
Voltaren adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi nyeri dan rasa sakit akibat radang sendi.
Misalnya, seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis.
Dokter juga biasa meresepkan obat ini untuk mengatasi nyeri akibat beberapa kondisi lain.
Di antaranya, seperti cedera tulang dan sendi, atau nyeri ringan lainnya.
Voltaren tersedia dalam bentuk tablet, gel topikal (salep), dan suntik.
Yuk, simak lebih lanjut tentang obat ini!
Baca Juga: Diprogenta (Obat Peradangan Infeksi): Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Foto: gejala lupus - nyeri sendi.jpg (Seormc.org)
Foto: Orami Photo Stock
Voltaren memiliki kandungan utama diclofenac sodium.
Baik pada bentuk sediaan oral atau topikal.
Voltaren oral digunakan untuk mengobati rasa sakit dan mengurangi peradangan.
Misalnya pada kondisi arthritis seperti rheumatoid arthritis dan ankylosing spondylitis.
Bentuk sediaan ini hanya bisa dibeli dan digunakan dengan resep dokter.
Selain bentuk sediaan oral, ada juga Voltaren bentuk gel topikal atau salep, untuk penggunaan luar.
Baca Juga: 7 Obat Nyeri Tulang Alami, Moms Harus Coba
Sama seperti yang oral, Voltaren gel topikal juga digunakan untuk mengobati nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan.
Obat ini dapat mengurangi peradangan dan rasa sakit dari kondisi radang sendi seperti rheumatoid arthritis dan ankylosing spondylitis.
Voltaren berbeda dari obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) atau obat pereda nyeri lainnya.
Studi pada 2015 di jurnal Arthritis Research & Therapy menemukan, diclofenac menjadi lebih efektif dibandingkan (OAINS) lain dalam mengurangi rasa sakit.
Contoh obat OAINS lainnya, seperti ibuprofen, celecoxib, dan naproxen.
Penelitian pada 2017 di Saudi Medical Journal menyimpulkan, diclofenac lebih efektif daripada paracetamol untuk meredakan nyeri.
Obat pereda nyeri lainnya perlu diminum dalam dosis yang lebih tinggi untuk meredakan nyeri akibat radang sendi.
Foto: salep medis.jpg (Orami Photo Stocks)
Foto: Orami Photo Stock
Voltaren gel topikal adalah obat bebas, sehingga dapat digunakan tanpa resep dokter.
Namun, Voltaren tablet, suppositoria, dan suntik adalah obat resep.
Penggunaannya harus dengan resep dokter.
Voltaren hanya bisa digunakan oleh orang dewasa.
Untuk Voltaren gel topikal, bisa digunakan oleh orang dewasa dan anak usia di atas 12 tahun.
Berikut ini dosis Voltaren untuk meredakan nyeri dan peradangan, berdasarkan bentuk sediaannya:
Baca Juga: Kenali Tera F, Obat untuk Atasi Flu Hingga Kulit Gatal Akibat Alergi
Dosisnya 2–4 gram atau seujung jari, dioleskan 3-4 kali sehari di area yang terasa nyeri.
Dosisnya 1–2 ampul 3 ml (setara dengan 75 mg) per hari.
Diberikan tidak lebih dari 2 hari.
Dosis maksimal 150 mg per hari.
Foto: hero pusing memakai kacamata
Foto: Orami Photo Stock
Setiap obat memiliki risiko efek samping, tak terkecuali Voltaren. Berikut ini risiko efek samping Voltaren oral dan gel topikal:
Efek samping ringan dari Voltaren oral termasuk:
Jika efek samping berlanjut atau memburuk, beri tahu dokter atau apoteker yang melayani segera.
Voltaren oral dapat meningkatkan tekanan darah.
Jadi, pastikan untuk memeriksa tekanan darah secara teratur.
Lebih baik lagi, beri tahu dokter jika memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau jika tekanan darah terus meningkat.
Efek samping yang serius jarang terjadi tetapi tetap perlu diwaspadai.
Efek Samping Serius
Beri tahu dokter yang menangani jika mengalami efek samping yang serius, seperti:
Moms juga harus mendapatkan bantuan medis jika mengalami tanda-tanda masalah ginjal, seperti:
Baca Juga: 8 Makanan Penyebab Nyeri Sendi, Catat!
Seperti obat pereda nyeri lainnya, Voltaren oral juga dapat menyebabkan masalah hati yang serius.
Dapatkan bantuan medis jika mengalami tanda-tanda masalah hati, seperti urine berwarna gelap, sakit perut, atau kulit atau mata yang menguning.
Meskipun jarang, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi serius terhadap Voltaren oral.
Segera dapatkan bantuan medis jika mengalami tanda-tanda reaksi alergi, termasuk:
Efek samping yang disebutkan tadi bukan satu-satunya kemungkinan efek samping.
Jika ada efek samping tambahan yang dialami, beri tahu dokter yang menangani sesegera mungkin.
Voltaren oral biasanya dilengkapi dengan peringatan kotak hitam.
Peringatan kotak hitam mengingatkan pasien dan dokter tentang kemungkinan efek samping terburuk dari penggunaan obat tertentu.
Peringatan kotak hitam untuk Voltaren oral meliputi:
Baca Juga: Ketahui Obat Imodium: Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping Penggunaan
Efek samping paling umum yang terkait dengan Voltaren gel topikal adalah reaksi di area kulit yang dioles.
Termasuk kulit yang terasa gatal, kering, kemerahan, dan bersisik.
Jika mengalami reaksi alergi dengan gejala kulit yang serius, segera hentikan penggunaan gel dan hubungi dokter.
Selain itu, ada juga efek samping sistemik dari Voltaren gel topika, termasuk:
Nah, itulah pembahasan mengenai Voltaren, mulai dari manfaat hingga efek sampingnya.
Lebih lanjutnya, Moms bisa tanyakan pada dokter, ya!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.