
Scroll untuk melanjutkan membaca
Norvom adalah jenis obat yang tersedia dalam bentuk kaplet dan sirup.
Obat ini mengandung bahan aktif berupa Metoclopramide HCl, yang digunakan sebagai terapi antimual setelah melakukan prosedur operasi dan kemoterapi.
Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah lambung pada penderita diabetes dan gangguan pencernaan seperti GERD.
Agar lebih jelas terkait dengan penggunaan, dosis, dan efek samping obat norvom, simak ulasannya di bawah ini, ya!
Baca juga: Silex, Obat dari Ramuan Herbal untuk Mengencerkan Lendir
Foto: Keterangan Norvom (Orami Photo Stocks)
Norvom termasuk ke dalam obat golongan keras, dengan kandungan 10 miligram Metoclopramide HCI berbentuk kaplet.
Melansir Mayo Clinic, kandungan metoclopramide dalam obat ini digunakan untuk mengobati gejala pengosongan lambung yang lambat (gastroparesis) pada pasien diabetes.
Obat ini bekerja dengan meningkatkan gerakan atau kontraksi lambung dan usus.
Hal tersebut efektif dalam mengurangi gejala, seperti mual, muntah, mulas, perut begah, dan kehilangan nafsu makan.
Zat metoclopramide di dalam norvom juga bermanfaat untuk mengobati gejala pada pasien GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
GERD itu sendiri adalah iritasi esofagus akibat aliran balik asam lambung ke kerongkongan.
Norvom dijual dalam bentuk strip berisi 10 kaplet, dan di banderol dengan harga Rp10.000.
Sedangkan, dalam bentuk cair atau sirup, obat mengandung 10 miligram Metoclopramide per 5 mililiter.
Obat norvom cair di banderol dengan harga Rp22.000 dalam ukuran 60 mililiter.
Baca Juga: Bibir Bengkak Digigit Semut, Atasi dengan Bahan Rumahan dan Obat-obatan!
Norvom termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga konsumsinya wajib berdasarkan resep dokter.
Terkait dosis penggunaan yang tepat, hal ini pun akan berbeda-beda dan tergantung kondisi yang dialami pasien.
Jadi, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter sebelum digunakan, ya, Moms.
Secara umum, dosis obat norvom adalah sebagai berikut:
Norvom adalah obat yang termasuk ke dalam kategori C. Dengan kata lain, obat ini berpotensi menimbulkan efek buruk pada janin apabila dikonsumsi saat hamil.
Namun, jika potensi manfaatnya lebih besar daripada kemungkinan efek sampingnya, obat ini mungkin saja diresepkan untuk ibu hamil.
Mengingat hal tersebut, obat ini wajib dikonsumsi di bawah pengawasan dokter yang ahli, baik untuk orang pada umumnya ataupun ibu hamil.
Penggunaan obat norvom sebaiknya dihindari apabila Moms termasuk dalam kriteria di bawah ini:
Baca Juga: 13 Penyebab Mual Setelah Berhubungan Intim
Norvom dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersama dengan jenis obat lainnya.
Berikut ini interaksi yang bisa saja terjadi.
Sama halnya dengan obat lain, norvom juga harus disimpan dengan cara yang benar.
Begini cara penyimpanan obat norvom yang disarankan:
Berkaitan dengan tata cara pembuangan obat yang aman, Moms bisa menanyakan hal tersebut kepada apoteker saat membeli obat.
Baca Juga: Ketahui Penggunaan Hexymer, Obat untuk Para Pengidap Parkinson
Efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan obat norvom, antara lain:
Apabila obat digunakan melebihi dosis yang dianjurkan, efek samping yang dapat muncul berupa:
Efek samping obat norvom mungkin berbeda-beda pada setiap orang. Jadi, tidak semua orang mengalami efek samping tersebut.
Artinya, orang yang mengonsumsi norvom mungkin saja mengalami efek samping yang tidak disebutkan di atas.
Baca juga: Kenali Psidii, Obat Herbal dengan Ekstrak Daun Jambu Biji
Ingat, Moms, norvom adalah obat yang mesti dikonsumsi di bawah pengawasan dokter yang ahli.
Jadi, jangan sekali-sekali mengonsumsi obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter, ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.