25 Juni 2024

Makrosefali, Kondisi Lingkar Kepala Bayi Lebih dari Normal

Bisa dicegah dengan melakukan pengukuran mandiri

Sebagian bayi dilahirkan dengan kondisi makrosefali atau ketika lingkar kepala besar dari normalnya.

Meski jarang terjadi, hal ini membutuhkan perawatan intensif lebih lanjut.

Apakah kondisi ini bisa diketahui atau dicegah sejak dalam kandungan? Yuk, kenali bersama serba-serbi makrosefali pada bayi baru lahir.

Baca Juga: Kenali Microtia pada Bayi, Cacat Telinga Bawaan Lahir

Gejala Makrosefali Bayi

Makrosefali pada Bayi (mirror.co.uk)
Foto: Makrosefali pada Bayi (mirror.co.uk)

Macrocephaly atau makrosefali adalah sebutan untuk kepala bayi yang berukuran lebih besar dari rata-rata.

Sebagian besar kasus seperti ini tidak berbahaya jika masih dalam batas wajar.

Namun, ada pula kondisi yang mengarah pada tanda-tanda atau gejala penyakit tertentu.

Melansir UNC School of Medicine, berikut gejala dari makrosefali pada bayi yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Ada indikasi cacat mental atau keterlambatan tumbuh kembang
  • Pertumbuhan kepala membesar yang cepat
  • Memperlambat pertumbuhan bagian tubuh lainnya
  • Diikuti penyakit lain seperti epilepsi atau autisme

Jika ada sesuatu yang aneh atau mencurigakan, dokter biasanya akan mengukur kepala bayi yang membesar.

Apakah kepala bayi membesar karena fungsi otak, ada cairan di tengkorak, ataupun pertumbuhan tulang tengkorak berlebihan.

Nantinya, diagnosis makrosefali akan dilakukan tes seperti CT atau MRI scan.

Setelah itu, Si Kecil mungkin perlu melakukan tes darah atau tes genetik untuk mengetahui diagnosis akhir penyakit.

Baca Juga: Tabel Lingkar Perut Ibu Hamil Setiap Minggu dan Cara Mengukurnya

Penyebab Makrosefali pada Bayi

Mengukur Kepala Bayi (Orami Photo Stock)
Foto: Mengukur Kepala Bayi (Orami Photo Stock)

Makrosefali adalah kondisi yang bisa dialami bayi laki-laki maupun perempuan tanpa mengenal gender.

Ada berbagai penyebab umum yang membuat kepala bayi besar dari ukuran rata-rata.

Berikut sejumlah faktor yang menyebabkan macrocephaly, di antaranya:

1. Sindrom Sotos

Sindrom Sotos adalah suatu penyakit yang membuat kepala bayi membesar dibandingkan rata-rata normalnya.

Kondisinya menyebabkan pertumbuhan fisik yang cepat sebelum lahir dan setelah lahir sekalipun.

Selain makrosefali, bentuk kepala bayi juga akan lebih panjang dari biasanya.

Si Kecil dengan kondisi ini juga cenderung mengalami keterlambatan perkembangan tumbuh kembang.

2. Genetik

Pemeriksaan Kesehatan (Orami Photo Stock)
Foto: Pemeriksaan Kesehatan (Orami Photo Stock)

Ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena makrosefali, seperti genetika.

Studi dalam Peds Medicine menjelaskan bahwa ini merupakan kondisi yang bisa diturunkan dalam riwayat keluarga.

Diperkirakan juga bahwa anak-anak dengan autisme memiliki risiko makrosefali yang lebih tinggi.

Peluang terkena penyakit ini memperkirakan 15 sampai 35% anak-anak dengan autisme, akan mengalami ukuran kepala lebih besar.

Meski demikian, hingga sampai sekarang tak ada bukti khusus apakah ini didasarkan jenis kelamin, atau ras tertentu.

3. Pendarahan di Otak

Si Kecil dengan pertumbuhan berlebih pada kepala, mungkin disebabkan karena pendarahan otak.

Orang dengan makrosefali sering mengalami hidrosefalus. Ini adalah kondisi di mana jumlah cairan serebrospinal yang sangat tinggi terkumpul di otak.

Pendarahan yang terjadi secara tiba-tiba ini bisa menimbulkan gejala atau tanpa gejala.

Biasanya, pendarahan baru akan terlihat ketika dokter melakukan pemeriksaan CT scan atau MRI scan.

Anak mungkin akan menunjukkan gejala lain apabila makrosefali tampak cukup mengganggu.

Baca Juga: Melahirkan Bayi Prematur? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Merawatnya

4. Infeksi Tertentu

Bayi Baru Lahir (Orami Photo Stock)
Foto: Bayi Baru Lahir (Orami Photo Stock)

Infeksi atau terjadi peradangan tertentu dapat menyebakan makrosefali pada bayi.

Makrosefali adalah suatu kondisi yang tak boleh disepelekan. Jika dibiarkan, ini bisa merambat ke organ tubuh lainnya dengan cepat.

Terlebih jika ini disebabkan oleh suatu infeksi yang tidak disadari.

Infeksi pada otak karena bakteri ataupun virus, bisa membuat penderitanya merasakan gejala lain.

Ini meliputi ketidakmampuan untuk berpikir, rasa mual berlebihan, serta sakit kepala.

Melansir Cleveland Clinic, kondisi ini juga disebabkan karena pertumbuhan lambat pada Si Kecil.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.