
Sanmol Forte adalah yang efektif digunakan untuk menurunkan panas dan meredakan nyeri dalam intensitas ringan, seperti sakit gigi dan kepala.
Penggunaannya disesuaikan berdasarkan umur dan kondisi kesehatan masing-masing penderita.
Obat tidak bisa sembarangan dikonsumsi, termasuk pada ibu hamil dan menyusui, serta penderita gangguan ginjal, hati, dan asma.
Jika penggunaan melebihi dosis yang dianjurkan, ada sejumlah efek samping membahayakan, salah satunya kerusakan hati.
Sebelum menggunakan obat ini, Moms perlu mengetahui lebih lanjut terkait dengan manfaat, dosis, dan efek sampingnya.
Baca Juga: Kenali Psidii, Obat Herbal dengan Ekstrak Daun Jambu Biji
Foto: Anak Sakit Kepala - istockphoto (istockphoto)
Foto: Anak Sakit Kepala (istockphoto.com)
Obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan pada orang dewasa dan anak-anak.
Moms sebaiknya menggunakan sirup untuk mengatasi gangguan kesehatan pada bayi.
Di dalamnya terkandung paracetamol yang bisa juga disebut dengan acetaminophen digunakan sebagai analgetik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam).
Melansir dari MedlinePlus, acetaminophen digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang seperti:
Selain itu, acetaminophen juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri osteoarthritis (radang sendi yang disebabkan oleh rusaknya lapisan sendi).
Obat bekerja dengan mengubah cara tubuh merasakan rasa sakit dan dengan mendinginkan tubuh.
Parasetamol memang memiliki efek antiinflamasi, tetapi Sanmol Forte tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efeknya tidak begitu efektif.
Cara kerja obat paracetamol adalah menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX) yang berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri.
Dengan terhambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang.
Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.
Baca Juga: Bodrexin (Obat Demam Anak): Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping
Untuk mengatasi rasa nyeri dalam intensitas ringan hingga sedang, ini dosis penggunaan umum yang disarankan:
Obat dapat diberikan setiap 4 jam sekali atau sesuai dengan petunjuk penggunaan dari dokter, tetapi tidak boleh lebih dari 5 kali sehari.
Seperti pada ulasan sebelumnya, Sanmol Forte mengandung paracetamol yaitu bahan aktif untuk meredakan gangguan kesehatan.
Paracetamol digolongkan ke dalam kategori C, karena penelitian pada hewan menunjukkan efek buruk pada janin.
Sejauh ini tidak ada penelitian yang memadai terkait dengan penggunaannya pada manusia.
Namun, jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.
Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia.
Karena hal tersebut, penggunaan paracetamol pada ibu hamil harus sesuai berdasarkan rekomendasi dari dokter.
Baca juga: Sanmag, Obat Antasida untuk Turunkan Asam Lambung Berlebih
Efektivitas Sanmol Forte dapat meningkat atau menurun jika dibarengi dengan penggunaan obat lainnya.
Cara kerja obat juga akan berubah, sehingga tidak dapat bekerja maksimal atau justru menimbulkan efek racun pada tubuh.
Penting untuk mengetahui jenis obat apa saja yang berinteraksi dengan Sanmol Forte.
Berikut ini beberapa di antaranya:
Foto: Anak Alergi - istockphoto (istockphoto)
Foto: Anak Sakit Kepala (istockphoto.com)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat.
Baca Juga: Sering Menggaruk Tubuh? Hati-hati Tanda Stres
Sama halnya dengan penggunaan obat lainnya, Sanmol Forte juga harus disimpan dengan cara yang benar.
Begini cara penyimpanan yang disarankan:
Foto: Anak Mual - istockphoto (istockphoto)
Foto: Anak Mual (istockphoto.com)
Efek samping penggunaan obat sangat jarang terjadi.
Namun, beberapa kondisi berikut ini perlu diwaspadai:
Baca Juga: Lansoprazole (Obat Asam Lambung): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Itulah serba-serbi penggunaan Sanmol Forte untuk meredakan panas dan nyeri dalam intensitas ringan.
Pastikan mengonsumsi dalam dosis yang tepat agar efek samping membahayakan tidak dialami.