Malas Makan? Ini 12 Penyebab Nafsu Makan Berkurang yang Penting Diketahui
Makanan memberi tubuh energi yang dibutuhkan agar tetap sehat. Namun, terkadang ada beberapa kondisi yang jadi penyebab nafsu makan berkurang.
Pernahkah Moms dan Dads merasa malas atau tidak ingin makan?
Perasaan tidak nafsu makan biasanya muncul seiring emosi negatif yang sedang melanda, misalnya sedang berduka atau merasa sedih setelah putus hubungan.
Tetapi nafsu makan berkurang juga bisa menjadi pertanda kalau tubuh sedang terserang penyakit.
Jika hal ini dibiarkan, maka Moms atau Dads bisa mengalami penurunan berat badan drastis atau malnutrisi.
Berdasarkan Journal of Encyclopedia of Cancer (Third Edition), malnutrisi ditandai dengan kekurangan vitamin dan mineral utama, yang disebabkan oleh perubahan atau pengurangan asupan makanan.
Malnutrisi juga mungkin disebabkan adanya gangguan penyerapan nutrisi pada sistem pencernaan.
Baca Juga: Bolehkah Memberikan Vitamin Penambah Nafsu Makan untuk Anak?
Penyebab Nafsu Makan Berkurang
Sejumlah kondisi bisa menjadi penyebab nafsu makan berkurang. Dalam banyak kasus, nafsu makan akan kembali normal ketika penyebabnya bisa diatasi atau diobati.
Sebab pada beberapa kasus ekstrem, masalah nafsu makan yang tidak teratasi bisa menyebabkan kondisi medis yang lebih serius.
Lantas, apa saja penyebab nafsu makan berkurang?
1. Bakteri atau Virus
Foto: Batuk Pilek (freepik.com)
Salah satu penyebab nafsu makan berkurang yang umum terjadi adalah adanya serangan bakteri atau virus.
Beberapa jenis infeksi yang membuat kehilangan selera makan antara lain:
- Infeksi saluran pernapasan bagian atas
- Radang paru-paru
- Gastroenteritis
- Radang usus besar
- Infeksi kulit
- Meningitis
2. Gagal Jantung
Merupakan kondisi dimana jantung tidak memiliki kemampuan memompa darah secara optimal untuk memenuhi kebutuhan organ-organ tubuh.
Gagal jantung juga dapat menyebabkan penderita mengalami sesak napas serta pembengkakan di tungkai dan kaki yang disebabkan penumpukan cairan.
Jika penumpukan cairan terjadi di saluran pencernaan, penderita bisa merasa kembung dan mual yang akhirnya menyebabkan nafsu makan berkurang.
Baca Juga: Apa Merk Obat Batuk Pilek yang Aman untuk Ibu Menyusui?
3. Kanker
Foto: Pita Kanker (freepik.com)
Penurunan nafsu makan banyak juga dialami oleh penderita kanker.
Berdasarkan Journal of Nutrition and Cancer, penyebabnya mungkin dari penyakit kanker itu sendiri.
Bisa juga disebabkan efek samping pengobatan yang memengaruhi indra pengecap, sehingga mengurangi keinginan untuk makan.
Penderita kanker juga sering mengalami masalah pencernaan seperti muntah, mual, perut kembung, dan diare sebagai efek samping dari kemoterapi.
Kondisi seperti inilah yang bisa jadi penyebab nafsu makan berkurang.
4. Pilek dan Flu
Penyakit umum yang satu ini juga bisa menjadi penyebab nafsu makan berkurang.
Hal ini disebabkan adanya infeksi saluran pernapasan akibat virus atau bakteri.
Masalah pencernaan seperti mual atau sembelit biasanya juga timbul akibat penyakit yang satu ini, sehingga mengurangi keinginan penderita untuk makan.
5. Dehidrasi
Foto: Minum Air Putih (freepik.com)
Ketika seseorang kurang mendapatkan cairan pada tubuhnya, dapat timbul rasa mual sehingga memengaruhi nafsu makan.
Apalagi, seiring bertambahnya usia, seringkali tubuh tidak merasa terlalu haus.
6. Efek Samping Pengobatan
Seperti yang sebelumnya sudah disampaikan, beberapa obat-obatan dan treatment dapat menjadi penyebab nafsu makan berkurang.
Efek samping ini biasanya diikuti dengan rasa mual dan lelah.
Beberapa jenis obat-obatan yang bisa mengurangi nafsu makan, antara lain:
- Obat penghilang rasa sakit
- Steroid anabolik
- Morfin
- Obat kemoterapi
- Antibiotik
- Obat untuk diabetes tipe 2
- Obat antidepresan seperti fluoxetine
Baca Juga: Benarkah Konsumsi Antidepresan Pengaruhi Peluang Hamil?
7. Kondisi Psikologis
Foto: Gangguan Psikologis (freepik.com)
Ada berbagai masalah psikologis yang mampu menjadi penyebab nafsu makan berkurang.
Nafsu makan dapat terpengaruh ketika merasa sedih, berduka, tertekan, atau cemas sedang terjadi.
Kebosanan dan stres juga dikaitkan dengan penurunan nafsu makan.
Saat stres, tubuh biasanya akan bereaksi seolah-olah tubuh sedang dalam bahaya.
Otak akan melepaskan zat kimia seperti adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan memperlambat pencernaan.
Jika stres dalam waktu yang lama, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang membuat tubuh lebih lapar terutama makanan yang berkalori tinggi.
8. Anemia
Kondisi anemia ini terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan sel darah merah yang cukup.
Padahal, sel darah merah inilah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Jika tubuh kekurangan oksigen, akan terjadi kelelahan dan nafsu makan berkurang.
Jika Moms atau Dads mengalami gejala seperti sakit kepala hebat dan nyeri dada, dokter biasanya akan melakukan tes darah.
Jika benar anemia, maka Moms atau Dads akan direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen zat besi atau vitamin B12.
Baca Juga: 11 Contoh Kuku yang Tidak Sehat, Bisa Jadi Tanda Anemia Hingga Penyakit Jantung
9. Diabetes
Foto: Diabetes (freepik.com)
Ketika kadar gula darah lebih tinggi dari seharusnya, salah satu dampaknya adalah dapat menyebabkan kerusakan saraf pada tubuh.
Salah satunya adalah saraf vagus yang berperan mengontrol otot perut.
Ketika saraf yang satu ini tidak bekerja sebagaimana mestinya, makanan tidak bergerak melalui saluran pencernaan dengan kecepatan yang seharusnya.
Kondisi ini dalam istilah medis disebut dengan Gastroparesis, di mana penyakit ini bisa jadi penyebab nafsu makan berkurang dan perut kembung.
Saat ini perawatan dan pengobatan kondisi ini dapat dilakukan dengan perubahan diet, obat-obatan, ataupun operasi.
10. Hipotiroidisme
Kelenjar tiroid berfungsi untuk mengontrol bagaimana tubuh mengubah makanan menjadi energi.
Ketika kelenjar tidak bisa bekerja secara maksimal, fungsi tubuh pun akan melambat.
Akibatnya, energi yang digunakan lebih sedikit sehingga rasa lapar akan menurun.
Namun, karena tubuh tidak membakar banyak kalori, tubuh justru bisa menjadi gemuk.
Dengan mengonsumsi obat tiroid, biasanya dapat membantu meringankan atau menghilangkan gejala dan kembali meningkatkan nafsu makan.
Baca Juga: Termasuk ke dalam Penyakit Tiroid, Ini Perbedaan Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme
11. Sakit Kepala
Foto: Sakit Kepala (freepik.com)
Sakit kepala yang hebat seperti migrain bisa jadi penyebab nafsu makan berkurang.
Sakit kepala jenis ini dapat terjadi di satu atau kedua sisi kepala dan juga dapat menyebabkan mual disertai perubahan penglihatan.
Namun, biasanya nafsu makan akan kembali saat sakit kepala sudah mereda.
Sakit kepala juga bisa jadi efek samping dari pengobatan tertentu. Misalnya, obat kemoterapi yang berpotensi menyebabkan nafsu makan berkurang.
12. Penyakit Alzheimer
Akibat hilangnya ingatan dan kebingungan, biasanya penderita Alzheimer atau bentuk lain dari penyakit demensia akan lupa makan.
Mereka yang menderita Alzheimer ini juga akan sulit mengatur kegiatan sehari-hari, seperti menyiapkan bahan makanan dan menggunakan peralatan dapur.
Akibatnya, tubuh dapat kehilangan nutrisi utama dan menurunkan berat badan.
Sebagai solusi, makanan seperti smoothie atau sup bisa diberikan agar kalori tetap cukup dan tetap terhidrasi.
Jika nafsu makan menurun disebabkan kondisi jangka pendek, kemungkinan besar Moms atau Dads akan pulih secara alami tanpa efek jangka panjang.
Namun, jika yang jadi penyebab nafsu makan berkurang adalah kondisi medis, kondisinya bisa memburuk jika tidak segera mendapat pengobatan.
Jika nafsu makan terus menurun, tubuh mengalami kekurangan gizi, vitamin dan elektrolit, sehingga dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Baca Juga: Tidak Nafsu Makan Saat Hamil, Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya
Moms dan Dads perlu waspada dan tidak perlu ragu untuk segera mencari pertolongan medis jika penurunan nafsu makan tidak kunjung membaik atau berlangsung selama beberapa minggu.
- https://www.healthline.com/health/appetite-decreased#treatment
- https://www.thehealthy.com/healthcare/drugs-medicine/medical-reasons-loss-appetite/
- https://www.webmd.com/healthy-aging/medical-conditions-nutrition
- https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780128012383652790
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4353259/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.