15 April 2022

Asal Usul ACE Inhibitor untuk Pengobatan Penyakit Jantung

Mengobati masalah jantung dan pembuluh darah
Asal Usul ACE Inhibitor untuk Pengobatan Penyakit Jantung

Darah tinggi adalah penyakit yang cukup banyak diderita sebagian besar orang. Ada banyak pilihan obat tersedia, salah satunya adalah ACE Inhibitor.

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor adalah obat yang mampu mengendurkan pembuluh darah dan arteri untuk rileks dan terbuka.

Jika sudah demikian, maka ini akan menurunkan tekanan darah atau hipertensi.

Cara Kerja ACE Inhibitor

Obat ini mampu mencegah enzim dalam tubuh memproduksi angiotensin II, zat yang mempersempit pembuluh darah.

Penyempitan ini yang menjadi penyebab tekanan darah tinggi dan memaksa jantung bekerja lebih keras.

Tidak hanya itu, Angiotensin II juga melepaskan hormon yang meningkatkan tekanan darah.

Obat-obatan ini membantu mengobati penyakit lainnya, seperti diabetes dan penyakit ginjal kronis.

Jadi, apa itu ACE Inhibitor dan bagaimana digunakan, tipe, serta efek sampingynya?

Berikut ini ulasan yang berhasil dirangkum orami tentang obat darah tinggi ini. 

Baca Juga: 6 Deretan Buah untuk Darah Tinggi yang Aman Dikonsumsi

Fungsi dan Penggunaan ACE Inhibitor

fungsi ACE Inhibitor
Foto: fungsi ACE Inhibitor (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.medicinehow.com%2Fhow-ace-inhibitors-work%2F&psig=AOvVaw3oBsmGroWrLVVDHMM6oqah&ust=1649293898925000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjhxqFwoTCJCx1tug_vYCFQAAAAAdAAAAABAJ)

Foto: medicinehow.com

Angiotensin II adalah bahan kimia yang sangat kuat dan diproduksi oleh tubuh.

Angiotensin II beredar dalam darah dan menyebabkan otot-otot di sekitar pembuluh darah berkontraksi, sehingga mempersempit pembuluh darah.

Dikutip dari Medicine Net, penyempitan pembuluh meningkatkan tekanan di dalam pembuluh dan menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi).

Angiotensin II dibentuk dari angiotensin I dalam darah oleh enzim pengubah angiotensin (ACE).

Angiotensin I dalam darah itu terbentuk dari angiotensinogen, protein yang diproduksi oleh hati dan dilepaskan ke dalam darah.

Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE inhibitor) adalah obat yang memperlambat (menghambat) aktivitas enzim ACE, yang menurunkan produksi angiotensin II.

Akibatnya, pembuluh darah membesar atau melebar dan tekanan darah berkurang.

Tekanan darah yang lebih rendah ini memudahkan jantung untuk memompa darah dan meningkatkan fungsi jantung yang gagal.

Selain itu, perkembangan penyakit ginjal akibat tekanan darah tinggi atau diabetes juga melambat.

Beberapa manfaat atau penggunaan ACE inhibitor yaitu:

Pengobatan ini juga meningkatkan kelangsungan hidup setelah serangan jantung.

Dalam penelitian, individu dengan hipertensi, gagal jantung, atau serangan jantung yang sebelumnya diobati dengan obat-obatan ini, hidup lebih lama daripada pasien yang tidak menggunakannya.

Ini adalah kelompok obat penting karena mencegah kematian dini akibat hipertensi, gagal jantung, atau serangan jantung.

Namun, beberapa individu dengan hipertensi tidak cukup merespon pengobatan ini saja atau ada obat lain yang sering digunakan dalam kombinasi dengan ACE inhibitor.

Ada banyak nama dan merek ACE inhibitor yang berbeda.

Sebagian besar bekerja sebaik yang lainnya, sehingga efek samping mungkin dapat berbeda.

Baca Juga: Tekanan Darah Normal Ibu Hamil, Ini Penjelasan dan Cara Menjaganya

Jenis dan Cara Penggunaan ACE Inhibitor

Penggunaan ACE Inhibitor
Foto: Penggunaan ACE Inhibitor (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.physio-pedia.com%2FACE_Inhibitors_in_the_Treatment_of_Congestive_Heart_Failure&psig=AOvVaw0wEcVYtkwccrUYKU3_Np39&ust=1649294044684000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjhxqFwoTCPjJoqKh_vYCFQAAAAAdAAAAABAE)

https: physio-pedia.com

Terdapat beberapa jenis obat-obatan untuk golongan ini.

Beberapa yang biasa digunakan misalnya:

  • Benazepril (Lotensin)
  • Kaptopril (Capoten)
  • Enalapril (Vasotec)
  • Fosinopril (Monopril)
  • Lisinopril (Prinivil, Zestril.)
  • Moeksioril (Univasc)
  • Perinopril (Aceon)
  • Quinapril (Accupril)
  • Ramipril (Altace)
  • Trandolapril (Mavik)

Apakah ada perbedaan di antara setiap jenisnya?

Pilihan obat ini sangat mirip, tetapi berbeda dalam cara mereka dikeluarkan dari tubuh dan dosisnya.

Beberapa jenis dari itu semua tetap berada di dalam tubuh lebih lama dari yang lain dan diberikan sekali sehari.

Beberapa perlu diubah menjadi bentuk aktif di dalam tubuh sebelum bekerja.

Selain itu, beberapa ACE inhibitor dapat bekerja lebih banyak pada ACE yang ditemukan di jaringan daripada ACE yang ada dalam darah.

Pentingnya perbedaan ini atau apakah salah satunya lebih baik dari yang lain belum ditentukan.

ACE inhibitor adalah pil yang diminum melalui mulut.

Ambil semua obat-obatan seperti yang diarahkan oleh dokter dan terus cek kondisi kesehatan secara teratur.

Dokter akan memeriksa tekanan darah dan melakukan tes darah untuk memastikan obat-obatan bekerja dengan benar.

Dokter juga dapat mengubah dosis dari waktu ke waktu.

Beberapa cara tambahan untuk mengonsumsinya, yaitu:

  • Cobalah minum obat pada waktu yang sama setiap hari.
  • Jangan berhenti minum obat tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu.
  • Rencanakan jauh-jauh hari agar tidak kehabisan obat. Pastikan memiliki bekal yang cukup saat bepergian.
  • Sebelum mengonsumsi ibuprofen (Advil, Motrin) atau aspirin, bicarakan dengan dokter untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.
  • Beri tahu dokter obat lain apa yang dipakai, termasuk apa pun yang dibeli tanpa resep, diuretik (pil air), pil kalium, atau suplemen herbal atau diet.
  • Jangan menggunakan ACE inhibitor jika berencana untuk hamil, sedang hamil, atau sedang menyusui. Hubungi dokter jika Moms hamil saat menggunakan obat-obatan ini.

Baca Juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Anak?

Efek Samping ACE Inhibitor 

Efek Samping ACE Inhibitor
Foto: Efek Samping ACE Inhibitor (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.news-medical.net%2Fhealth%2FAngiotensin-Converting-Enzyme-Inhibitor-vs-Angiotensin-Receptor-Blockers.aspx&psig=AOvVaw1xog_uQLmVB9-VXtx11Dxe&ust=1649294224550000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjhxqFwoTCP)

Foto: news-medical.net

Moms atau beberapa pasien mungkin mengalami batuk kering.

Ini mungkin hilang setelah beberapa saat.

Batuk ini juga mungkin dimulai setelah minum obat selama beberapa waktu.

Beri tahu dokter jika Moms mengalami batuk.

Terkadang mengurangi dosis dapat membantu.

Akan tetapi, dokter akan mengalihkan ke obat yang lain.

Terpenting, jangan menurunkan dosis tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu.

Moms mungkin merasa pusing ketika mulai minum obat ini atau jika dokter meningkatkan dosis obat.

Berdiri perlahan dari kursi atau tempat tidur dapat membantu.

Jika mengalami pingsan, hubungi dokter segera mungkin. 

Efek samping lainnya yaitu:

Jika lidah atau bibir membengkak, hubungi dokter atau pergi ke ruang gawat darurat.

Moms atau beberapa mungkin mengalami reaksi alergi yang serius terhadap obat tersebut meskipun hal tersebut jarang terjadi. 

Itulah beberapa penjelasan tentang ACE Inhibitor.

Seperti halnya obat yang diresepkan, pasien tidak boleh berhenti menggunakan ACE Inhibitor kecuali diinstruksikan oleh dokter. 

Jika tergoda berhenti minum obat setelah merasa lebih baik, maka jangan lakukan.

Meminum obat yang diresepkan secara konsisten akan menjaga tekanan darah dalam kisaran yang sehat.

  • https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000087.htm
  • https://www.healthline.com/health/heart-disease/ACE-inhibitors#precautions
  • https://www.medicinenet.com/ace_inhibitors/article.htm#what_drugs_or_supplements_interact_with_ace_inhibitor_drug_class
  • https://www.webmd.com/heart-disease/guide/medicine-ace-inhibitors
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/ace-inhibitors/art-20047480

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb