16 Maret 2022

Ketahui Dosis dan Efek Samping Lincomycin, Antibiotik untuk Infeksi Bakteri

Penggunaannya harus dalam pengawasan dokter
Ketahui Dosis dan Efek Samping Lincomycin, Antibiotik untuk Infeksi Bakteri

Lincomycin adalah obat golongan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri parah.

Terutama pada orang yang tidak dapat menggunakan antibiotik jenis penisilin.

Lincomycin tidak bisa digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Misalnya flu, COVID-19, dan lain-lain.

Obat ini juga tidak boleh digunakan sembarangan dan harus dalam pengawasan dokter.

Yuk, simak lebih lanjut mengenai obat Lincomycin!

Baca Juga: Cari Tahu Manfaat Olanzapine, Aturan Pakai, dan Efek Sampingnya

Manfaat dan Cara Penggunaan Lincomycin

infus
Foto: infus (shutterstock.com)

Foto: Orami Photo Stock

Seperti disebutkan tadi, manfaat utama Lincomycin sebagai antibiotik adalah untuk mengatasi infeksi bakteri dalam tubuh.

Namun, biasanya hanya digunakan dokter untuk mengobati infeksi bakteri yang parah.

Terutama yang tidak bisa diatasi dengan antibiotik penisilin.

Obat ini diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam otot, atau sebagai infus ke pembuluh darah.

Saat disuntikkan ke pembuluh darah, Lincomycin harus diberikan perlahan.

Dengan infus biasanya memakan waktu setidaknya 1 jam.

Lincomycin terkadang diberikan sebagai suntikan ke mata.

Dokter akan menggunakan obat untuk membuat mata jadi kebal sementara, sebelum memberi suntikan.

Gunakan Lincomycin untuk jangka waktu yang ditentukan, bahkan jika gejala sudah membaik.

Melewatkan dosis dapat meningkatkan risiko infeksi yang resisten terhadap obat.

Jika perlu menggunakan obat ini dalam jangka panjang, biasanya dokter menyarankan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.

Penggunaan antibiotik apa pun, termasuk Lincomycin, tidak boleh sembarangan dan harus dengan pengawasan dokter dokter.

Jika tidak, ada risiko resistensi antimikroba yang mengintai.

Peresepan antibiotik yang berlebihan adalah masalah khusus dalam perawatan primer. Di mana virus menyebabkan sebagian besar infeksi.

Peningkatan resistensi antimikroba adalah penyebab infeksi berat, komplikasi, tinggal di rumah sakit lebih lama dan kematian meningkat.

Hal ini diungkapkan dalam studi pada 2014 di jurnal Therapeutic Advances in Drug Safety.

Disebutkan bahwa resistensi antimikroba dapat menyebabkan infeksi berat, komplikasi, dan peningkatan risiko kematian.

Baca Juga: Mengenal Moxifloxacin, Antibiotik untuk Mengatasi Pneumonia

Dosis dan Aturan Pakai Lincomycin

Terapi Suntik Limfosit Bantu Wanita Dengan Antibodi Antisperma Cepat Hamil? 1
Foto: Terapi Suntik Limfosit Bantu Wanita Dengan Antibodi Antisperma Cepat Hamil? 1

Foto: Orami Photo Stock

Dosis Lincomycin pada setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung kondisi dan berbagai faktor.

Hanya dokter yang bisa menentukan dosis yang tepat.

Namun, secara umum, berikut ini dosis Lincomycin untuk mengatasi infeksi bakteri pada orang dewasa:

Dosis suntikan atau intramuskular:

  • Infeksi serius: 600 mg, diberikan setiap 24 jam.
  • Infeksi yang lebih parah: 600 mg, diberikan setiap 12 jam atau lebih sering.

Dosis infus atau intravena:

  • Infeksi serius: 600 hingga 1000 mg, setiap 8 hingga 12 jam. Dokter dapat meningkatkan dosis jika perlu.
  • Infeksi serius yang mengancam jiwa: Hingga 8 g per hari, dalam dosis terbagi.
  • Dosis maksimum: 8 g per hari.

Sementara itu, untuk pengobatan infeksi bakteri pada bayi dan anak-anak, dosisnya adalah:

Usia di atas 1 bulan melalui suntikan atau intramuskular:

  • Infeksi serius: 10 mg per kg berat badan, diberikan setiap 24 jam.
  • Infeksi yang lebih parah: 10 mg per kg berat badan, setiap 12 jam atau lebih sering.

Usia di atas 1 bulan melalui infus atau intravena:

Dosisnya 10 hingga 20 mg per kg berat badan per hari, dalam dosis terbagi (seperti untuk orang dewasa).

Dosis obat harus didasarkan pada tingkat keparahan infeksi.

Dosis infus atau intravena dapat diulang sesering yang diperlukan hingga dosis maksimum (8 g/hari).

Baca Juga: Clonazepam: Manfaat, Dosis, Cara Pengunaan dan Efek Samping

Risiko Efek samping Lincomycin

Haid Buruk dan Sakit Perut
Foto: Haid Buruk dan Sakit Perut (Doripos.com)

Foto: Orami Photo Stock

Setiap obat memiliki risiko efek samping, termasuk Lincomycin.

Namun, tidak semua orang mengalami efek samping.

Berikut ini beberapa efek samping umum yang dapat terjadi akibat penggunaan Lincomycin:

Selain efek samping umum, ada juga risiko efek samping yang lebih serius.

Segera hubungi dokter jika mengalami beberapa gejala, seperti:

  • Sakit perut yang parah.
  • Diare yang berair atau berdarah (bahkan jika itu terjadi beberapa bulan setelah dosis terakhir).
  • Sedikit atau tidak buang air kecil.
  • Lecet atau bisul di mulut.
  • Gusi merah atau bengkak.
  • Kesulitan menelan.
  • Penyakit kuning (menguningnya kulit atau mata).
  • Jumlah sel darah rendah, ditandai dengan demam, kelelahan, mudah memar, perdarahan yang tidak biasa, kulit pucat, tangan dan kaki dingin.
  • Merasa pusing atau sesak napas.

Baca Juga: Ini Dia Perbedaan Infeksi Virus dan Bakteri pada Balita

Orang dewasa yang lebih tua dan yang memiliki riwayat penyakit lain mungkin lebih sensitif terhadap efek diare yang disebabkan oleh obat ini.

Jika mengalami diare yang berair atau berdarah, hentikan penggunaan Lincomycin dan segera hubungi dokter.

Jangan gunakan obat antidiare kecuali dokter menginstruksikan untuk melakukannya.

Menghentikan diare dapat memperburuk infeksi usus.

Dapatkan bantuan medis darurat jika memiliki tanda-tanda reaksi alergi akibat Lincomycin, seperti:

  • Gatal-gatal.
  • Sulit bernapas.
  • Bengkak di wajah atau tenggorokan.
  • Reaksi kulit yang parah.
  • Demam.
  • Sakit tenggorokan.
  • Mata seperti terbakar.
  • Nyeri kulit.
  • Kulit merah atau ungu dengan melepuh dan mengelupas.

Baca Juga: Fentanil untuk Merdakan Nyeri, Ketahui Dosis dan Aturan Pakainya!

Obat antibiotik dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang biasanya tidak berbahaya di usus.

Ini dapat menyebabkan infeksi yang menyebabkan diare ringan hingga berat.

Bahkan berbulan-bulan setelah dosis antibiotik terakhir.

Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan masalah usus yang mengancam jiwa.

Jadi, segera hubungi dokter jika mulai mengalami diare selama dan setelah menjalani pengobatan dengan Lincomycin.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC4232501/
  • https://www.drugs.com/mtm/lincomycin.html
  • http://mims.com/Indonesia/Home/GatewaySubscription/?generic=Lincomycin
  • https://www.everydayhealth.com/drugs/lincomycin

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb