09 April 2024

Bronkopneumonia: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya!

Kondisi ini bisa menyerang anak di bawah 2 tahun
Bronkopneumonia: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya!

Bronkopneumonia adalah sejenis pneumonia yang terjadi di bronkus dan alveolus yaitu peradangan atau infeksi akibat virus, bakteri, atau jamur.

Sebagai informasi, bronkus adalah saluran udara yang memastikan udara masuk dengan sempurna dari trakea ke alveolus.

Sedangkan, alveolus adalah kantong udara kecil yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Simak lebih lengkapnya di bawah ini, ya!

Baca Juga: Comtusi Sirup, Mengatasi Batuk dengan Mengencerkan Dahak dan Melegakan Saluran Napas

Perbedaan Pneumonia dan Bronkopneumonia

Konsultasi ke Dokter
Foto: Konsultasi ke Dokter (Freepik.com/jcomp)

Nah, pneumonia adalah infeksi paru-paru yang terjadi akibat virus, bakteri, atau jamur yang menyebabkan peradangan dan infeksi pada alveoli.

"Pneumonia adalah peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi.

Infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru sehingga alveoli yang seharusnya terisi udara, dipenuhi cairan atau nanah.

Hal ini menyebabkan keluhan batuk, demam, sesak napas, atau nyeri dada," jelas dr. Ademalla Kirana Nungtjik, Sp. P Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Lalu, bronkopneumonia adalah jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada alveoli.

Sejauh ini, Moms sudah bisa membedakannya, bukan?

Kedua kondisi ini masih terbilang sama karena sama-sama menyerang paru-paru.

Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), di Amerika, kondisi ini menyebabkan sebanyak 51.811 kematian setiap tahunnya.

Sebagian besar kasus terjadi pada orang dewasa usia 65 tahun ke atas.

Baca Juga: Serba-serbi Penyakit ISPA pada Anak, Yuk Cari Tahu Moms!

Gejala Bronkopneumonia

Anak Sakit Kepala (Orami Photo Stock)
Foto: Anak Sakit Kepala (Orami Photo Stock)

Bronkopneumonia adalah infeksi paru-paru yang sering disebabkan oleh bakteri atau virus dan dapat menyebabkan gejala yang mengganggu.

Gejala utama bronkopneumonia ini seringkali diawali dengan gejala mirip flu yang dapat menjadi lebih parah dalam beberapa hari.

Selain itu, penderita bronkopneumonia juga dapat mengalami gejala seperti mual, muntah, dan diare.

Berikut ini gejala umum yang bisa terjadi, meliputi:

  • Demam
  • Batuk yang mengeluarkan lendir
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Pernapasan cepat
  • Berkeringat
  • Panas dingin
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Radang selaput dada, atau nyeri dada akibat peradangan akibat batuk berlebihan
  • Kelelahan

Gejalanya mungkin sangat serius pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau penyakit lain.

Kemudian untuk anak-anak dan bayi mungkin menunjukkan gejala yang berbeda, seperti:

  • Detak jantung yang cepat
  • Kadar oksigen darah rendah
  • Retraksi otot dada
  • Tantrum
  • Tidak nafsu makan
  • Demam
  • Penyumbatan
  • Kesulitan tidur

Jika Moms melihat beberapa tanda di atas dan terjadi berulang, penting untuk segera mencari perawatan medis guna mencegah komplikasi lebih lanjut dan mempercepat proses penyembuhan.

Penyebab Bronkopneumonia

Anak Batuk
Foto: Anak Batuk (Freepik.com/mdjaff)

Mengutip dari Microbial Etiology of Pneumonia: Epidemiology, Diagnosis and Resistance Patterns, kondisi ini adalah masalah kesehatan dunia yang serius bahkan menjadi penyebab kematian akibat penyakit menular di dunia.

Terlebih, kondisi ini bersifat berbahaya jika dibarengi dengan penyakit lainnya dan akibat faktor usia.

Di sisi lain, bronkopneumonia dan pneumonia bisa disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur.

"Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Beberapa jenis mikroorganisme yang umumnya menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, serta virus penyebab flu dan virus Sars-COV-2 penyebab Covid-19," jelas dr. Ademalla Kirana.

Penyakit yang menyerang paru-paru ini menular dan bisa menyebar di antara orang-orang sehat lainnya.

Penularannya bisa melalui bersin dan batuk kemudian udara yang tercampur dengan batuk dan bersin terhirup oleh orang yang sebelumnya tidak tertular.

Berikut ini jenis bakteri yang menyebabkan bronkopneumonia:

  • Staphylococcus aureus
  • Haemophilus influenzae
  • Pseudomonas aeruginosa
  • Escherichia coli
  • Klebsiella pneumoniae
  • Spesies Proteus

Faktor Risiko Bronkopneumonia

Semua orang bisa mengalami bronkopneumonia, tapi ada beberapa orang yang lebih berisiko terhadap kondisi ini.

Bronkopneumonia sering menyerang orang dewasa hingga lansia yang berusia 65 tahun ke atas.

Inilah faktor risiko lainnya:

1. Usia

Ilustrasi Tangan Lansia
Foto: Ilustrasi Tangan Lansia (Freepik.com/rawpixel-com)

Orang yang berusia di 65 tahun atau lebih berisiko mengidap bronkopneumonia.

Namun, tidak hanya menyerang lansia saja, lho!

Melainkan, anak-anak usia 2 tahun atau yang lebih kecil juga memiliki risiko terkena penyakit paru-paru ini.

Bahkan berisiko mengalami komplikasi serius ketika anak beranjak dewasa.

2. Faktor Lingkungan

Tenaga kesehatan hingga pekerja lainnya yang berada di rumah sakit lebih berisiko terhadap penularan bronkpneumonia.

Tidak hanya di rumah sakit, tempat penitipan anak, panti asuhan, panti jompo, hingga tempat tinggal padat lainnya yang meningkatkan risiko kondisi ini.

Baca Juga: Infeksi Saluran Pernapasan Akut: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasi

3. Gaya Hidup

Gaya hidup yang buruk, seperti merokok, penggunaan alkohol, hingga gizi buruk, bisa meningkatkan risiko penyakit ini.

Merokok dapat merusak sistem pernapasan dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Orang yang merokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan bronkopneumonia dan penyakit pernapasan lainnya.

4. Kondisi Medis

Memiliki kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko terkena pneumonia jenis ini, yaitu:

Menurut dr. Ademalla Kirana pneumonia dapat menjangkit siapa saja mulai dari anak, remaja, hingga lanjut usia.

Tetapi, terdapat beberapa kondisi atau faktor yang meningkatkan risiko pneumonia, antara lain:

  • Bayi dan anak usia kurang dari 2 tahun karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang dengan sempurna.
  • Orang dengan dengan usia 65 tahun atau lebih.
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Orang yang mengonsumsi obat-obatan terlarang.
  • Memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang tidak terkontrol.
  • Memiliki kondisi-kondisi lain yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

5. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah

Kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Seperti HIV/AIDS, pengobatan imunosupresif, atau kondisi medis.

Seperti kanker, diabetes, atau penyakit autoimun, dapat meningkatkan risiko infeksi termasuk bronkopneumonia.

6. Ketergantungan Alkohol

Ketergantungan alkohol atau penyalahgunaan zat tertentu dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

Dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah tentunya akan, meningkatkan risiko infeksi termasuk bronkopneumonia.

Itu dia Moms, faktor risiko dari penyakit bronkopneumonia.

Memahami faktor risiko ini penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Jika seseorang memiliki faktor risiko tertentu, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

Dengan tujuan untuk perencanaan pencegahan dan pengelolaan yang sesuai.

Baca Juga: 7 Cara Mengeluarkan Dahak di Paru-paru dengan Alami

Cara Menyembuhkan Bronkopneumonia

Obat-obatan
Foto: Obat-obatan (Orami Photo Stocks)

Pengobatan pneumonia harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan penyakit.

Pneumonia akibat infeksi bakteri, diatasi dengan antibiotik.

Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus, diberikan obat antivirus.

Sementara pneumonia yang disebabkan oleh jamur, diobati dengan obat antijamur.

Beberapa obat tambahan lain untuk meringankan gejala pneumonia antara lain obat penurun panas, pereda nyeri, obat batuk, hingga multivitamin.

Dalam kasus infeksi virus seperti influenza, dokter mungkin meresepkan antivirus untuk membantu mengurangi lamanya penyakit dan keparahan gejala.

Maka dokter akan meresepkan antibiotik jika Moms mengalami infeksi bakteri.

Jangan lupa untuk memperbanyak istirahat, mengonsumsi makanan berprotein tinggi, cukup serat, dan kaya akan cairan.

Dalam kasus yang parah, seorang anak mungkin memerlukan rawat inap untuk menerima yang berikut:

  • Cairan IV
  • Pengobatan
  • Pemberian oksigen
  • Terapi pernapasan

Baca Juga: Mengenal Anthrax, Penyakit yang Ditularkan dari Hewan Ternak dan Bisa Menyebabkan Kematian!


Bronkopneumonia Bisa Menular

Perempuan Bersin
Foto: Perempuan Bersin (Freepik.com/benzoix)

Mungkin sering bertanya-tanya apakah kondisi ini bisa menular? Kondisi ini bisa menular, ya Moms.

"Pneumonia dapat menular. Saluran napas bagian bawah sampai ke paru bersifat steril.

Paru terlindung dari infeksi melalui mekanisme pertahanan awal berupa filtrasi bulu hidung, refleks batuk, bulu-bulu halus di saluran napas, serta adanya faktor imunitas," ujar dr. Ademalla Kirana.

Nah, jika mekanisme pertahanan tersebut terganggu atau virulensi (kekuatan penyebab infeksi) bertambah, maka agen yang menyebabkan infeksi dapat masuk ke saluran napas bagian bawah.

Cara masuknya yaitu melalui hirupan napas atau inhalasi droplet (percikan dahak) yang dikeluarkan saat penderita bersin dan batuk.

Atau juga bisa melalui aspirasi flora komensal, yakni flora normal tubuh dari saluran napas bagian atas.

Baca Juga: 7 Cara Mengeluarkan Dahak di Paru-paru dengan Alami

Cara Mencegah Bronkopneumonia

Vaksinasi
Foto: Vaksinasi (Istockphoto)

Mencegah bronkopneumonia merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan pernapasan.

Langkah-langkah perawatan sederhana dapat mengurangi risiko sakit dan mengembangkan bronkopneumonia.

Untuk mencegah bronkopneumonia, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

  • Vaksinasi

Pastikan Moms dan anggota keluarga mendapatkan vaksinasi yang dianjurkan, seperti vaksin pneumonia dan vaksin flu.

Ini karena vaksinasi dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan virus yang dapat menyebabkan bronkopneumonia.

  • Cuci Tangan

Rajinlah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, atau setelah bersin atau batuk..

  • Jaga Imunitas Tubuh

Konsumsi makanan bergizi, tidur cukup, dan lakukan olahraga secara teratur untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat.

Sebab, sistem kekebalan tubuh yang baik dapat membantu melawan infeksi dan mencegah komplikasi penyakit.

  • Jaga Kebersihan Lingkungan

Rajinlah membersihkan dan menjaga kebersihan lingkungan di rumah, khususnya permukaan yang sering disentuh.

Baca Juga: Pneumonia pada Anak: Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya

Nah, itulah informasi seputar bronkopneumonia yang dijelaskan pula oleh dr. Ademalla Kirana, semoga bermanfaat, ya Moms!

  • https://www.mdpi.com/1422-0067/17/12/2120
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/323167#prevention
  • https://www.healthline.com/health/bronchopneumonia#risk-factors
  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1400/bronkopneumonia

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb