09 Oktober 2023

11 Cerita Rakyat yang Penuh Nilai Positif untuk Anak

Ketahui juga panduan membacakan dongeng berdasarkan usia ya, Moms
11 Cerita Rakyat yang Penuh Nilai Positif untuk Anak

Membaca dongeng atau cerita rakyat untuk anak merupakan salah satu kegiatan untuk mempererat bonding yang bisa Moms lakukan.

Tentunya, ada juga manfaat lain dari membacakan dongeng anak. Selain itu, dongeng juga bisa meningkatkan kreativitas anak dengan membentuk imajinasi dalam pikirannya.

Moms mungkin juga sedang mencari rekomendasi dongeng untuk anak.

Lalu, apa manfaat mendongeng bersama anak, kapan waktu yang tepat, dan seperti apa rekomendasi cerita rakyat yang bisa dibacakan untuk Si Kecil?

Yuk, cari tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut lewat ulasan di bawah ini, Moms!

Baca Juga: 7 Cara Membacakan Dongeng untuk Anak dengan Menyenangkan

Manfaat Membacakan Dongeng untuk Anak

Membaca Dongeng Anak (Orami Photo Stocks)
Foto: Membaca Dongeng Anak (Orami Photo Stocks)

Manfaat membacakan dongeng anak salah satunya adalah membentuk stimulasi yang dapat mengaktifkan semua bagian otak.

"Mendongeng adalah salah satu bentuk stimulasi. Pada saat ibu mendongeng dan anak mendengar, ternyata semua bagian otak Si Kecil akan aktif," jelas dr. Herbowo Soetomenggolo, Sp.A (K), seorang dokter spesialis anak.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa aktivitas otak yang mendengarkan cerita, dan yang menceritakan dongeng itu sama (mirroring).

Pada saat mendongeng, otak anak aktif dan akan membentuk imajinasi (neural coupling).

"Ada hormon-hormon yang dilepas yaitu dopamin, oksitosin, dan kortisol. Jadi, dongeng ini penting sekali untuk melatih anak kita berempati," tambahnya lagi.

Dalam Australasian Journal of Early Childhood dijelaskan bahwa membacakan dongeng anak bermanfaat membangun rasa komunitas yang lebih besar.

Aktivitas tersebut juga bisa meningkatkan pengetahuan dan daya ingat, mendukung pengembangan literasi awal, dan memperluas potensi kreatif pada anak.

Hal ini tentunya menjadi pengetahuan yang menarik, bahwa kegiatan sederhana ini dapat membantu tumbuh kembang Si Kecil.

Apalagi, mungkin sudah jarang orang tua yang membacakan dongeng untuk anaknya.

Baca Juga: Ini Cerita Roro Jonggrang yang Bisa Moms Ceritakan pada Anak

Panduan Membacakan Dongeng Anak Berdasarkan Usia

Lantas, kapan sebaiknya Si Kecil mulai dibacakan dongeng? Jawabannya adalah sedini mungkin.

Namun tentunya, ada panduannya tersendiri dalam membacakan dongeng sesuai dengan usianya.

Berikut ini panduan membacakan dongeng anak berdasarkan usia seperti dirangkum dari laman Parents.

1. Usia Lahir Hingga 6 bulan

Karena penglihatan bayi masih belum berkembang sempurna, pilihlah buku dengan sedikit atau tanpa teks.

Sebaliknya, pilihlah buku dengan gambar besar dengan kontras tinggi.

Pertimbangkan juga buku-buku dengan hal-hal interaktif, seperti boneka, cermin, atau lubang intip.

"Semakin banyak cara yang ibu dan anak miliki untuk menikmati sebuah buku, maka akan semakin baik," saran Pamela High, MD, profesor pediatri di Universitas Brown.

"Jika mau, bacakan untuk bayi dari buku atau majalah umum juga," sambungnya.

Menurut Pamela High, memahami kata-kata bukanlah hal yang penting bagi bayi yang masih terlalu dini.

"Untuk bayi, membaca adalah tentang bagaimana nada suara dan cara memeluk ibu," kata Pamela High.

2. Usia 7 Hingga 12 bulan

Di pertengahan tahun pertama, bayi mungkin mulai memahami beberapa kata yang dibacakan untuknya.

Kata-kata yang paling bermakna adalah nama dan hal-hal dari kehidupan sehari-hari mereka, kata-kata seperti "guguk", "mama", "papa", "susu", atau "mimi".

Faktanya, buku dengan hanya satu objek atau orang per usia adalah yang terbaik.

Mendengar Moms menyebutkan sesuatu yang Si Kecil kenali dapat memperkuat kosakata dan perlahan membantunya menyadari bahwa ilustrasi mewakili hal-hal nyata.

"Tunjuklah gambar-gambar yang Si Kecil minati. Peragakan apa yang dibaca dengan wajah, tangan, dan suara. Biarkan bayi mengoceh kembali kepada Moms," saran Dr. Rogers.

"Percakapan" ini membantunya belajar bergiliran dan mengajarinya tentang berfokus pada hal yang sama dengan orang lain.

Baca Juga: 9 Tips Belajar Membaca untuk Anak 5 Tahun yang Bisa Moms Coba!

3. Usia 13 Hingga 18 bulan

Sekarang Moms dapat mulai memperkenalkan buku dengan satu atau dua kalimat per halaman. Semakin konyol Moms saat memerankan cerita, maka akan semakin baik.

Misalnya, jika Moms membaca tentang binatang, buatlah suara binatang. Si Kecil akan menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang lucu.

Cepat atau lambat, Si Kecil akan "melenguh" atau "baa" kembali kepada Moms.

Undang partisipasi dengan mengajukan pertanyaan, seperti "Bagaimana suara anjing?" atau "Apakah kamu melihat kucing itu?".

Minta Si Kecil untuk menunjukkan contoh kehidupan nyata dari hal-hal yang tergambar dalam buku ceritanya.

Pada usia ini, Moms juga dapat menampilkan lebih banyak gambar terkait segala sesuatu yang tidak ditemui bayi setiap hari.

Selain itu, pada usia 15 sampai 18 bulan, bayi mungkin mulai dapat menjawab pertanyaan dengan kata-kata. Jadi, beri dia kesempatan dengan bertanya, "Apa itu?", ya!

Jika dia menjawab, Moms dapat meningkatkan kosakatanya dengan mengembangkan pemikirannya, misalnya dengan kalimat, "Ya, mobil. Itu adalah mobil hijau yang besar."

4. Usia 19 Hingga 24 bulan

Sebagian balita merasakan ketenangan dari membaca atau melihat buku-buku bergambar. Hal yang sama berlaku untuk buku-buku yang sudah dikenal sebelumnya.

Ini membantu menjelaskan mengapa mulai sekitar 18 bulan, anak-anak mungkin meminta buku yang sama berulang kali.

Para ahli berpendapat bahwa pengulangan ini membantu anak memahami dan kemudian mengingat kata-kata baru.

Baca Juga: Manfaat Dongeng untuk Anak, Mengajarkan Nilai Kebaikan hingga Meningkatkan Daya Ingat Si Kecil

Rekomendasi Cerita Rakyat Anak yang Menarik

Membaca Bersama Si Kecil (Orami Photo Stocks)
Foto: Membaca Bersama Si Kecil (Orami Photo Stocks)

Ada banyak rekomendasi cerita rakyat yang menarik dan bisa Moms coba kenalkan kepada Si Kecil.

Cerita rakyat ini juga bisa memberikan berbagai nilai positif untuk membantu mengoptimalkan tumbuh kembang Si Kecil, lho, Moms.

Yuk, cari tahu apa saja judul cerita rakyat yang bisa menjadi kisah untuk diceritakan kepada Si Kecil!

Cek di bawah ini, ya, Moms.

1. Lutung Kasarung

Lutung Kasarung, artinya "Lutung yang Tersesat", merupakan cerita rakyat bergaya pantun yang mengisahkan legenda masyarakat Sunda.

Dongeng anak ini menceritakan tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (Bumi) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet).

Selama di Bumi, sang lutung bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang.

Putri Purbararang pun mengadakan sayembara untuk perebutan tahta kerajaan, karena ia yakin Purbasari tidak dapat berbuat apa-apa.

Rekomendasi cerita rakyat anak Indonesia ini mengandung nilai-nilai moral yaitu agar tidak punya sifat suka memandang rendah orang lain, dan harus memiliki sifat pemaaf dan tidak pendendam.

2. Kancil dan Buaya

Moms tentu juga sudah familiar dengan dongeng anak atau cerita rakyat "Kancil dan Buaya".

Ini merupakan dongeng asal Indonesia yang memang biasa dijadikan sebagai dongeng sebelum tidur.

Dongeng ini bercerita mengenai seekor Kancil yang cerdas, yang ingin menyeberangi sungai, tetapi jembatannya rusak sehingga tidak bisa diseberangi.

Lalu dengan akal cerdiknya, Kancil berhasil menyeberangi sungai dengan Buaya yang dibohonginya.

Selain menjadi cerita rakyat yang seru, Moms bisa memberikan pesan moral yang baik untuk Si Kecil di akhir cerita tentang betapa buruknya membohongi orang.

3. Legenda Asal-Usul Danau Telaga Warna

Cerita rakyat yang satu ini menceritakan Raja Prabu Suwartalaya dan permaisurinya, Ratu Purbamanah.

Raja dan ratu ini sangat bijaksana sehingga kerajaan yang di bawah pimpinannya bisa makmur dan tenteram.

Namun, pasangan ini tidak kunjung memiliki anak, dan disarankan untuk mengangkat anak. Tetapi raja dan ratu tidak menginginkannya.

Mereka pun terus berdoa, hingga suatu hari pasangan kerajaan ini berhasil memiliki anak yang sangat disayangi.

Semua permintaan anak tersebut dikabulkan, hingga ia tumbuh besar menjadi anak yang manja.

Cerita rakyat Danau Telaga Warna memiliki pesan moral untuk para orang tua agar dapat mengasuh dan merawat anak dengan baik sehingga anaknya tidak menjadi manja.

Baca Juga: Yuk, Moms Picu Imajinasi Si Kecil dengan Cerita Kancil dan Buaya


4. Maling Kundang

Malin Kundang juga menjadi salah satu rekomendasi cerita rakyat anak Indonesia klasik yang dapat menjadi referensi bacaan bersama Si Kecil.

Malin Kundang, merupakan anak dari seorang janda bernama Mande Rubayah, adalah anak yang rajin dan penurut pada ibunya.

Namun suatu ketika, Malin meminta izin sang ibu untuk pergi ke kota.

Awalnya, sang ibu tidak mengizinkan Malin, tetapi karena Malin ingin mengubah nasib menjadi lebih baik, ibu Mande akhirnya mengizinkan.

Bertahun-tahun lamanya Malin merantau, hingga suatu ketika ia berhasil menjadi pria sukses dan kaya raya.

Bersama istrinya, Malin mengunjungi tempat tinggal sang ibu, tetapi ia tidak mengakui keberadaan ibunya di depan istrinya yang telah meludahi Mande.

Cerita rakyat ini mengajarkan bahwa seorang anak jangan pernah menjadi anak durhaka dengan melupakan sang ibu meskipun sudah menjadi sosok yang sukses.

5. Gajah yang Baik Hati

Selain Kancil dan Buaya, cerita rakyat lain yang melibatkan binatang, atau cerita fabel lain adalah "Gajah yang Baik Hati".

Gajah yang Baik Hati berkisah tentang seekor gajah bertubuh besar dan gemuk yang gemar sekali menolong teman-temannya sesama binatang tanpa pandang bulu, harimau sekalipun.

Jika ia sedang berkeliling dan mendengar ada yang sedang kesusahan, ia tidak akan segan membantunya.

Cerita rakyat ini juga memiliki pesan moral yang baik, yaitu mengajarkan kita untuk selalu bersikap baik kepada siapa saja.

6. Legenda Batu Batangkup

Legenda Batu Batangkup menceritakan kisah seorang janda bernama Mak Minah yang hidup bersama ketiga anaknya yang nakal, pemalas dan jarang mendengar ucapan orang tuanya.

Mak Minah yang selalu menyiapkan makanan dan mencari uang untuk biaya hidup sehari-hari. Ia melakukan semua pekerjaannya ini sendiri tanpa dibantu anak-anaknya.

Suatu ketika, Mak Minah sedang sakit dan badannya lemas. Ia meminta tolong ketiga anaknya untuk memasak.

Tetapi, ketiga anaknya tetap saja tidak mau mendengarkan ibunya.

Esoknya, Mak Minah pergi ke tepian sungai dekat gubuknya, dan menemukan batu yang bisa berbicara dengan manusia dan dapat membuka dan menutup seperti kerang.

Merasa lelah dengan ketiga anaknya yang nakal dan pemalas, Mak Minah pun meminta batu tersebut untuk menelannya.

Rekomendasi cerita rakyat satu ini mengandung nilai-nilai moral bahwa seorang anak janganlah memiliki sifat pemalas, nakal dan suka membantah nasihat orang tua.

7. Kura-Kura yang Sombong

Selanjutnya, ada cerita rakyat yang menceritakan kura-kura yang sombong.

Alkisah ada seekor kura-kura sombong dan merasa dirinya lebih pantas terbang dibandingkan berenang di perairan.

Ia menganggap dirinya pantas terbang karena jengkel memiliki tempurung keras yang membuat tubuhnya terasa berat.

Kura-kura ini kesal melihat kawan-kawannya yang sudah puas dengan berenang. Saat melihat burung yang bebas terbang di langit, kejengkelannya kian bertambah.

Suatu hari, kura-kura memaksa seekor angsa untuk membantunya terbang.

Si angsa pun setuju. Anga mengusulkan agar si kura-kura berpegangan pada sebatang kayu yang akan diangkatnya.

Karena tangan kura-kura agak lemah, ia menggunakan mulutnya yang lebih kuat. Sang kura-kura pun akhirnya bisa terbang dan merasa bangga.

Melihat teman-temannya yang tengah berenang, ia ingin menyombongkan diri.

Ia lupa bahwa mulutnya harus terus dipakai untuk menggigit kayu. Ia pun terjatuh dengan keras.

Beruntung, sang kura-kura selamat berkat tempurung yang sempat ia benci.

Baca Juga: Cerita Sejarah Sunan Kudus dengan Toleransi Beragama yang Tinggi

8. Cermin Ajaib

Cerita rakyat selanjutnya adalah "Cermin Ajaib".

Dahulu kala, ada seorang raja bernama Granada yang sedang mencari istri. Ia pun menggelar sebuah sayembara.

Barang siapa ingin menjadi istrinya, maka harus melihat ke dalam cermin ajaib yang mampu menunjukkan kebaikan dan keburukannya semasa hidup.

Para wanita yang awalnya bersemangat ingin menjadi ratu langsung patah semangat mendengar persyaratan tersebut.

Mereka khawatir dan malu kalau banyak orang akan mengetahui sifat buruk mereka.

Tetapi, ada satu wanita yang berani mengajukan diri. Ia adalah seorang penggembala yang datang dari keluarga menengah ke bawah.

Sang perempuan ini datang bukan karena ia merasa tak pernah berbuat dosa.

Namun menurutnya, semua orang pasti pernah berbuat kesalahan. Selama mau memperbaiki diri, semuanya bisa dimaafkan.

Tanpa ragu dan takut, ia melihat ke dalam cermin tersebut. Setelah itu, raja mengatakan bahwa cermin itu sebenarnya hanyalah cermin biasa.

Sebenarnya, raja hanya ingin menguji kepercayaan diri para wanita yang ada di sana.

Mengetahui kepercayaan diri sang perempuan gembala tersebut, mereka pun menikah dan hidup bahagia selamanya dengan menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.

9. Telur Emas

"Telur Emas" menjadi cerita rakyat yang bisa diceritakan kepada Si Kecil.

Alkisah, ada seekor angsa yang dapat mengeluarkan sebutir telur emas setiap hari.

Angsa itu dimiliki seorang petani dan istrinya. Mereka bisa hidup nyaman dan berkecukupan berkat telur tersebut.

Kenyamanan ini berlangsung cukup lama. Namun pada suatu hari, tiba-tiba saja terbesit ide di benak petani tersebut.

“Kenapa aku harus mendapatkan satu telur per hari? Kenapa tidak kuambil semuanya sekaligus dan jadi kaya raya?” pikirnya.

Istrinya ternyata setuju dengan ide tersebut. Pasangan suami istri ini lalu menyembelih si angsa dan membelah perutnya.

Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat perut tersebut hanya berisi daging dan darah. Tak ada telur sama sekali, apalagi emas.

Namun sayang, semuanya sudah terlambat. Mereka pun menangis sejadi-jadinya karena tidak ada lagi sumber penghasilan tetap yang bisa mereka andalkan lagi.

Akhirnya, keluarga petani ini harus bekerja keras untuk menyambung hidup di esok hari.


10. Terdampar di Pulau

Suatu hari, seorang pria mengalami kecelakaan kapal dan terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni.

Ia terus berdoa agar Allah menyelamatkannya. Setiap hari ia memandang laut lepas menanti pertolongan.

Hari demi hari berlalu, yang diharapkan tak kunjung datang. Demi bertahan hidup, ia pun mencari makanan di hutan dan berusaha membangun gubuk seadanya.

Tak lama setelah gubug selesai dibangun, pria itu pergi mencari makan. Alangkah terkejutnya ia saat kembali, kobaran api melalap gubug tersebut hingga habis tak tersisa.

Ia pun kecewa dan putus asa. Sempat ia merasa marah karena mengira Allah tak lagi memedulikannya. Lelah menangis, ia jatuh tertidur di atas pasir.

Keesokan harinya, ia terbangun mendengar suara kapal yang mendekat.

Ia pun lega bercampur heran, bagaimana orang-orang itu bisa menemukannya. Padahal sudah lama ia pasrah tak mengharapkan pertolongan datang.

Ternyata, orang-orang itu melihat kepulan asap dari gubug yang terbakar kemarin.

Tersadarlah pria tersebut, ternyata yang disangkanya bencana justru merupakan berkah yang diberikan Allah.

11. Bocah Penggembala dan Serigala

Terakhir, ada cerita rakyat yang menceritakan "Bocah Penggembala dan Serigala". Seperti apa kisahnya? Simak berikut ini, Moms

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang anak penggembala di suatu desa. Setiap hari ia bertugas menggembalakan domba-domba milik tuannya di dekat hutan.

Karena terus melakukan kegiatan yang sama, ia merasa bosan. Suatu hari, terbesit di pikirannya untuk mengerjai orang-orang desa sebagai hiburan.

Ia pun berlari menuju desa sambil berteriak ketakutan, “Ada serigala! Ada serigala!”

Sesuai dugaannya, masyarakat setempat berlari menuju tepi hutan untuk mengusir serigala tersebut.

Tapi sesampainya di sana, tak ada serigala sama sekali. Yang ada malah sosok si anak penggembala yang tertawa terbahak-bahak. Sadarlah mereka kalau sudah tertipu.

Beberapa hari kemudian, anak itu kembali berteriak-teriak minta pertolongan.

Lagi-lagi, penduduk desa berlari ke tepi hutan. Namun, mereka ternyata tertipu untuk kedua kalinya. Mereka pun pulang dengan bersungut-sungut akibat ulah anak tersebut.

Suatu hari menjelang sore, tiba-tiba saja serigala sungguhan muncul dari dalam hutan.

Si anak pun berteriak ketakutan minta bantuan. Namun kali ini, penduduk desa tak mau percaya padanya karena sudah dibohongi dua kali.

Serigala itu pun dengan leluasa membunuh dan menyantap domba-domba yang ada di sana.

Sementara anak itu hanya bisa melihat dari kejauhan dan bingung memikirkan apa yang harus ia katakan pada sang tuan.

Cerita rakyat ini menjadi pelajaran tentang dampak dari berbohong.

Baca Juga: Legenda Sangkuriang, Bisa Jadi Pengantar Tidur untuk Anak, Yuk Dibaca!

Itu dia rekomendasi dongeng atau cerita rakyat yang bisa menjadi pilihan untuk dibacakan kepada Si Kecil.

Pastikan untuk membacakannya secara perlahan dan menghayati, agar Si Kecil bisa lebih mengerti tentang isinya.

Dengan membaca dongeng atau cerita rakyat menggunakan cara tersebut, Si Kecil juga mungkin akan belajar mengenai kosakata baru.

Pada akhirnya, Si Kecil akan mulai mencoba untuk mengucapkan kosakata tersebut secara lisan.

Apabila Si Kecil tidak terlalu suka dibacakan dongeng atau cerita rakyat di atas, tak perlu ragu untuk mencari rekomendasi lainnya, ya, Moms.

Jangan memaksakan anak untuk menyukai suatu dongeng atau cerita rakyat atas dasar apa pun. Sebab, sifat memaksa hanya akan membuat Si Kecil trauma.

Apabila demikian, Si Kecil mungkin tak tertarik lagi dengan dongeng atau cerita rakyat.

Jadi, tetap bijak dalam membacakan dan mengenalkan dongeng maupun cerita rakyat kepada Si Kecil, ya, Moms!

  • https://www.parents.com/baby/development/intellectual/age-by-age-guide-to-reading-to-your-baby/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb