18 Januari 2022

Acetylcysteine Obat Pengencer Dahak, Ini Dosis dan Efek Sampingnya

Atasi batuk berdahak hingga penyakit pernapasan kronis
Acetylcysteine Obat Pengencer Dahak, Ini Dosis dan Efek Sampingnya

Acetylcysteine adalah obat yang diresepkan dokter untuk mengencerkan dahak pada beberapa kondisi.

Misalnya asma, cystic fibrosis, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Pada beberapa kondisi, obat ini dapat digunakan untuk mengobati keracunan paracetamol.

Ada beberapa bentuk sediaan acetylcysteine yang dijual di pasaran.

Di antaranya, yaitu tablet, kapsul, sirup, suntik, atau larutan inhalasi.

Sebagai obat batuk, acetylcysteine tergolong sebagai obat mukolitik atau pengencer dahak.

Baca Juga: Kenali Dosis dan Efek Samping Mucopect, Obat untuk Batuk Berdahak

Manfaat Acetylcysteine

hero batuk berdahak
Foto: hero batuk berdahak

Foto: Orami Photo Stock

Manfaat acetylcysteine adalah mengatasi batuk berdahak.

Cara kerjanya dengan lendir yang ada di mulut, tenggorokan, dan paru-paru.

Selain itu, acetylcysteine juga biasa digunakan untuk mengencerkan lendir pada orang yang memiliki masalah paru-paru tertentu.

Misalnya cystic fibrosis, bronkitis, pneumonia, dan tuberkulosis.

Acetylcysteine juga dapat bermanfaat bagi orang yang mengidap bronkitis kronis dan PPOK.

Sebuah ulasan pada 2015 yang diterbitkan di jurnal European Respiratory Review mengevaluasi 13 studi dan 4.155 orang dengan PPOK.

Disimpulkan bahwa 1.200 mg acetylcysteine per hari dapat mengurangi gejala dan tingkat keparahan kondisi.

Menurut sebuah studi pada 2015 di American Journal of Clinical Nutrition, acetylcysteine disebut mengurangi risiko penyakit jantung.

Caranya dengan mengurangi kadar homosistein dalam darah.

Homosistein adalah asam amino yang biasa diperoleh dengan makan daging merah.

Kadarnya yang tinggi merupakan faktor risiko independen untuk penyakit jantung, penyakit ginjal, dan bahkan keguguran berulang.

Pada beberapa kondisi, acetylcysteine dapat digunakan untuk mengatasi keracunan paracetamol.

Selain itu, obat ini dapat digunakan selama operasi atau anestesi, serta untuk tes persiapan medis saat pengecekan tenggorokan dan paru-paru.

Baca Juga: Nifedipine (Obat Hipertensi): Fungsi, Dosis, Penggunaan dan Efek Samping

Dosis dan Aturan Pakai Acetylcysteine

Pengobatan Sepsis
Foto: Pengobatan Sepsis

Foto: Orami Photo Stock

Dosis acetylcysteine pada setiap orang bisa berbeda-beda.

Hal ini tergantung usia dan kondisi yang dialami.

Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai.

Berikut ini dosis acetylcysteine berdasarkan bentuk sediaan obatnya:

1. Bentuk Sediaan Tablet Effervescent, Kapsul, Sirup Kering, dan Granul

Untuk mengatasi batuk berdahak, dosisnya adalah:

  • Dewasa: 200 mg 3 kali sehari, atau 600 mg (untuk sediaan effervescent) 1 kali sehari. Dosis maksimalnya adalah 600 mg per hari.
  • Anak-anak usia 2–6 tahun: 100 mg, 2–4 kali sehari.
  • Anak-anak usia >6 tahun: 200 mg, 2–3 kali sehari.

Sementara itu, untuk mengatasi keracunan paracetamol, dosisnya adalah:

  • Dewasa: tablet effervescent dengan dosis awal 140 mg/kgBB, diikuti 17 kali dosis rumatan sebanyak 70 mg/kgBB, diberikan tiap 4 jam.

Baca Juga: Obat Bronkris untuk Batuk Berdahak, Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya

2. Bentuk Sediaan Larutan Inhalasi

Untuk mengatasi batuk berdahak, dosisnya adalah:

  • Dewasa: untuk larutan 10%, 6–10 ml, 3–4 kali sehari. Untuk larutan 20%, 3–5 ml, 3–4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan jika dokter merasa perlu.

Selain 2 bentuk sediaan tadi, acetylcysteine juga tersedia dalam bentuk suntikan.

Bentuk sediaan ini hanya bisa diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Acetylcysteine sebaiknya dikonsumsi bersama atau setelah makan.

Hindari mengunyah atau menggerus tablet karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.

Untuk acetylcysteine bentuk sediaan granul, larutkan 1 sachet ke dalam air putih sesuai takaran yang ditentukan.

Lalu, aduk sampai merata sebelum diminum.

Untuk acetylcysteine bentuk tablet effervescent, larutkan tablet ke dalam segelas air.

Larutan tersebut harus diminum tidak lebih dari 2 jam setelah dilarutkan.

Sementara itu, untuk acetylcysteine bentuk sirup kering, larutkan isi botol terlebih dahulu dengan air putih, sesuai takaran yang ditentukan. Lalu, kocok hingga merata.

Acetylcysteine yang berbentuk larutan inhalasi digunakan dengan cara dihirup lewat mulut menggunakan alat nebulizer.

Untuk mengobati keracunan paracetamol, acetylcysteine bisa digunakan di rumah sakit dan di bawah pengawasan dokter.

Simpanlah obat acetylcysteine di suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup yang kering dan sejuk.

Hindari paparan sinar matahari langsung dan jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Baca Juga: 12 Obat Flu untuk Ibu Hamil, Mudah Dibeli di Apotek

Efek Samping Acetylcysteine

sakit-perut-setelah-makan-pisang.jpg
Foto: sakit-perut-setelah-makan-pisang.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Setiap obat memiliki risiko efek samping, tak terkecuali acetylcysteine.

Meski tidak semua orang mengalaminya, efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan acetylcysteine adalah:

Jika efek samping yang dialami tak kunjung mereda, segera hubungi dokter.

Waspada jika muncul reaksi alergi obat atau muncul efek samping yang lebih serius, seperti:

Baca Juga: Obat Herbal Agarillus Drop untuk Kesehatan Tubuh, Ini Dosis dan Risiko Efek Sampingnya

Interaksi Acetylcysteine dengan Obat Lain

2 Cara Obat Pereda Nyeri Mengganggu Kesuburan.jpg
Foto: 2 Cara Obat Pereda Nyeri Mengganggu Kesuburan.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Acetylcysteine menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain.

Beberapa bentuk interaksi obat yang bisa terjadi adalah:

  • Penumpukan dahak jika digunakan dengan obat antitusif, seperti codeine.
  • Penurunan efektivitas jika digunakan bersama dengan arang aktif.
  • Penurunan efektivitas antibiotik, jika obat ini digunakan bersamaan dengan acetylcysteine.

Itulah pembahasan mengenai obat acetylcysteine, mulai dari manfaat, dosis, efek samping, hingga interaksi obatnya.

Lebih lanjut mengenai obat ini bisa Moms tanyakan langsung pada dokter, ya!

  • https://err.ersjournals.com/content/24/137/451
  • https://doi.org/10.3945/ajcn.114.101964
  • https://www.healthline.com/health/drugs/acetylcysteine-inhalation-solution
  • https://www.verywellhealth.com/the-benefits-of-n-acetylcysteine-89416
  • https://www.rxlist.com/acetylcysteine-solution-drug.htm#dosage
  • https://www.drugs.com/mtm/acetylcysteine.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb