22 Februari 2024

Pahami Rukun Puasa Ramadan agar Ibadah Diterima Allah SWT

Pahami juga syarat sah puasa yang penting untuk dipenuhi
Pahami Rukun Puasa Ramadan agar Ibadah Diterima Allah SWT

Rukun puasa Ramadan perlu diketahui terutama bagi yang menjalankan ibadah puasa di bulan suci.

Kewajiban puasa ada pada firman Allah SWT dalam Alquran, yakni:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al-Baqarah: 183).

Bukan hanya berpahala, puasa juga baik untuk kesehatan.

Manfaat puasa salah satunya saat berpantang dari semua atau makanan dan minuman tertentu akan menurunkan asupan kalori secara keseluruhan, yang dapat menyebabkan peningkatan penurunan berat badan seiring waktu.

American Journal of Clinical Nutrition menemukan, puasa dapat meningkatkan metabolisme dengan meningkatkan kadar neurotransmitter norepinefrin, yang dapat meningkatkan penurunan berat badan.

Sebelum memasuki bulan Ramadan, yuk simak rukun-rukun puasa Ramadan di bawah ini agar ibadah puasa Moms diterima oleh Allah SWT.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Menangis Saat Puasa Ramadan? Simak Moms!

Pengertian Syarat dan Rukun Puasa Ramadan

Wanita Berdoa
Foto: Wanita Berdoa (Freepik.com/odua)

Harus ada syarat dan rukun puasa Ramadan yang dipenuhi agar puasa di bulan suci masuk dalam kategori sah.

Menurut para ulama ushul fikih, syarat adalah sesuatu yang jika ia tidak ada maka suatu amalan dianggap tidak ada.

Namun dengan adanya dia, belum tentu suatu amalan dianggap ada, dan ia terletak di luar amalan.

Maksudnya, jika suatu amalan baik berupa ibadah atau akad muamalah, hilang darinya satu syarat saja maka amalan tersebut dianggap tidak ada atau tidak sah.

Contohnya, wudu adalah syarat sah salat. Jika seseorang salat tanpa wudu maka salatnya tidak sah.

Sedangkan rukun adalah sesuatu yang jika ia tidak ada maka suatu amalan dianggap tidak ada. Namun dengan adanya dia, belum tentu suatu amalan dianggap ada, dan ia terletak di dalam amalan.

Rukun mirip dengan syarat, sebab jika tidak terpenuhi satu saja, amalan dianggap tidak ada atau tidak sah.

Bedanya, rukun berada di dalam amalan, sedangkan syarat berada di luar amalan. Contohnya terkait dengan rukuk dan sujud di dalam salat.

Salat seseorang tidak sah jika kurang satu sujud atau kurang satu rukuk, baik karena sengaja atau lupa.

Sedangkan rukuk dan sujud ada di dalam salat. Berbeda dengan wudu sebagai contoh di atas.

Yuk, simak penjelasan rukun puasa Ramadan dan syarat sahnya di bawah ini.

Baca Juga: 8 Cara Menahan Lapar saat Puasa, Pastikan Selalu Sahur!

Rukun Puasa Ramadan

Perempuan Berhijab
Foto: Perempuan Berhijab (Orami Photo Stocks)

Berdasarkan kesepakatan para ulama, rukun puasa Ramadan adalah menahan diri dari berbagai pembatal puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Hal ini berdasarkan firman Allah SWT: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam,” (QS Al Baqarah: 187).

1. Niat

Ulama Syafi’iyyah dan Malikiyyah berpendapat bahwa niat adalah rukun puasa Ramadan, bukan syarat.

Hal ini karena niat puasa selalu ada dalam diri seseorang, kecuali ia berniat membatalkan puasanya.

Sedangkan ulama Hanabilah dan Hanafiyah berpendapat bahwa niat adalah syarat sah puasa, bukan rukun puasa Ramadan.

Pasalnya, niat dilakukan sebelum fajar, di luar puasa.

Terlepas dari perbedaan ulama dalam masalah tersebut, orang yang berpuasa Ramadan wajib berniat di malam hari sebelum fajar. Tidak sah puasa orang yang tidak berniat.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini, “Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya," (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majjah).

Adapun niat puasa Ramadan yang dapat diamalkan sehingga ibadah kita sah, yaitu:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā.

Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah ta’ala.”

Tujuan dibacanya niat adalah untuk menetapkan dalam hati bahwa puasa yang dilakukan adalah untuk menaati perintah Allah SWT.


2. Menahan diri

Rukun puasa Ramadan selanjutnya yaitu mampu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga tenggelam matahari.

Sebuah hadis dari Umar bin Khaththab RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Jika datang malam dari sini, dan telah pergi siang dari sini, dan terbenam matahari, maka orang yang berpuasa boleh berbuka,” (HR Al-Bukhari no.1954, Muslim no. 1100).

Bentuk menahan diri yang dilakukan meliputi hawa nafsu berupa makanan, minuman, kegiatan seksual, serta hal-hal lain yang membatalkan puasa.

Berikut beberapa hal yang bisa membuat puasa seseorang batal:

  • Makan dan minum dengan sengaja.
  • Muntah.
  • Merokok.
  • Haid atau nifas.
  • Berhubungan seksual pada waktu puasa.
  • Keluarnya air mani.
  • Kehilangan akal, seperti gila atau tiba-tiba pingsan.
  • Keluar dari agama Islam dan memeluk agama lain atau murtad.
  • Berenang.
  • Bekam.
  • Menelan dahak.
  • Melakukan pengobatan melalui dubur atau kemaluan.
  • Suntikan.
  • Emosi berlebihan.

Agar ibadah puasa sah, bukan hanya rukun puasa Ramadan yang penting untuk dipenuhi, tapi juga syarat puasa Ramadan.

Baca Juga: 10+ Tips Puasa bagi Ibu Hamil, Dijamin Janin Semakin Sehat!

Syarat Puasa

Ilustrasi Puasa Ramadan
Foto: Ilustrasi Puasa Ramadan (Freepik.com/odua)

Setelah memahami Ada beberapa hal tentang syarat dan rukun puasa Ramadan yang harus diperhatikan.

Dilansir Islam NU, puasa adalah ibadah yang menjadi keharusan atau rukun keislamannya.

Hal ini termaktub dalam hadis yang diriwayat kan oleh Imam Turmudzi dan Imam Muslim:

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ

“Dari Abi Abdurrahman, yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab r.a, berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Islam didirikan dengan lima hal, yaitu persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, didirikannya salat, dikeluarkannya zakat, dikerjakannya haji di Baitullah (Ka’bah), dan dikerjakannya puasa di bulan Ramadan,” (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 7 dan Muslim: 19).

Yuk, ketahui lebih dalam di sini!

Syarat Wajib Puasa

Perempuan Muslim Berdoa
Foto: Perempuan Muslim Berdoa (Freepik.com/wayhomestudio)

Maksudnya adalah seseorang dikatakan wajib menunaikan ibadah puasa apabila:

1. Sehat, Tidak Sakit, serta Sedang Menetap (Tidak dalam Keadaan Bersafar)

Hal ini dijelaskan dalam Alquran surah Al Baqarah ayat 185.

Allah SWT berfirman: “Dan barang siapa yang dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain,” (QS Al Baqarah: 185).

2. Suci dari Haid dan Nifas

Ini berdasarkan hadis dari Mu’adzah yang pernah bertanya pada ‘Aisyah RA tentang hal tersebut. Mu’adzah berkata:

“Saya bertanya kepada Aisyah, ‘Kenapa gerangan perempuan yang haid mengqadha puasa dan tidak mengqadha salat?’ Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah?‘

Aku menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha salat’.”

3. Islam

Jumhur ulama berpendapat bahwa orang-orang kafir juga mukhaththab bi furu’isy syar’iyyah (menjadi objek hukum-hukum syar’i dalam masalah furu’).

Sehingga mereka juga terkena kewajiban salat, puasa, dan zakat.

4. Balig

Ketika orang anak menginjak usia balig, barulah ia terkena beban syariat.

Rasulullah SAW bersabda: “Pena (catatan amal) diangkat dari tiga jenis orang: orang yang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia balig, dan orang gila hingga ia berakal,” (HR. An-Nasa`i no. 7307, Abu Dawud no. 4403, Ibnu Hibban no. 143).


5. Berakal

Seseorang dikenai beban syariat ketika ia memiliki akal.

Orang yang gila, pingsan, koma, tidak dikenai beban syariat hingga kembali akalnya. Dasar dalilnya sama seperti dalil balig di atas.

6. Mukim (Tidak sedang Safar)

Orang yang sedang dalam perjalanan jauh, tidak ada kewajiban untuk berpuasa. Allah SWT berfirman:

“Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain,” (QS Al-Baqarah: 184).

7. Mampu Berpuasa

Orang yang tidak mampu berpuasa karena ada uzur seperti sakit, atau sudah tua, atau uzur yang lain, maka tidak ada kewajiban berpuasa. Allah SWT berfirman:

“Allah tidak membebani manusia kecuali sesuai kemampuannya,” (QS. Al-Baqarah: 286).

Baca Juga: Bolehkah Puasa sebelum Mandi Wajib? Ini Jawabannya!

Syarat Sah Puasa

Pasangan Muslim Berdoa
Foto: Pasangan Muslim Berdoa (Pexels.com/Monstera)

Ada beberapa syarat sahnya puasa yang penting untuk dipenuhi beriringan juga dengan rukun puasa Ramadan, yaitu:

1. Islam

Ini adalah syarat sah dari semua amalan. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertakwa,” (QS. Al-Ma`idah: 27).

2. Tamyiz

Anak kecil yang sudah mumayiz (sudah bisa bedakan baik dan buruk) jika melakukan ibadah dengan memenuhi syarat dan rukun puasa Ramadan, dikatakan sah ibadahnya.

Patokan tamyiz menurut para ulama adalah ketika seorang anak sudah bisa memahami perkataan orang lain secara umum dengan baik.

Ini berdasarkan hadis dari ‘Abdullah bin ‘Abbas RA, yakni: “Seorang perempuan mengangkat seorang anak kecil (ke hadapan Nabi SAW), kemudian ia berkata: ‘Apakah anak ini hajinya sah?’ Nabi menjawab: ‘Iya sah, dan engkau mendapatkan pahala’,” (HR. Muslim no. 1336).

3. Berakal

Orang yang tertutup akalnya, tidak sah dan tidak teranggap amalannya karena tidak ada niat dari dirinya.

4. Suci dari Haid dan Nifas

Perempuan yang sedang haid dan nifas tidak sah ibadahnya karena berada dalam kondisi hadas akbar. Dasar hadisnya telah disebutkan di atas.

5. Masuk Waktunya

Puasa hanya sah jika dikerjakan pada waktunya. Salah satunya ketika bulan Ramadan dan antara terbit fajar shadiq sampai tenggelam matahari. Allah SWT berfirman:

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil),” (QS Al-Baqarah: 185).

6. Berniat

Niat merupakan syarat sah puasa karena puasa adalah ibadah sedangkan ibadah tidaklah sah kecuali dengan niat sebagaimana ibadah yang lain.

Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi SAW:Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya.”

Namun ada yang melafazkan niat, tapi ada juga yang tidak. Ini tergantung dari pemahaman seseorang.

Baca Juga: 7+ Hadis dan Ayat Alquran tentang Puasa, Wajib Tahu!

Itu dia penjelasan seputar rukun puasa Ramadan beserta syarat sahnya yang wajib diketahui oleh umat Islam.

Ketika orang yang puasa memenuhi syarat sah dan rukun puasa Ramadan, puasanya dapat dikatakan sah.

Karena itu, penting untuk memperhatikan rukun puasa Ramadan agar puasa kita diterima oleh Allah SWT.

Selamat belajar menahan dan mengontrol diri selama puasa, ya.

  • https://islam.nu.or.id/ramadhan/syarat-wajib-dan-rukun-puasa-ramadhan-EoZoJ
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/10837292/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb