15 Manfaat Jengkol untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
12. Baik untuk Saluran Cerna
Manfaat jengkol yang berikutnya adalah dapat meningkatkan kesehatan saluran cerna.
Klaim ini dibuktikan oleh salah satu percobaan pernah dilakukan pada tikus.
Dalam uji coba tersebut menemukan bahwa tikus yang makan jengkol mengalami peningkatan enzim superoxide dismutase, yang berperan penting dalam melindungi dinding lambung dari luka akibat asam lambung.
Ditengarai dari sinilah kemudian muncul anggapan jengkol baik untuk menghindari maag atau gangguan pencernaan.
Namun, tentu perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
13. Menurunkan Kolesterol
Manfaat jengkol yang satu ini berasal dari kandungan tanin dan saponin di dalamnya.
Kedua zat itu sebetulnya bekerja dengan menghambat penyerapan asam empedu yang bersatu dari kolesterol melalui usus.
Untuk menambal kehilangan asam empedu ini, hati kemudian mengubah kolesterol yang telah ada di dalam tubuh menjadi asam empedu.
Maka dari itu, kadar kolesterol dalam darah menurun.
Baca Juga: 15 Program Bank Tabungan Pendidikan Anak, Yuk Persiapkan!
14. Melawan Bakteri Jahat
Hasil penelitian mengungkapkan manfaat jengkol lainnya sebagai pembasmi bakteri jahat yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Bakteri tersebut misalnya Streptococcus mutans (dapat mengakibatkan pengeroposan gigi), Staphylococcus aureus (pneumonia), dan Escherichia coli (diare).
Selain bakteri tersebut, ekstrak kulit jengkol juga memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae (diare akut) dan Salmonella typhimurium (gastroenteritis).
Manfaat untuk melawan bakteri jahat di dalam tubuh tersebut berasal dari kandungan tanin dan flavonoin pada jengkol.
15. Mengobati Luka Bakar
Kandungan tanin pada jengkol juga bermanfaat sebagai campuran pada salep luka bakar.
Tanin terbukti memiliki sifat antibakteri dan antiseptik sehingga dapat mencegah luka bakar dari infeksi sekaligus mempercepat kesembuhannya.
Oleh petani, jengkol juga sering digunakan sebagai pestisida alami untuk membunuh hama atau serangga yang dapat merusak tanaman.
Pasalnya, jengkol mengandung asam jengkolat, alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, saponin, dan triterpenoid yang sekaligus dapat melindungi tanaman jengkol dari serangan hama.
Baca Juga: Benarkah Obat Kuat Herbal di Apotik Ampuh? Ini Penjelasannya!
Waspada Keracunan Asam Jengkolat
Melansir Majalah Kedokteran Andalas, selain mengandung beragam nutrisi, terdapat juga kandungan senyawa asam jengkolat dalam jengkol yang berisiko dapat menimbulkan keracunan.
Asam jengkolat atau jengkolic acid merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur.
Adanya unsur sulfur inilah menyebabkan asam jengkolat dapat menghasilkan bau yang kurang sedap.
Mengkonsumsi jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol.
Hal ini karena asam jengkolat yang terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif.
Namun demikian, tidak semua orang yang mengonsumsi jengkol akan mengalami keracunan.
Hal ini karena faktor utama penyebab kejadian keracunan akibat jengkol tergantung pada daya tahan tubuh seseorang.
Dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol, jumlah jengkol yang dikonsumsi, atau cara memasaknya.
Seseorang yang mengkonsumsi jengkol dalam kondisi lambung yang asam akan lebih berisiko mengalami keracunan.
Keracunan jengkol ini dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam suasana asam maupun basa.
Kristal ini kemudian menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing (tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Gejala keracunan asam jengkolat umumnya timbul 5-12 jam setelah seseorang mengkonsumsi jengkol.
Gejala yang timbul dapat berupa nyeri perut yang kadang-kadang disertai muntah, serangan kolik dan nyeri saat berkemih, disuria (gangguan berkemih), dan hematuria (darah di dalam urine).
Adanya darah dalam urine disebabkan oleh luka pada lambung, saluran kemih, bahkan ginjal akibat terkena kristal asam jengkolat yang tajam.
Jika keracunan asam jengkolat terus berlanjut, dapat terjadi gagal ginjal akut yang ditandai dengan fase oliguria-anuria (pengeluaran urine yang sangat sedikit hingga tidak dapat keluar).
Kemudian diikuti dengan fase poliuria (volume urine yang sangat besar dalam periode tertentu).
Pada pemeriksaan urine dengan mikroskop di laboratorium, dapat ditemukan hablur asam jengkolat berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset.
Baca Juga: 6+ Jenis dan Kriteria Makanan Sehat untuk Keluarga di Rumah
Manfaat jengkol cukup beragam, bukan, Moms? Jadi, jangan gengsi lagi mengonsumsi jengkol, ya!
Namun, Moms tetap ingat untuk membatasi porsi jengkol yang dikonsumsi agar tidak berlebihan.
Apabila khawatir bau mulut, Moms bisa menyiasatinya dengan sering menggosok gigi dan makan permen yang mengandung kandungan mint yang kuat.
Pastikan juga menjaga kebersihan saat buang air kecil di toilet umum.
Caranya, yaitu dengan menyiram toilet sampai bersih agar tidak menimbulkan aroma menyengat.
Selamat makan, Moms!
- https://steemit.com/health/@fajrilgooner/14-jengkol-archidendron-pauciflorum-for-body-health-benefits
- https://pfaf.org/user/Plant.aspx
- https://www.researchgate.net/publication/51481875_Evaluating_the_toxic_and_beneficial_effects_of_jering_beans_Archidendron_jiringa_in_normal_and_diabetic_rats
- http://repository.uin-suska.ac.id/18131/7/7.%20BAB%20II.pdf
- http://ik.pom.go.id/v2016/artikel/BAHAYA-KERACUNAN-ASAM-JENGKOLAT4.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.