06 Juni 2022

Penyebab Bayi Meninggal dalam Kandungan, Bagaimana Ciri-Cirinya?

Bayi tidak menendang adalah ciri-ciri bayi tak berkembang dalam janin
Penyebab Bayi Meninggal dalam Kandungan, Bagaimana Ciri-Cirinya?

Kadang kala kehamilan tak berjalan mulus. Menurut data Cleveland Clinic, bayi meninggal dalam kandungan terjadi 1 dari 160 kehamilan di Amerika Serikat.

Dikenal juga dengan sebutan stillbirth, ini bisa dialami pada ibu hamil tanpa riwayat penyakit kronis sekalipun.

Ada banyak faktor penyebab yang memicu bayi di dalam kandungan meninggal secara tiba-tiba.

Jika ini dialami, apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya? Yuk, kenali bersama serba-serbi stillbirth atau bayi meninggal saat hamil.

Baca Juga: 15 Cara Mengatasi Perut Kembung pada Bayi, Yuk Coba!

Ciri-Ciri Bayi Meninggal dalam Kandungan

Dilansir dari Kidspot, stillbirth merupakan kondisi bayi yang meninggal sebelum atau selama kelahiran.

Kondisi seperti ini tentu akan menyakitkan secara emosional, namun Moms perlu mengetahui tanda bayi meninggal dalam kandungan.

1. Perubahan Pergerakan Bayi

5 Tanda Bayi Meninggal dalam Kandungan.jpg
Foto: 5 Tanda Bayi Meninggal dalam Kandungan.jpg (https://pregnancybirthbaby.org.au)

Foto: pregnancy.birthbaby.org.au

Pergerakan bayi akan dihitung setelah memasuki trimester ketiga kehamilan.

Dikutip dari Stanford Children's Health, ibu hamil bisa merasakan gerakan janin di usia 16-26 minggu kehamilan.

Pergerakan ini akan terjadi biasanya saat istirahat pada malam hari, mandi, makan, minum, atau mendengarkan musik.

Gerakan ini akan semakin teratur ketika telah memasuki usia 26 minggu.

Namun, apabila perubahan ini tak dialami sementara waktu, bisa tanda bayi meninggal dalam kandungan.

Normalnya, pola gerakan bayi adalah 10 kali dalam waktu 1 jam atau kurang dari itu.

2. Pendarahan Intens

"Ciri bayi meninggal dalam kandungan yang juga terlihat adalah pendarahan pada vagina," terang dr. Andry, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Pondok Indah – Puri Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Pendarahan yang berlangsung tak selalu dengan aliran yang deras atau terus-menerus.

Flek yang terjadi sering pun bisa salah satu kondisi stillbirth yang kerap dialami ibu hamil di setiap trimester.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) 10 dari 25% kehamilan secara klinis diakui dengan keguguran.

Meski ini tak selalu tanda dari stillbirth, perlu mewaspadai apabila pendarahan terjadi secara tak masuk akal.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Bayi Mahal, Berapa Biaya Bayi Tabung?

3. Keluarnya Cairan dari Vagina

5 Tanda Bayi Meninggal dalam Kandungan 3.jpeg
Foto: 5 Tanda Bayi Meninggal dalam Kandungan 3.jpeg (https//boots.ie/)

Foto: boots.ie

Menurut penjelasan dokter Andry, bayi meninggal dalam kandungan juga bisa terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Salah satu tanda yang bisa dirasakan adalah keluarnya cairan tak biasa dari vagina.

Janin dalam kandungan dilindungi dengan cairan ketuban yang memiliki manfaat untuk pertumbuhan dan kesehatan janin selama kehamilan.

Jika Moms mengalami keluarnya cairan dari vagina yang bening atau deras, hal ini perlu diwaspadai.

Pasalnya keluarnya cairan dari vagina dapat menjadi salah satu tanda bayi meninggal dalam kandungan. Artinya, ini berhentinya perkembangan janin.

Cairan ini biasanya akan keluar bila sudah dekat dengan persalinan atau trimester 3 kehamilan.

4. Kram dan Sakit Perut Hebat

Kondisi kram dan sakit perut memang menjadi hal yang wajar saat sedang hamil.

Namun, jika kondisi seperti ini terjadi secara terus menerus dan mengganggu aktivitas ibu hamil, tentu bukan menjadi suatu kewajaran.

Kram dan sakit perut ini dapat menjadi salah satu masalah dalam kehamilan.

"Ini pun ciri-ciri stillbirth yang dirasakan kram pada bagian bawah perut," tambah dr. Andry.

Hati-hati apabila kram perut pada ibu hamil terjadi intens dan tidak normal. Segera dapatkan perawatan dokter untuk mendapat pertolongan.

5. Penurunan Hormon HCG

5 tanda bayi meninggal dalam kandungan 2.jpg
Foto: 5 tanda bayi meninggal dalam kandungan 2.jpg (https://momjunction.com/)

Foto: momjunction.com

Tubuh wanita yang sedang hamil akan memproduksi hormon HCG yang terus meningkat.

Peningkatan ini akan terus berlangsung hingga usia 16 minggu kehamilan dan akan stabil saat persalinan.

Namun, Moms perlu mewaspadai kadar hormon HCG yang menurun. Hal ini dapat menjadi tanda bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth.

Dengan mengetahui tanda-tandanya, Moms akan lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan ibu dan janinnya.

Konsultasikan segera dengan dokter apabila terjadi tanda-tanda tersebut untuk menghindari kondisi yang fatal.

Baca Juga: 15 Manfaat Berhubungan saat Hamil Tua, Salah Satunya Memperlancar Persalinan!

Penyebab Bayi Meninggal dalam Kandungan

Secara umum penyebab atau faktor risiko terjadinya bayi meninggal dalam kandungan (stillbirth) terbagi dalam beberapa kategori, yakni:

1. Kondisi Medis

5 Tanda Bayi Meninggal dalam Kandungan 2.jpeg
Foto: 5 Tanda Bayi Meninggal dalam Kandungan 2.jpeg (https://romper.com/)

Foto: romper.com

Tinggi risikonya untuk bayi meninggal dalam kandungan apabila ibu hamil memiliki sejumlah penyakit bawaan.

Beberapa kondisi yang menjadi penyebab stillbirth adalah meliputi penyakit obesitas, diabetes melitus, dan tekanan darah tinggi.

Tak sedikit, kasus bayi meninggal di dalam kandungan ini pun bisa karena penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Sebaiknya ibu hamil lebih memperhatikan lagi berat badan yang normal dan menghindari makanan dengan kandungan gula tinggi.

Jangan ragu untuk sering memerika keadaan bayi di dalam perut setiap bulan untuk mencegah hal fatal seperti ini.

2. Kehamilan Kembar

"Ibu dengan kehamilan kembar adalah penyebab bayi meninggal dalam kandungan seterusnya," jelas dr. Andry.

Faktanya, tingkat kematian bayi kembar lebih tinggi dibandingkan kehamilan biasa.

Tak hanya itu, bayi kembar juga bisa mengalami kelahiran prematur dengan perkiraan risiko 13 kali lebih tinggi.

Terlebih, apalagi bayi yang menderita gangguan plasenta di dalam kandungan pun kerap berisiko alami hal yang sama.

3. Gangguan Plasenta

5 tanda bayi meninggal dalam kandungan.jpg
Foto: 5 tanda bayi meninggal dalam kandungan.jpg (https://americanpregnancy.org/)

Foto: americanpregnancy.org

Selain penyakit bawaan dan hamil kembar, perhatikan tanda-tanda ibu hamil mengalami gangguan plasenta.

Kondisi plasenta ini membuat besar risikonya bayi bisa meninggal dalam kandungan.

Beberapa kondisi yang sejenis dan terjadi berkaitan gangguan plansenta ini meliputi:

  • Lepasnya sebagian jaringan plasenta
  • Insufiensi plasenta
  • Prolaps tali pusat bayi
  • Peradangan cairan ketuban

Pecahnya ketuban pun dampak dari gangguan plasenta yang bisa terjadi sebagai tanda bayi tak berkembang.

Baca Juga: 11 Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil Trimester Pertama, Catat!

4. Penyakit Infeksi

Di luar hal tersebut, penyakit infeksi pun kerap menjangkiti ibu hamil kebanyakan. Kondisi penyakit infeksi pada ibu dan janin yang dimaksud adalah meliputi:

  • Penyakit HIV
  • Sifilis kongenital
  • Sindrom kongenital rubella
  • Infeksi TORCH
  • Hepatitis virus kongenital

Infeksi ini kebanyakan disebabkan oleh virus yang menyerang kekebalan tubuh ibu hamil.

Tak sedikit, bayi dalam kandungan bisa tertular virus dan memicu infeksi yang fatal.

Anemia dan fibrosis kistik pun salah satu kondisi infeksi lain yang jadi penyebab stillbirth atau bayi meninggal di dalam kandungan.

5. Usia Ibu Hamil 35 Tahun ke Atas

artikel_HERO pasca keguguran.jpg
Foto: artikel_HERO pasca keguguran.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Sering luput dari perhatian, faktanya usia ibu hamil menjadi faktor lain yang menyebabkan bayi meninggal di dalam perut.

"Lebih tepatnya usia hamil di atas 35 tahun," menurut dokter Andry. Ini karena berisiko terjadinya kelainan kondisi genetik atau kromosom.

Terlepas dari risikonya, sebagian besar wanita berusia 35 tahun ke atas pun bisa memiliki kehamilan normal.

Namun, usia wanita yang semakin bertambah memang akan semakin besar risikonya terkena beberapa gangguan kehamilan.

Ini perlu mendapatkan bantuan yang lengkap dari medis agar kehamilan berjalan dengan lancar sampai persalinan.

Baca Juga: Mengenal Hipotiroid Kongenital : Kondisi Saat Bayi baru Lahir Kekurangan Hormon Tiroid

Berapa Lama Bayi Meninggal Bertahan dalam Kandungan?

keguguran dan bayi meninggal dalam kandungan
Foto: keguguran dan bayi meninggal dalam kandungan

Foto: Orami Photo Stocks

Menurut dokter Andry, bayi meninggal dalam kandungan harus segera dikeluarkan melalui beberapa bantuan medis.

Tak ada ukuran pasti bayi bisa bertahan lama di dalam perut ketika sudah meninggal sekalipun.

Berbeda halnya apabila ketuban pecah, bayi sehat bisa bertahan di dalam kandungan sekitar 48 jam setelahnya.

Ketika diagnosis stillbirth telah ditegakkan oleh dokter, maka prinsipnya adalah bayi yang meninggal harus segera dilahirkan.

Pengeluaran bayi yang meninggal ini bisa melalui beberapa tindakan, di antaranya:

  • Induksi
  • Operasi caesar
  • Dilatasi atau kuretase

Proses kelahiran normal pun kerap ditempuh meski bayi telah meninggal di dalam perut.

Di luar hal di atas, keganasan atau riwayat cedera pun bisa menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan.

Baca Juga: Terungkap! Kenali Penyebab Bayi Cegukan dan Tips Mengatasinya

Perawatan Bayi Meninggal dalam Kandungan

218566381-H.jpg
Foto: 218566381-H.jpg (parenting.firstcry.com)

Foto: Orami Photo Stocks

Selain melahirkan bayi dengan cepat dan segera, berikut beberapa upaya yang dilakukan tenaga medis.

Bayi meninggal di dalam kandungan umumnya perawatan akan dilakukan beberapa cara berikut ini:

1. Pemeriksaan Fisik

Segera periksakan kandungan ke dokter apabila mengalami tanda-tanda stillbirth.

Selanjutnya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kondisi bayi.

Apabila memang bayi telah meninggal di dalam kandungan, maka dokter akan berupaya untuk melahirkan bayi tersebut.

Pemeriksaan ini dilakukan melalui metode USG ataupun cara lain untuk melihat perkembangan bayi.

Janin yang tak berkembang, perlu segera dikeluarkan atau dilahirkan melalui normal, caesar, ataupun bantuan induksi.

2. Olahraga Ringan

Mencoba bangun dari tempat tidur dan bergerak rutin seperti olahraga saat kehamilan memang menantang.

Meski begitu, hal seperti ini bisa mencegah bayi meninggal dalam kandungan yang terjadi sewaktu-waktu.

Sebagai perawatan pasca keguguran, ini pun kerap dialami untuk proses pemulihan dan mengaktifkan kembali fungsi otak.

Olahraga bantu mengurangi peradangan, meningkatkan jhormon endorfin, dan pengalih perhatian.

Ini memungkinkan Moms untuk fokus pada sesuatu selain rasa sakit yang dirasakan dari segi emosional.

Mulailah dengan olaharaga ringan seperti berjalan kaki selama 5 atau 10 menit di pagi hari.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Olahraga untuk Ibu Hamil, Aman dan Menyehatkan!

3. Konseling Psikologi

Moms mungkin memiliki teman dan keluarga yang sangat mendukung dan membantu.

Pasca bayi meninggal dalam kandungan, perlu mendapat dukungan mental untuk mempercepat pemulihan.

Ada banyak jenis konseling yang bisa jadi solusi untuk mengatasi guncangan mental pasca insiden tersebut.

Misalnya dengan konseling psikolog ke pakar atau ahlinya yang bisa memberikan pandangan dan dukungan mental yang kuat.

Kesehatan mental pasca stillbirth ini perlu dibenahi agar lebih siap dan matang menyambut kelahiran berikutnya.

Jangan sampai kejadian ini membuat para ibu hamil menjadi trauma dan sulit move on ke depannya.

Itulah serba-serbi bayi meninggal dalam kandungan dan apa saja yang perlu dilakukan sebagai tindakan cepat. Semoga kita terhindari dari kondisi seperti ini ya, Moms!

  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9685-stillbirth#:~:text=Stillbirth%20happens%20in%20one%20out%20of%20160%20pregnancies%20yearly%20in%20the%20U.S.
  • https://www.kidspot.com.au/birth/pregnancy/miscarriage/when-a-baby-dies-during-pregnancy-how-would-i-know/news-story/f10aa34023abea66305c28e1b721abcd
  • https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=stillbirth-90-P02501
  • https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/obstetric-care-consensus/articles/2020/03/management-of-stillbirth

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb