14 September 2022

Demam Rematik: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Ketahui selengkapnya tentang demam rematik di sini!
Demam Rematik: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Pernahkah Moms mendengar demam rematik? Demam rematik mungkin terdengar asing di telinga, namun penyakit ini ternyata rentan menyerang anak usia 5-15 tahun lho Moms.

Seperti apa gejala, penyebab, dan cara mengobatinya? simak uraiannya sebagai berikut ya Moms.

Gejala Demam Rematik

Demam rematik biasanya berkembang sekitar 14 hingga 28 hari setelah terinfeksi. Gejala umumnya adalah sebagai berikut:

  • Demam
  • Mimisan
  • Kelelahan
  • Sakit di bagian perut
  • Berdebar-debar
  • Berkeringat
  • Masalah di jantung, kadang menunjukkan gejala berupa sesak napas dan nyeri dada. Terkadang juga tidak menimbulkan gejala apapun
  • Perubahan pada kulit seperti ruam berbentuk cincin yang biasanya terjadi di badan, kaki, atau atas lengan
  • Benjolan pada bawah kulit yang tidak disadari dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit
  • Persendian juga bisa mengalami masalah berupa rasa sakit, bengkak, kemerahan yang biasanya terjadi di sendi lutut, siku, pergelangan tangan dan juga pergelangan kaki.
  • Kehilangan kendali akan emosi seperti tertawa atau menangis secara tidak biasa
  • Gerakan pada tubuh seperti wajah, kaki, dan tangan yang tersentak-sentak, cepat, dan tidak terkendali

Baca Juga: Mengenal Vaskulitis, Penyakit Peradangan pada Pembuluh Darah

Penyebab Demam Rematik

demam rematik
Foto: demam rematik (Orami Photo Stock)

Demam rematik adalah penyakit yang terjadi setelah infeksi, jika tidak diobati infeksi ini dapat menyebabkan berbagai peradangan di bagian tubuh lain, terutama sendi, kulit, otak, dan juga jantung.

Penyakit ini adalah komplikasi dari radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus grup A.

Ketika tubuh telah terinfeksi bakteri, maka sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawan bakteri yang telah masuk.

Namun, pada penderita demam rematik, sistem kekebalan tubuh malah akan menyerang jaringan tubuh yang sehat.

Hal tersebut kemungkinan disebabkan kemiripan protein pada bakteri Streptococcus grup A dengan protein pada jaringan tubuh.

Oleh karena itu, penyakit ini juga digolongkan sebagai penyakit autoimun, yaitu penyakit yang disebabkan oleh kesalahan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.

Baca Juga: Hati-hati, Kenali Gejala Tubuh Terserang Bakteri Listeria

Cara Mengobati Demam Rematik

minum obat
Foto: minum obat (Shutterstock.com)

Hal yang harus dilakukan penderita untuk sembuh adalah dengan menyingkirkan semua bakteri yang telah masuk ke dalam tubuh.

Pengobatannya ini berupa pemberian obat-obatan yang berguna untuk meredakan gejala serta mencegah agar demam rematik tersebut tidak kambuh kembali.

Berikut beberapa obat-obatan yang akan diberikan oleh dokter, antara lain:

1. Antibiotik

Antibiotik yang umumnya diresepkan oleh dokter adalah penisilin. Diberikan dalam jangka waktu yang panjang minimal selama 5 tahun, atau hingga anak berusia 21 tahun.

Jarak pemberiannya adalah setiap 28 hari sekali melalui suntikan intravena.

Jika anak mengalami kerusakan katup jantung, penisilin akan diberikan dalam jangka waktu lama.

Bahkan, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, penderita akan menerima pengobatan suntikan antibiotik seumur hidupnya.

Pengobatan dengan antibiotik seperti ini tidak boleh dihentikan tanpa konsultasi ke dokter terlebih dahulu, karena dapat menyebabkan demam rematik kambuh kembali.

Jika pasien alergi terhadap penisilin, dokter akan meresepkan antibiotik jenis erythromycin.

2. Antikonvulsan

Obat antikonvulsan atau antikejang ini diberikan jika mengalami kejang. Jenis obat yang diberikan yaitu carbamazepine atau asam valproat.

3. Antiinflamasi

Dokter juga memberikan obat antiinflamasi atau obat antiradang yang berfungsi mengatasi demam, peradangan, serta nyeri.

Jenis obat yang umumnya diberikan adalah dari golongan antiinflamasi non steroid, seperti ibuprofen atau aspirin.

Jika obat antiinflamasi non steroid tidak memberikan pengaruh, dokter akan memberikan obat dari golongan kortikosteroid.

Selain memberikan obat-obatan di atas, dokter juga akan merekomendasikan pasien untuk istirahat total dan tidak melakukan aktivitas yang berat hingga gejala utamanya seperti rasa sakit dan peradangan hilang.

Baca Juga: Mengenal Isoniazid, Antibiotik untuk Mengatasi Tuberkulosis

Apakah Demam Rematik Bisa Disembuhkan?

Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan
Foto: Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan (Orami Photo Stock)

Kebanyakan penderita demam rematik dapat sembuh total, namun tetap dapat terinfeksi kembali. Diperlukan pengobatan secara teratur dam dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai kesembuhan pasien demam rematik:

  1. Respon autoimun ada di dalam tubuh kita dan bukan dibawa oleh bakteri streptokokus. Tidak mungkin bagi kita untuk menghilangkan atau membuang sistem pertahanan tubuh berupa autoimun tersebut.
  2. Pengobatan jangka panjang dan teratur sangat direkomendasikan untuk pengobatan demam rematik ini. meskipun nanti bakterinya telah hilang, bukan berarti penderita akan kebal terhadap infeksi bakteri ini lagi. Jika terinfeksi lagi, maka kondisinya akan terulang kembali.
  3. Kerusakan yang dibuat oleh infeksi bakteri ini bisa saja permanen. Sehingga meskipun nanti bakterinya telah hilang, akan ada kerusakan-kerusakan yang tidak bisa diobati.

Ada beberapa cara yang bisa mencegah penyebaran dan melindungi diri dari serangan infeksi demam rematik ini, yaitu:

  • Biasakan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun
  • Menggunakan masker saat bepergian keluar rumah
  • Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
  • Tidak menggunakan alat makan dan minum bersamaan dengan orang lain

  • https://www.healthline.com/health/rheumatic-fever#prevention

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.