08 Mei 2022

Mengenal Makrosefali, Kepala Lingkar Bayi Besar Melebihi Normal

Bisa dicegah dengan melakukan pengukuran mandiri
Mengenal Makrosefali, Kepala Lingkar Bayi Besar Melebihi Normal

Sebagian bayi dilahirkan dengan kondisi makrosefali atau ketika lingkar kepala besar dari normalnya.

Meski jarang terjadi, hal ini membutuhkan perawatan intensif lebih lanjut.

Apakah kondisi ini bisa diketahui atau dicegah sejak dalam kandungan? Yuk, kenali bersama serba-serbi makrosefali pada bayi baru lahir.

Baca Juga: Bayi Baru Lahir Sering BAB, Normalkah?

Gejala Makrosefali Bayi

Makrosefali Gejala
Foto: Makrosefali Gejala

Foto: mirror.co.uk

Macrocephaly atau makrosefali adalah sebutan untuk kepala bayi yang berukuran lebih besar dari rata-rata.

Sebagian besar kasus seperti ini tidak berbahaya jika masih dalam batas wajar.

Namun, ada pula kondisi yang mengarah pada tanda-tanda atau gejala penyakit tertentu.

Melansir UNC School of Medicine, berikut gejala dari makrosefali pada bayi yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Ada indikasi cacat mental atau keterlambatan tumbuh kembang
  • Pertumbuhan kepala membesar yang cepat
  • Memperlambat pertumbuhan bagian tubuh lainnya
  • Diikuti penyakit lain seperti epilepsi atau autisme

Jika ada sesuatu yang aneh atau mencurigakan, dokter biasanya akan mengukur kepala bayi yang membesar.

Apakah kepala bayi membesar karena fungsi otak, ada cairan di tengkorak, ataupun pertumbuhan tulang tengkorak berlebihan.

Nantinya, diagnosis makrosefali akan dilakukan tes seperti CT atau MRI scan.

Setelah itu, Si Kecil mungkin perlu melakukan tes darah atau tes genetik untuk mengetahui diagnosis akhir penyakit.

Baca Juga: Tabel Lingkar Perut Ibu Hamil Setiap Minggu dan Cara Mengukurnya

Penyebab Makrosefali pada Bayi

makrosefali pada bayi
Foto: makrosefali pada bayi

Foto: Orami Photo Stocks

Makrosefali adalah kondisi yang bisa dialami bayi laki-laki maupun perempuan tanpa mengenal gender.

Ada berbagai penyebab umum yang membuat kepala bayi besar dari ukuran rata-rata.

Berikut sejumlah faktor yang menyebabkan macrocephaly, di antaranya:

1. Sindrom Sotos

Sindrom Sotos adalah suatu penyakit yang membuat kepala bayi membesar dibandingkan rata-rata normalnya.

Kondisinya menyebabkan pertumbuhan fisik yang cepat sebelum lahir dan setelah lahir sekalipun.

Selain makrosefali, bentuk kepala bayi juga akan lebih panjang dari biasanya.

Si Kecil dengan kondisi ini juga cenderung mengalami keterlambatan perkembangan tumbuh kembang.

2. Genetik

Melakukan Skrining Genetik, Tanyakan 5 Hal Ini Pada Dokter 2
Foto: Melakukan Skrining Genetik, Tanyakan 5 Hal Ini Pada Dokter 2

Foto: Orami Photo Stocks

Ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena makrosefali, seperti genetika.

Studi dalam Peds Medicine menjelaskan bahwa ini merupakan kondisi yang bisa diturunkan dalam riwayat keluarga.

Diperkirakan juga bahwa anak-anak dengan autisme memiliki risiko makrosefali yang lebih tinggi.

Peluang terkena penyakit ini memperkirakan 15 sampai 35% anak-anak dengan autisme, akan mengalami ukuran kepala lebih besar.

Meski demikian, hingga sampai sekarang tak ada bukti khusus apakah ini didasarkan jenis kelamin, atau ras tertentu.

3. Pendarahan di Otak

Si Kecil dengan pertumbuhan berlebih pada kepala, mungkin disebabkan karena pendarahan otak.

Orang dengan makrosefali sering mengalami hidrosefalus. Ini adalah kondisi di mana jumlah cairan serebrospinal yang sangat tinggi terkumpul di otak.

Pendarahan yang terjadi secara tiba-tiba ini bisa menimbulkan gejala atau tanpa gejala.

Biasanya, pendarahan baru akan terlihat ketika dokter melakukan pemeriksaan CT Scan atau MRI scan.

Anak mungkin akan menunjukkan gejala lain apabila makrosefali tampak cukup mengganggu.

Baca Juga: 10 Tips Mudah Perawatan Kulit Bayi Baru Lahir, Bantu Cegah Iritasi Kulit!

4. Infeksi Tertentu

Menunda Memandikan Bayi Baru Lahir, Ketahui Manfaatnya 3
Foto: Menunda Memandikan Bayi Baru Lahir, Ketahui Manfaatnya 3

Foto: Orami Photo Stocks

Infeksi atau terjadi peradangan tertentu dapat menyebakan makrosefali pada bayi.

Makrosefali adalah suatu kondisi yang tak boleh disepelekan. Jika dibiarkan, ini bisa merambat ke organ tubuh lainnya dengan cepat.

Terlebih jika ini disebabkan oleh suatu infeksi yang tidak disadari.

Infeksi pada otak karena bakteri ataupun virus, bisa membuat penderitanya merasakan gejala lain.

Ini meliputi ketidakmampuan untuk berpikir, rasa mual berlebihan, serta sakit kepala.

5. Pertumbuhan Lambat

Melansir Cleveland Clinic, kondisi ini juga disebabkan karena pertumbuhan lambat pada Si Kecil.

Hal ini membuat penderitanya tak menerima fungsi tubuh dengan optimal. Pertumbuhan lambat ini bisa karena faktor nutrisi yang terpenuhi.

Baik dari proses menyusui, asupan yang diterima sejak lahir, ataupun ketika ia menerima MPASI.

Ukuran kepala bayi yang membesar karena hal ini bisa diatasi dengan melakukan berbagai perawatan medis.

Komplikasi Akibat Makrosefali

kepala bayi makrosefali
Foto: kepala bayi makrosefali (Goodhousekeeping.com)

Foto: Orami Photo Stocks

Komplikasi jarang terjadi pada makrosefali dengan kasus jinak. Tapi, ini tak menutup kemungkinan bisa dialami sebagian anak.

Orang dengan pertumbuhan berlebih pada kepala, mungkin mengalami kompresi batang otak.

Ini membutuhkan pembedahan untuk mengembalikan otak ke ukuran yang normal.

Komplikasi lain yang mungkin terjadi termasuk:

  • Kejang atau epilepsi
  • Gangguan kesehatan setelah lahir

Tak hanya itu, komplikasi akibat makrosefali ini juga bisa membuat anak tak tumbuh dengan sempurna.

Baca Juga: Cara Bermain Pop It dan Manfaatnya untuk Perkembangan Anak

Pengobatan dan Mengatasi Makrosefali

penyebab makrosefali pada bayi
Foto: penyebab makrosefali pada bayi

Foto: Orami Photo Stocks

Lalu, apakah kondisi kepala bayi yang membesar ini bisa dicegah atau diobati? Berikut sejumlah upaya yang bisa dilakukan Moms, di antaranya:

1. Akan Sembuh Sendiri

Makrosefali yang disebabkan oleh adanya tumor jinak , biasanya akan dibiarkan oleh dokter.

Dikenal dengan BESSI, ini bersifat jinak dan tidak membahayakan.

Dalam kondisi ini, ada cairan serebrospinal ekstra di area otak mereka, tetapi tidak menyebabkan kerusakan.

Hal seperti ini diyakini akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Meski demikian, ini pun perlu ditelaah lebih lanjut apakah ada indikasi membesar atau tidak tumor jinak tersebut.

2. Terapi Tumbuh Kembang

Perawatan berkelanjutan mungkin diperlukan untuk mengatasi makrosefali.

Ini biasanya dilakukan apabila kepala membesar ini diyakini dari genetika atau telah ada karena bawaan keluarga.

Terapi tumbuh kembang dibutuhkan untuk Si Kecil agar bisa hidup normal seiring hidupnya.

Terapi yang dibutuhkan dan disarankan medis meliputi:

Memang tak bisa dilakukan secara instan, terapi ini membutuhkan waktu yang lama untuk Si Kecil beradaptasi.

Baca Juga: Kenali Manfaat Terapi Gelombang Otak bagi Kesehatan

3. Operasi atau Pembedahan

Makrosefali yang membutuhkan operasi apabila kondisi yang mendasari membutuhkan tindakan cepat.

Ini misalnya ditemukan ada infeksi ataupun peradangan lain yang memicu komplikasi.

Pembedahan ini pun tak dilakukan pada semua kasus ini. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menimalisir risiko yang terjadi nantinya.

Apakah Makrosefali Bisa Dicegah?

makrosefali-bayi-lahir.jpg
Foto: makrosefali-bayi-lahir.jpg (Tommys.org)

Foto: Orami Photo Stocks

Makrosefali adalah istilah yang berarti "kepala besar". Kata itu tidak menunjukkan kondisi yang berbahaya, Moms.

Kepala besar bisa menjadi kondisi yang benar-benar normal dan sehat jika ukuran kepala besar menjadi ciri khas keluarga.

Pencegahan yang dilakukan di sini yakni dengan mengamati kondisi kepala bayi sejak ia lahir. Apakah ukuran tampak normal atau berbeda dari rata-rata?

Setiap melakukan program imunisasi setiap bulannya, dokter juga akan mengukur lingkar kepala bayi untuk mendiagnosisnya.

Oleh karena itu, pastikan Moms selalu mengamati dan melihat tanda-tanda tak bisa yang terjadi pada Si Kecil, ya.

Demikian serba-serbi makrosefali pada bayi baru lahir, semoga bermanfaat, Moms!

Jangan lupa juga untuk memantau berat badan, tinggi badan, hingga lingkar kepala Si Kecil sesuai dengan usianya, dengan tools Pertumbuhan dari Orami Apps.

Fitur ini akan memudahkan para orang tua untuk memastikan buah hati tumbuh sehat sekaligus dapat mendeteksi gangguan pertumbuhan sejak dini. Yuk, coba, Moms.

  • https://www.med.unc.edu/neurosurgery/services/pedsneuro/pediatric-neurosurgery-blog/macrocephaly-or-big-head/
  • https://www.peds.ufl.edu/divisions/genetics/newsletters/macrocephaly.pdf
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22685-macrocephaly

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb