Baca Juga: Mengenal Infeksi Sinus: Gejala, Penyebab, dan Cara Obatinya

Penggunaan obat ini harus persis sama dengan arahan dokter atau aturan pakai yang tertera di label kemasan obat.

Untuk sediaan forte, diminum seperti pil atau tablet biasanya dengan bantuan segelas air.

Namun untuk sediaan serbuk kering, Moms perlu mencampurnya lebih dahulu dengan air.

Obat ini paling baik diminum setelah makan, agar tidak memicu masalah pencernaan setelah obat diminum.

Jangan mengurangi dosis atau menambahkan dosis tanpa sepengetahuan dokter.

Jangan pula berhenti menggunakan obat, walaupun kondisinya sudah merasa lebih baik.

Tidak menyelesaikan pengobatan ini secara tuntas, bisa meningkatkan risiko terjadinya resistensi antibiotik.

Artinya, bakteri menjadi kebal terhadap obat sehingga obat tidak lagi ampuh.

Selama minum obat ini, sebaiknya membuat pengingat waktu minum selanjutnya yang diberi jeda delapan jam.

Hal ini dilakukan agar tidak melewatkan dosis.

Obat ini dikontraindikasikan untuk orang yang memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik betalaktam.

Selain itu, bagi ibu hamil dan menyusui ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter. Sebab, tablet ini dapat terserap ke dalam ASI.

Baca Juga: 19 Cara Menyusui yang Benar agar Bayi Kenyang dan Ibu Nyaman


Efek Samping Yusimox

Ilustrasi Mual (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Mual (Orami Photo Stock)

Seperti obat lainnya, antibiotik ini bisa menimbulkan efek samping.

Namun, setiap orang bisa saja mengalami efek samping yang berbeda-beda.

Ini karena tubuh setiap orang merespons pengobatan dengan cara yang berbeda-beda juga.

Menurut situs MIMS, penggunaan obat yang mengandung amoxicillin bisa menimbulkan efek samping ringan, seperti:

Jika efek samping di atas cukup mengganggu jangan sungkan untuk konsultasi ke dokter.

Sementara untuk efek samping serius, perlu bantuan medis segera.

Biasanya, efek samping parah ditunjukkan dengan gejala sebagai berikut.

  • Ruam, sesak napas, dan pembengkakan pada mulut atau mata.
  • Diare parah, BAB berdarah disertai sakit perut atau demam.
  • Menguningnya kulit atau mata, sakit perut, urin berwarna gelap, dan kelelahan yang tidak biasa.
  • Sakit tenggorokan disertai dengan demam, perdarahan atau memar yang tidak biasa.
  • Kejang.
  • Ruam dengan kulit mengelupas disertai demam.

Baca Juga: Ceftriaxone, Antibiotik Atasi Infeksi Bakteri dan Menular Seksual

Perhatikan Masalah Kesehatan yang Dimiliki

Ilustrasi Anak Sakit (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Sakit (Orami Photo Stock)

Untuk meminimalisasir terjadinya efek samping, perlu melakukan memberitahukan masalah kesehatan yang dimiliki.

Terutama alergi dengan obat sejenis.

Biasanya, reaksi alergi ditunjukkan dengan ruam gatal, pembengkakan, disertai sesak napas dalam beberapa menit atau jam setelah obat digunakan.

Selain alergi, kondisi lain yang tidak dibolehkan menggunakan antibiotik ini, di antaranya:

Sebelum menggunakan obat ini, dokter mungkin meminta terlebih dahulu menjalani tes glukosa urine dan tes kehamilan.

Selama menggunakan antibiotik ini, tes darah perlu dilakukan secara teratur untuk memeriksa respons tubuh terhadap kandungan obat.

Baca Juga: Mengenal Moxifloxacin, Antibiotik untuk Mengatasi Pneumonia

Hal lain yang perlu juga diberi tahukan pada dokter adalah obat-obatan lain yang saat itu sedang digunakan, misalnya:

  • Antibiotik seperti erythromycin atau tetracycline.
  • Obat asam urat, seperti probenesid dan allopurinol.
  • Obat kanker seperti metotreksat.
  • Pil KB

Termasuk juga dengan obat herbal, suplemen, atau obat tradisional Tiongkok juga perlu dilaporkan kepada dokter.

Tetap ingat untuk selalu konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini ya, Moms!

  • https://www.ifars.co.id/user/brand_detail/134
  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amoxicillin?mtype=generic
  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/yusimox

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb