03 Januari 2024

9 Cara Mengatasi Nyeri Perut Bawah Saat Berhubungan Intim

Bisa jadi tanda kehamilan atau bahkan penyakit berat
9 Cara Mengatasi Nyeri Perut Bawah Saat Berhubungan Intim

Munculnya nyeri perut bawah saat berhubungan ternyata merupakan hal cukup lumrah terjadi.

Dalam istilah medis gejala ini disebut sebagai dispareunia, yakni nyeri atau rasa tak nyaman yang timbul saat atau setelah berhubungan seks.

Letak munculnya nyeri bisa beragam, seperti pada vagina, labia, hingga panggul.

Dilansir Healthline, 10–20% wanita di Amerika Serikat mengalami dispareunia.

Tak hanya wanita, keadaan ini juga dirasakan oleh 5% pria di sana.

Lalu, apa yang terjadi jika Moms merasakan nyeri perut bawah saat berhubungan? Cari tahu jawabannya berikut ini.

Baca Juga: 7 Cara Menyikapi Masa Pubertas pada Remaja atau ABG

Nyeri Perut Bawah Saat Berhubungan Intim, Pertanda Hamil?

Hasil Test Pack
Foto: Hasil Test Pack (Orami Photo Stocks)

Nyeri perut bawah saat berhubungan bisa sebagai tanda-tanda ini.

Dispareunia dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari penyebab yang tidak membahayakan hingga gejala dari kondisi serius.

Kebanyakan nyeri perut bawah saat berhubungan dipicu oleh penetrasi yang terlalu dalam.

Namun, tidak menutup kemungkinan disebabkan karena faktor lainnya. Salah satunya adalah kehamilan.

Dikutip dari Parents, nyeri perut bagian bawah mungkin saja menjadi salah satu tanda awal kehamilan yang sering disebut kram implantasi.

Implantasi merupakan keadaan ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim dan hal ini menandakan dimulainya kehamilan.

Hal tersebut dikatakan Jingwen Hou, M.D., Ph.D., obgyn yang memiliki spesialisasi endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Kaiser Permanente, Hawaii.

Kebanyakan wanita tidak merasakan tanda-tanda terjadinya implantasi pada rahim.

Namun, sekitar 30% wanita mengklaim mengalami gejala kram implantasi.

Kram ini terkadang dibarengi dengan spotting, yakni keluarnya bercak merah muda atau cokelat muda. Meski begitu ada juga wanita yang mengalami spotting namun tidak merasakan kram.

Kram implantasi biasanya mulai terasa 10–14 hari setelah ovulasi, atau sekitar dua hingga tujuh hari sebelum siklus menstruasi berikutnya tiba.

Karena itu, banyak wanita salah mengira kram implantasi sebagai PMS.

“Mungkin sulit untuk mengetahui apakah Anda mengalami menstruasi atau itu adalah tanda kehamilan yang sangat dini karena waktunya, dan Anda mungkin mengalami kram untuk keduanya,” kata Dr. Hou.

Sedangkan untuk durasi nyerinya bisa beragam pada setiap wanita.

Ada yang hanya merasa sedikit nyeri, namun lainnya mengalami nyeri yang timbul dan hilang selama 3 hari.

Baca Juga: 25+ Ciri-ciri Hamil Muda yang Jarang Disadari, Apa Saja?

Penyebab Nyeri Perut Bawah Saat Berhubungan Seks

Meski kehamilan bisa jadi salah satu kemungkinan terjadinya dispareunia, namun hal tersebut bukanlah penyebab tunggal munculnya nyeri perut bawah saat berhubungan seksual.

Rasa nyeri perut bawah saat berhubungan ini bisa terjadi akibat beberapa pemicu.

Mulai dari yang umum dan tidak perlu mendapat penanganan hingga tanda dari masalah kesehatan serius.

Di antaranya adalah penyebab di bawah ini:

1. Posisi Bercinta yang Tidak Pas

Suami dan Istri (Orami Photo Stocks)
Foto: Suami dan Istri (Orami Photo Stocks)

Posisi seks yang tidak pas adalah penyebab paling umum munculnya nyeri perut bawah saat berhubungan.

Beberapa posisi seks menyebabkan penetrasi penis yang lebih dalam sehingga menimbulkan rasa tak nyaman atau bahkan nyeri.

Cara pencegahan terbaik adalah dengan mencoba berganti posisi yang memungkinkan Moms mengontrol gerakan seperti woman on top.

Berbaring ke samping juga memungkinkan penetrasi yang tak terlalu dalam.

2. Bentuk Rahim Miring

Sekitar 1 dari 4 wanita memiliki bentuk rahim miring yang cenderung condong ke belakang daripada ke depan.

Walaupun umumnya tidak menjadi masalah, terkadang hal itu dapat membuat kegiatan berhubungan menyakitkan.

Moms bisa merasakan nyeri perut bawah saat berhubungan yang terasa lebih menyakitkan pada beberapa posisi tertentu.

Dengan begitu, perlu banyak eksperimen untuk menemukan gaya bercinta yang pas dan nyaman.

3. Kehamilan Ektopik

Ilustrasi Kehamilan Ektopik (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Kehamilan Ektopik (Orami Photo Stocks)

Kehamilan ektopik merupakan kondisi di mana sel telur yang berhasil dibuahi tidak bergerak ke rahim.

Namun, justru menempel pada tuba fallopi. Ini bisa menjadi penyebab nyeri perut bawah saat berhubungan.

Kondisi termasuk ke dalam komplikasi kehamilan dan dapat membahayakan nyawa sang ibu jika tidak segera ditangani.

Kehamilan ektopik bisa berlangsung di beberapa minggu pertama kehamilan dan sangat sulit untuk mempertahankan janin pada kondisi ini.

Sel telur yang tumbuh di luar rahim tidak akan dapat bertahan hidup.

Setelahnya sel telur akan menempal pada jaringan di luar rahim dan akan menghancurkan jaringan tersebut.

Sehingga, infeksi serta pendarahan internal sangat mungkin terjadi dan menyebabkan nyeri pada perut yang akan makin hebat ketika berhubungan intim.

Selain nyeri perut bawah saat berhubungan, waspadai jika ada gejala lain yang menyertainya.

Seperti nyeri panggul, kram perut, pusing dan lemas, mual dan muntah, nyeri pada satu sisi tubuh atau nyeri pada pundak, leher, dan rektum.

Dalam beberapa kasus langka sel telur dapat menempel di rongga perut, ovarium, dan serviks.

Pada mayoritas kasus kehamilan ektopik, janin biasanya harus digugurkan atau aborsi.

Perlu diketahui, melansir Journal of Research in Medical Sciences, semakin tua seorang wanita ketika dia hamil, semakin tinggi pula risikonya untuk memiliki kehamilan ektopik.

Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Telat Haid agar Cepat Menstruasi

4. Endometriosis

Melansir Current Obstetrics and Gynecology Reports, endometriosis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya jaringan endometrium di luar rongga rahim dan umumnya berhubungan dengan nyeri panggul kronis dan infertilitas.

Saat seorang wanita memasuki masa subur, jaringan di dalam dinding rahim normalnya akan mengalami penebalan agar calon janin yang berhasil dibuahi bisa menempel pada rahim.

Jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim yang menebal tadi akan luruh pada proses menstruasi.

Pada kondisi endometriosis, endometrium atau jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim justru tumbuh di luar rahim dan menumpuk.

Pertumbuhan berlebih pada jaringan endometrium dapat menyebabkan nyeri perut bawah saat berhubungan.

Selain perut, biasanya nyeri juga timbul di area panggul dan punggung saat berhubungan.

Gejala lainnya yang dapat menyertai adalah nyeri hebat saat menstruasi, volume darah haid yang berlebihan, pendarahan di antara siklus menstruasi, mual, muntah, hingga diare.


5. Kista Endometriosis

Kista Endometriosis
Foto: Kista Endometriosis (Medicalnewstoday.com)

Ini merupakan kondisi yang dapat mengikuti saat endometriosis terlanjur lama didiamkan.

Menurut Mayo Clinic, jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim sebenarnya akan luruh bersamaan dengan siklus datang bulan.

Namun, jaringan tersebut tidak keluar melalui vagina, melainkan luruh ke sekitar organ reproduksi dan mengendap di sana.

Jika dibiarkan dan tak segera ditangani, lama kelamaan endapan tersebut akan menimbulkan jaringan parut, peradangan, hingga kista.

Jaringan endometrium atau jaringan dinding rahim yang tumbuh di dalam atau di permukaan indung telur (ovarium) disebut kista endometriosis.

Kista jenis ini berupa kantong berisi cairan berukuran besar dan bisa menyebabkan nyeri panggul kronis utamanya saat menstruasi datang.

Gejala lain yang biasanya turut menyertai adalah nyeri punggung bagian bawah atau paha, perasaan penuh dan berat di perut, kembung, dan nyeri perut bawah saat berhubungan.

6. Mioma

Miom atau fibroid adalah pertumbuhan jaringan yang berkembang di dalam atau di sekitar rahim. Kondisi ini dapat dikatakan cukup umum.

Diperkirakan sekitar 1 dari 3 wanita mengalami gejala fibroid.

Meskipun umumnya jaringan ini termasuk non-kanker, namun keberadaan miom dapat menimbulkan ketidaknyamanan akibat rasa nyeri.

Beberapa gejala lain yang mungkin muncul di antaranya:

  • Sakit perut atau punggung bawah
  • Menstruasi yang menyakitkan
  • Volume darah haid yang berlebihan
  • Nyeri perut bawah saat berhubungan
  • Nyeri punggung
  • Sembelit
  • Nyeri saat berkemih

Baca Juga: 17 Sekolah Internasional di Jakarta Terbaik, dari Jenjang TK hingga SMA

7. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Foto: Infeksi Saluran Kemih (ISK) (istockphoto)

Infeksi saluran kemih (ISK) atau cystitis menjadi salah satu penyakit yang cukup sering diderita oleh wanita dibandingkan laki-laki.

Alasannya karena wanita memiliki saluran kemih yang lebih pendek daripada pria, sehingga bakteri lebih mudah menjangkau kandung kemih.

Kebanyakan ISK pada wanita dipicu oleh dinfeksi bakteri E. coli yang menular saat berhubungan intim.

Namun risiko tertular dapat lebih tinggi meskipun tak aktif secara seksual jika memiliki kondisi seperti sedang hamil, menopause, penggunaan produk kewanitaan tertenu, dan penggunaan KB jenis diafragma.

Segera periksakan diri apabila merasakan gejala-gejala seperti nyeri saat buang air kecil, buang air kecil lebih sering, nyeri perut bawah saat berhubungan, demam dan menggigil, dan nyeri berlebihan di punggung.

8. Penggunaan KB IUD

Biasanya salah satu efek yang dirasakan dari pemasangan IUD atau KB spiral adalah rasa nyeri atau kram perut.

Hal ini dapat berlangsung beberapa minggu setelah dilakukannya pemasangan.

Meski wajar, namun intensitas nyeri ini dapat meningkat saat berhubungan seksual.

Jika rasa nyeri menjadi tak terhankan atau berlangsung lama lebih dari beberapa minggu, bisa jadi hal tersebut merupakan tanda Moms perlu memeriksakan diri ke dokter.

Baca Juga: Terbukti Ampuh! Ini 8 Cara Membasmi Telur Kecoa di Rumah

9. Masalah Usus

Kram Perut
Foto: Kram Perut (shutterstock.com)

Nyeri perut bawah saat berhubungan bisa datang dari usus besar dikarenakan sistem pencernaan yang buruk.

Pada kondisi seperti ini, sakit tersebut juga bisa terjadi pada perempuan dan pria.

Gejala lain yang mungkin terjadi akibat permasalahan usus ini adalah nyeri terkait dengan buang air besar, perubahan kebiasaan buang air besar, kehilangan darah saat buang air besar, dan kembung karena angin.

Penyebab potensial rasa sakit yang timbul dari usus adalah irritable bowel syndrome (IBS) yang dapat menimbulkan diare, sembelit, dan kembung secara bergantian.

Pada kondisi lain atau terjadi pada pasien yang lebih tua, penyakit divertikular dan komplikasinya mungkin saja terjadi.

Begitu pula penyakit radang usus (kolitis ulserativa atau Crohn), serta diagnosis yang jarang ditemukan namun penting yaitu kanker kolorektal.

Usus buntu pun bisa menjadi salah satu penyakit yang ditandai dengan timbulnya nyeri perut bawah saat berhubungan.

Bahkan nyeri yang ditimbulkan bisa membuat Moms membungkuk.

10. Torsi Ovarium

Torsi ovarium terjadi ketika ovarium dan terkadang tiba falopi berubah bentuk jadi bengkok dan memutus suplai darah organ.

Kondisi ini juga dikenal sebagai torsi adneksa dan bisa menyebabkan sakit perut bagian bawah yang dapat dibilang parah, Moms!

Gejala torsi ovarium sendiri sangatlah beragam.

Mulai dari menstruasi yang tak teratur, mengalami sakit saat berhubungan seksual, mual hingga muntah dan lain sebagainya.

Pengobatannya pun bisa dilakukan dengan berolahraga dan menghindari latihan yang membuat Moms melompat terlalu sering.

Pemberian Pil KB serta alat kontrasepsi berbentuk hormonal lain pun bisa menjadi alat yang membantu mencegah kista pada indung telur.

Hal ini bisa mengurangi Moms terkena torsi ovarium.

Namun tetaplah diskusikan dengan dokter ya, Moms untuk melakukan atau mengonsumsi pil KB.

11. Prostatitis

Periksa ke Dokter
Foto: Periksa ke Dokter (Orami Photo Stock)

Erica Jacques, Terapis Bersertifikasi Pusat Trauma Level 1 US, mengungkapkan seorang pria mungkin mengalami sakit perut pada bagian bawah, bisa jadi disebabkan disfungsi urin atau IBS.

Namun, prostatitis adalah satu-satunya penyebab yang paling sering terjadi.

Kondisi ini menunjukkan pembengkakan dan radang kelenjar prostat. Ini bisa menyakitkan dan sulit diobati tergantung pada penyebabnya.

"Prostatitis kronis sering dijumpai dan menyerang hingga 10% pria dewasa," jelasnya.

Karena banyak kasus prostatitis dengan penyebab yang tidak diketahui, mendapatkan perawatan agar bisa membuat lebih baik akan cukup memakan waktu.

Sayangnya, rasa sakit yang disebabkan oleh prostatitis bisa sulit diobati.

Baca Juga: 20 Restoran Korean BBQ Jakarta Populer dan Enak, Serbu Moms!

12. Adhesi Rahim

Adhesi rahim, juga dikenal sebagai sindrom Asherman, adalah kondisi dimana jaringan parut atau luka membentuk perlengketan pada rahim atau serviks.

Hal ini dapat mengakibatkan sejumlah gejala yang mengganggu. Salah satunya adalah nyeri perut bawah saat berhubungan seks.

Selain itu, ada juga gejala haid yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, serta nyeri atau kram yang parah.

Biasanya, adhesi rahim terjadi sebagai komplikasi dari operasi rahim seperti dilatasi atau kuret.

Namun, kondisi ini juga bisa timbul akibat operasi caesar, terapi radiasi, endometriosis, atau infeksi.

13. Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual (PMS) bisa menjadi salah satu pemicu sakit perut saat berhubungan seks.

Gejala yang muncul dapat beragam tergantung pada jenis dan kondisi PMS yang dialami. Pada wanita, beberapa gejala yang mungkin timbul adalah:

  • Nyeri atau perdarahan selama atau setelah berhubungan seksual.
  • Keputihan yang tidak normal, berbeda dari biasanya, bahkan bisa berbau tidak sedap.
  • Sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil.
  • Nyeri pada panggul atau perut bagian bawah.

Cara Mengatasi Sakit Perut Saat Berhubungan Seks

Menjaga Area Intim (Orami Photo Stocks)
Foto: Menjaga Area Intim (Orami Photo Stocks)

Nyeri perut bawah saat berhubungan seks dapat menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan dan mengganggu.

Namun, ada beberapa tindakan yang dapat Moms lakukan untuk meredakan gejala tersebut dan menjadikan pengalaman berhubungan seks lebih nyaman.

Berikut ini beberapa cara mengatasi nyeri perut bawah saat berhubungan seks:

1. Gunakan Pelumas yang Tepat

Penggunaan pelumas adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi gesekan yang terjadi selama berhubungan seks.

Gesekan berlebihan dapat menyebabkan iritasi dan ketidaknyamanan yang berujung pada sakit perut.

Pilihlah pelumas yang sesuai dengan tubuh Moms dan berbahan dasar air untuk menghindari reaksi alergi atau iritasi.

Pelumas juga dapat membantu meningkatkan kenikmatan dan kenyamanan selama aktivitas seksual.

Baca Juga: 10 Alat Pembesar Penis Terbaik, Tertarik Coba Dads?

2. Eksplorasi Posisi Seks yang Nyaman

Setiap individu memiliki preferensi posisi seks yang berbeda-beda.

Cobalah untuk bereksplorasi dengan berbagai posisi seks yang dapat memberikan kenyamanan bagi Moms dan pasangan.

Posisi-posisi tertentu mungkin dapat mengurangi tekanan pada perut dan menghindari gesekan yang berlebihan.

Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan pasangan mengenai posisi yang paling nyaman untuk keduanya.

3. Jangan Lewatkan Foreplay

Foreplay sebelum berhubungan seks memiliki manfaat yang tidak boleh diabaikan.

Ini dapat membantu meningkatkan aliran darah ke area genital, merangsang lubrikasi alami, dan mengurangi ketegangan otot di sekitar perut dan panggul.

Lakukan foreplay yang cukup sebelum berhubungan seks untuk memastikan tubuh Moms siap dan rileks.

4. Menjaga Kebersihan Area Intim

Kebersihan area genital adalah faktor penting dalam mencegah infeksi dan iritasi yang dapat menyebabkan nyeri perut bawah saat berhubungan seksual.

Pastikan untuk membersihkan area intim dengan lembut menggunakan air hangat dan pembersih yang lembut.

Hindari penggunaan produk yang mengandung bahan kimia keras yang dapat mengganggu keseimbangan pH dan menyebabkan iritasi.

5. Hindari Makanan Berat Sebelum Berhubungan Seks

Konsumsi makanan berat sebelum berhubungan seks dapat memicu perasaan kembung dan tidak nyaman pada perut.

Hindari makanan yang dapat menyebabkan gas berlebihan atau gangguan pencernaan.

Sebagai gantinya, pilih makanan ringan dan sehat beberapa jam sebelum aktivitas seksual.

6. Kelola Stres dan Kecemasan

Stres dan kecemasan dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap rangsangan seksual dan menyebabkan ketegangan otot yang dapat berujung pada sakit perut.

Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk mengelola stres secara efektif.

Komunikasikan juga perasaan Moms dengan pasangan untuk menciptakan lingkungan yang santai dan nyaman.

Baca Juga: 13 Cara Merangsang Suami agar Bercinta Semakin Bergairah

7. Libatkan Komunikasi Terbuka dengan Pasangan

Komunikasi yang terbuka dengan pasangan adalah kunci penting dalam mengatasi masalah nyeri perut bawah saat berhubungan seks.

Diskusikan perasaan, kekhawatiran, dan pengalaman Moms dengan pasangan.

Bersama-sama, Moms dapat mencari solusi yang cocok untuk meningkatkan kenyamanan dan kenikmatan selama aktivitas seksual.

8. Cari Pendekatan yang Mengutamakan Kenyamanan

Penting untuk diingat bahwa kenikmatan dan kenyamanan Moms selama berhubungan seks adalah yang utama.

Jangan ragu untuk menghentikan aktivitas jika Moms merasa tidak nyaman atau mengalami sakit perut yang berlebihan.

Prioritaskan kesehatan dan kenyamanan Moms serta pasangan.

9. Berkonsultasi dengan Dokter

Jika Moms mengalami sakit perut yang parah, sering terjadi, atau tidak kunjung mereda, segera berkonsultasi dengan dokter.

Nyeri perut bawah saat berhubungan seks juga bisa menjadi tanda adanya masalah medis lainnya.

Misalnnya infeksi saluran kemih, endometriosis, atau gangguan pada organ reproduksi.

Dokter dapat membantu mendiagnosis masalah dan memberikan saran serta perawatan yang tepat.

Itulah pembahasan mengenai nyeri perut bawah saat berhubungan seks.

Kondisi ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk adhesi rahim dan penyakit menular seksual.

Penting bagi Moms untuk mengenali gejala dan penyebabnya guna mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

Jika gejala terus berlanjut atau memburuk, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang sesuai.

Itu tadi berbagai kemungkinan yang memicu nyeri perut bawah saat berhubungan seks dan cara mengatasinya.

Umumnya dispareunia atau kram ringan saat berhubungan tidak menimbulkan efek serius.

Baca Juga: 22 Cara Seks Tahan Lama Secara Alami untuk Pria, Wajib Tahu!

Rasa nyeri biasanya akan hilang dalam beberapa hari bahkan jam setelah beristirahat.

Namun, Moms juga bisa mengonsumsi obat anti nyeri yang dijual bebas untuk menangani rasa tidak nyaman.

Perhatikan pula gejala-gejala sampingan yang mengikuti.

Jika sudah muncul lebih dari dua gejala, sebaiknya Moms berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk menemukan penyebabnya.

Moms juga perlu waspada apabila rasa nyeri tiba-tiba datang padahal tidak pernah mengalami ini sebelumnya selama berhubungan.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4268192/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5737931/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/endometriosis/symptoms-causes/syc-20354656
  • https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/bladder-infection-uti-in-adults/symptoms-causes
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4643163/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/149109
  • https://www.acog.org/womens-health/faqs/when-sex-is-painful?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=otn
  • https://trumedical.co.uk/blog/stomach-pain-after-sex/
  • https://www.ukmeds.co.uk/blog/what-causes-stomach-pain-after-sex

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb