06 Februari 2024

HPL Sudah Lewat tapi Belum Ada Kontraksi, Apa Penyebabnya?

Jangan keburu panik ya, Moms!
HPL Sudah Lewat tapi Belum Ada Kontraksi, Apa Penyebabnya?

Hari perkiraan lahir (HPL) sudah lewat, tetapi kok belum ada tanda-tanda melahirkan? Moms mungkin panik ketika HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi.

Hari-hari terakhir kehamilan biasanya penuh dengan harapan dan kebahagiaan. Namun, stres dapat melanda jika HPL telah berlalu tanpa tanda-tanda kontraksi.

Tak heran jika calon orang tua merasa cemas dan khawatir ada sesuatu yang terjadi pada bayi dalam kandungan.

Kehamilan biasanya berlangsung selama 38 hingga 42 minggu.

Kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu disebut kehamilan post-term, berkepanjangan atau terlambat.

Meskipun begitu, normal terjadi jika Moms melahirkan sebelum atau setelah HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi.

Karena sebenarnya, kehamilan bisa berlanjut hingga dua minggu setelah tanggal perkiraan lahir.

Mungkin Moms bertanya-tanya, apa sebenarnya penyebab dan risiko dari HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Jangan Panik, Ini 15 Tanda-tanda Mau Melahirkan yang Wajib Diketahui!

Penyebab HPL Sudah Lewat tapi Belum Ada Kontraksi

Perut Ibu Hamil
Foto: Perut Ibu Hamil (Womenshealth.gov)

Dalam perjalanan kehamilan, Moms mungkin menghadapi situasi di mana HPL telah lewat, tetapi belum ada tanda-tanda kontraksi.

Fenomena ini bisa membingungkan dan menimbulkan kekhawatiran, tetapi sebenarnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi situasi ini.

Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi:

1. Predisposisi Genetik

Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG), predisposisi genetik atau faktor keturunan adalah salah satu penyebab umum dari kondisi ini.

Setiap individu memiliki karakteristik genetik yang unik, yang dapat mempengaruhi waktu persalinan.

Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa faktor genetik ini memainkan peran dalam situasi ini.

2. Kehamilan Pertama

Kehamilan pertama sering kali memiliki dinamika yang berbeda dibandingkan kehamilan berikutnya.

Tubuh Moms mungkin perlu waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri menjelang persalinan.

Ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa pada kehamilan pertama, HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi.

3. Riwayat Kehamilan yang Melewati HPL

Jika Moms pernah mengalami kehamilan yang melewati HPL pada masa sebelumnya, besar kemungkinan pola yang sama akan terulang.

Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi, kembali terjadi di kehamilan kali ini.

Baca juga: 15 Tanda-Tanda Mau Melahirkan yang Jarang Disadari

4. Jenis Kelamin Bayi

Beberapa orang percaya bahwa jenis kelamin bayi juga dapat mempengaruhi waktu persalinan.

Ada teori bahwa bayi laki-laki cenderung lahir lebih lambat daripada bayi perempuan.

Jika Moms sedang mengandung bayi laki-laki, maka kemungkinan HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi bisa lebih tinggi.

Namun, belum ada penelitian ilmiah yang kuat yang membenarkan klaim ini, ya Moms.

5. Indeks Massa Tubuh Tinggi (Obesitas)

Moms yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih tinggi, atau yang mengalami obesitas, mungkin menghadapi tantangan tambahan dalam merangsang kontraksi.

Kondisi ini bisa memperlambat proses persalinan dan menyebabkan HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi.

6. Kesalahan dalam Menghitung Tanggal Jatuh Tempo

Kesalahan dalam menghitung tanggal jatuh tempo juga bisa mempengaruhi situasi ini.

Bila Moms bingung mengenai tanggal pasti dimulainya periode menstruasi terakhir atau bila tanggal jatuh tempo didasarkan pada USG akhir trimester kedua atau ketiga.

Maka ada kemungkinan terjadi ketidakcocokan antara HPL dan perkiraan Moms.

7. Stres dan Rasa Cemas

Perlu diketahui, stres dan rasa cemas juga bisa menjadi penyebab HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi.

Hal ini dikarenakan tingkat stres yang tinggi atau kecemasan dapat menghambat pelepasan hormon-hormon yang diperlukan untuk memicu kontraksi.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Rhinitis Kehamilan yang Jadi Penyebab Hidung Tersumbat saat Hamil

Risiko HPL Sudah Lewat tapi Belum Ada Kontraksi

Pada minggu pertama setelah HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi, bayi dan ibu tidak berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi jika keduanya baik-baik saja.

Bahkan setelah itu, risiko sesuatu terjadi pada bayi tidak meningkat banyak. Tetapi risiko tertentu memang sedikit meningkat.

Melansir American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ketika kehamilan berlangsung antara 41 minggu serta 42 minggu atau lebih (kehamilan postterm), bayi mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti:

1. Makrosomia Janin

Makrosomia dalam Kehamilan
Foto: Makrosomia dalam Kehamilan (bowlfordiabetes.ca)

Risiko HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi yang pertama adalah makrosomia janin.

Makrosomia merupakan kondisi bayi baru lahir yang jauh lebih besar dari rata-rata.

Seorang bayi yang didiagnosis memiliki janin makrosomia memiliki berat lebih dari 8 pon, 13 ons (4.000 gram), terlepas dari usia kehamilannya.

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko persalinan pervaginam operatif, operasi caesar, atau bahu tersangkut di belakang tulang panggul Moms selama persalinan (distosia bahu).

2. Sindrom Postmaturitas

Sindrom Postmaturitas.jpg
Foto: Sindrom Postmaturitas.jpg (practo.com)

Sindrom postmaturitas mengacu pada janin yang berat badannya bertambah di dalam rahim setelah tanggal jatuh tempo telah berhenti, biasanya karena masalah dengan pengiriman darah ke janin melalui plasenta, yang menyebabkan kekurangan gizi.

Setelah lahir, bayi-bayi ini memiliki penampilan yang khas, seperti penurunan lemak di bawah kulit, kurangnya lapisan berminyak (vernix caseosa), penurunan rambut lembut, berbulu halus (lanugo), dan pewarnaan cairan ketuban, kulit dan tali pusat.

3. Kekurangan Air Ketuban

Air ketuban sedikit
Foto: Air ketuban sedikit

Risiko HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi selanjutnya adalah air ketuban menjadi sedikit.

Cairan ketuban rendah (oligohidramnion) adalah suatu kondisi di mana jumlah cairan ketuban lebih rendah dari yang diharapkan untuk usia kehamilan bayi.

Kondisi ini dapat memengaruhi detak jantung bayi dan menekan tali pusat selama kontraksi.

Baca Juga: Stop Mual Saat Hamil. Ini Super Food yang Wajib Moms Konsumsi di Masa Kehamilan

4. Gangguan Plasenta

plasenta bayi
Foto: plasenta bayi

Melansir Philosophical Transactions of the Royal Society B, plasenta merupakan organ yang sangat penting karena berfungsi untuk menyimpan dan melepaskan cadangan energi yang mendukung pertumbuhan janin.

Jika HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk memonitor kondisi plasenta.

Meskipun ada kemungkinan fungsi plasenta bisa menurun setelah melewati HPL, dokter tidak akan langsung melakukan tindakan medis karena perlu ada pemantauan ketat.


5. Infeksi Kehamilan

infeksi kehamilan
Foto: infeksi kehamilan

Jika mengalami HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi, tetap perhatikan gejala infeksi seperti flu atau infeksi kulit dan konsultasikan dengan dokter.

Meskipun infeksi ringan biasanya dapat diatasi, beberapa infeksi bisa berdampak serius pada kehamilan dan bisa menyebabkan kelahiran prematur.

6. Robekan Vagina yang Parah

Salah satu risiko dari keterlambatan kontraksi setelah HPL adalah terjadinya robekan vagina yang parah saat persalinan.

Kontraksi membantu rahim untuk mempersiapkan jalan lahir.

Jika kontraksi terlambat atau tidak terjadi, risiko robekan vagina yang lebih besar dapat terjadi saat bayi akhirnya lahir.

Hal ini dapat memerlukan tindakan medis lebih lanjut dan pemulihan yang lebih lama.

7. Perdarahan Postpartum

Keterlambatan kontraksi juga dapat meningkatkan risiko perdarahan postpartum atau perdarahan setelah persalinan.

Kontraksi membantu rahim untuk mengecil dan menghentikan pendarahan setelah bayi lahir.

Tanpa kontraksi yang efektif, risiko perdarahan yang lebih besar dapat terjadi, yang memerlukan penanganan medis segera.

Baca juga: 17+ Cara Memancing Kontraksi agar Cepat Melahirkan

8. Mekonium di Paru-paru

Mekonium adalah tinja bayi yang dikeluarkan dalam kandungan dan dapat masuk ke dalam paru-paru bayi saat proses persalinan.

Kontraksi membantu mengeluarkan mekonium dari saluran pernapasan bayi.

Jika kontraksi terlambat atau tidak cukup kuat, mekonium dapat menciptakan masalah pernapasan pada bayi yang baru lahir, memerlukan perawatan intensif.

9. Masalah Lain Tak Terduga

Keterlambatan atau kontraksi yang kurang kuat, dapat menimbulkan masalah tak terduga dalam persalinan, seperti kesulitan proses persalinan atau posisi bayi yang sulit.

Komplikasi ini memerlukan intervensi medis segera karena bisa meningkatkan risiko lahir mati.

Untuk mencegahnya, dokter biasanya akan merekomendasikan induksi persalinan sebelum kehamilan mencapai 3-4 minggu setelah HPL.

Baca Juga: Yuk Atasi Perut Kembung Saat Menstruasi dengan 5 Ramuan Tradisional Ini!

Cara Mengatasi HPL Sudah Lewat tapi Belum Ada Kontraksi

Moms merasa cemas karena HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi?

Tenang, selama dokter merasa situasinya masih dalam kendali dan belum menyarankan induksi persalinan, Moms masih punya opsi lain untuk merangsang kontraksi.

Berikut adalah beberapa metode yang bisa Moms coba:

1. Seks

seks saat hamil
Foto: seks saat hamil

Salah satu cara paling alami untuk merangsang kontraksi adalah dengan berhubungan seks.

Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam American Family Physician, air mani pria mengandung prostaglandin—sejenis hormon yang membantu mematangkan serviks.

Ketika serviks sudah matang, peluang persalinan akan lebih besar.

Selain itu, saat berhubungan seks, wanita juga akan melepaskan prostaglandin tambahan yang bisa membantu mempercepat proses tersebut.

Bukan hanya itu, merangsang payudara dan puting selama aktivitas seksual bisa memicu pelepasan oksitosin, hormon yang juga membantu dalam kontraksi.

2. Berjalan

jalan kaki ibu hamil
Foto: jalan kaki ibu hamil (Orami Photo Stock)

Berjalan bisa menjadi pilihan sederhana, tapi efektif untuk mempercepat kontraksi.

Alasannya? Saat Moms berjalan, berat badan bayi akan memberikan tekanan pada leher rahim.

Tekanan ini membantu dalam proses pelebaran serviks dan juga merangsang bayi untuk masuk lebih dalam ke panggul, sehingga mempersiapkannya untuk melalui jalan lahir saat persalinan.

3. Minyak Evening Primrose

Minyak Evening Primrose.jpg
Foto: Minyak Evening Primrose.jpg (medicalnewstoday.com)

Beberapa bidan dan praktisi kesehatan alternatif merekomendasikan penggunaan minyak evening primrose.

Minyak ini diklaim bisa merangsang produksi prostaglandin, yang berperan dalam mematangkan serviks dan memicu kontraksi.

Jika Moms tertarik untuk mencoba, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya.

Baca Juga: Mengenal Retinopati Prematuritas, Risiko Kebutaan Pada Bayi Prematur


4. Akupuntur

Akupuntur
Foto: Akupuntur (Freepik.com/freepik)

Akupuntur adalah teknik yang telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan Tiongkok.

Konsep di balik akupuntur adalah menyeimbangkan chi atau energi vital di dalam tubuh. Teknik ini juga dapat merangsang perubahan hormon dan sistem saraf.

Dalam melakukan akupuntur, penting untuk mencari ahli akupuntur berlisensi yang dapat melakukan prosedur dengan aman dan efektif.

Ini juga merupakan cara yang bisa Moms coba untuk memancing kontraksi, jika HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi.

5. Akupresur

Akupresur
Foto: Akupresur (Twowander.com)

Akupresur adalah teknik lain yang dapat membantu memulai proses persalinan.

Beberapa praktisi percaya bahwa akupresur dapat merangsang kontraksi.

Namun, penting untuk mendapatkan instruksi yang tepat dari ahli akupresur terlatih sebelum mencoba teknik ini sendiri.

Selain memicu persalinan, akupresur juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan selama proses persalinan.

Jadi, jika kontraksi belum terjadi, akupresur tetap dapat memberikan manfaat lain yang mungkin bisa membantu.

6. Stimulasi Puting

Stimulasi puting adalah metode lain yang bisa dicoba untuk memicu kontraksi, jika HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi.

Merangsang puting dapat menyebabkan rahim berkontraksi, yang pada gilirannya dapat memicu persalinan.

Selain itu, stimulasi puting juga dapat merangsang produksi oksitosin, hormon yang memicu kontraksi rahim dan keluarnya ASI dari payudara.

Tindakan ini juga memiliki manfaat jangka panjang dalam proses menyusui.

Jika Moms ingin menyusui bayi segera setelah melahirkan, stimulasi puting yang sama akan membantu rahim menyusut kembali ke ukuran aslinya.

Baca juga: 10+ Cara Mengetahui Kehamilan dengan Memegang Perut, Akurat!

7. Tetap Tenang dan Sabar

Situasi seperti ini memang bisa menimbulkan kecemasan, tetapi penting untuk tetap tenang dan sabar.

Ingatlah bahwa setiap kehamilan memiliki dinamika yang unik, dan tidak selalu mengikuti waktu yang sama.

Penanganan Medis

Kenali Hal-Hal yang Terjadi Jika Ibu Hamil Kurang Gizi Berikut 01.jpg
Foto: Kenali Hal-Hal yang Terjadi Jika Ibu Hamil Kurang Gizi Berikut 01.jpg (todaysparent.com)

Mengawasi kehamilan harus tetap dilakukan setelah HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi. Kunjungan ke dokter akan berlanjut setelah Moms melewati tanggal jatuh tempo.

Selama pemeriksaan tersebut, penyedia layanan kesehatan akan memeriksa ukuran janin , detak jantung, posisi dan bertanya tentang gerakan bayi.

Jika Moms lebih dari satu minggu setelah HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi, dokter mungkin melakukan pemantauan detak jantung janin, volume cairan ketuban dan USG janin.

Dalam beberapa kasus, induksi persalinan mungkin direkomendasikan.

Induksi persalinan adalah stimulasi kontraksi uterus selama kehamilan sebelum persalinan dimulai dengan sendirinya untuk mencapai kelahiran.

Moms bisa memilih proses induksi jika memang ingin melakukannya selama dokter mengizinkan. Moms mungkin diberikan obat untuk membantu mematangkan serviks.

Dokter juga akan melebarkan serviks dengan memasukkan tabung kecil (kateter) ke dalamnya dengan balon tiup di ujungnya.

Mengisi balon dengan salin dan menempelkannya di bagian dalam leher rahim membantu mematangkan leher rahim.

Jika kantung ketuban masih utuh, dokter mungkin akan memecahkan air dengan membuat lubang dengan kait plastik tipis.

Baca Juga: Mengenal Induksi Ovulasi, Alternatif Program Hamil Selain Bayi Tabung

Jika perlu, Moms mungkin juga diberikan obat untuk memulai kontraksi. Pilihan umum adalah Pitocin, versi sintetis oksitosin hormon.

Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi (misalnya, bayi tumbuh sangat besar sehingga sulit melahirkan pervaginam) atau gawat janin.

Gawat janin terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen.

Kondisi ini menyebabkan detak jantung bayi turun dan bayi tidak dapat mentolerir tekanan persalinan.

Banyak dokter akan menginduksi persalinan jika Moms dua minggu HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi.

Ingatlah bahwa dokter akan memberikan pilihan yang aman untuk Moms. Tetap tenang dan mencari dukungan juga penting dalam menghadapi kondisi ini.

Apakah Moms pernah mengalami HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi? Share pengalaman Moms juga, yuk.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279571/
  • http://acog.org/womens-health/faqs/when-pregnancy-goes-past-your-due-date
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4305167/
  • https://www.aafp.org/afp/2003/0515/p2123.html
  • https://www.whattoexpect.com/pregnancy/labor-and-delivery/what-to-do-past-your-due-date/
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/overdue-pregnancy/art-20048287
  • https://www.marchofdimes.org/pregnancy/inducing-labor.aspx
  • https://www.verywellfamily.com/true-labor-versus-false-labor-2752948

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb